Milenial, mungkin sebagian dari kita sudah tak asing lagi dengan sebutan untuk generasi manusia yang lahir dari tahun 1980 hingga 1990-an. Generasi milenial ini merupakan generasi dengan latar belakang perkembangan teknologi yang mengalami masa transisi internet; platform media sosial. Hal ini tentunya menjadi perubahan paling krusial dan berpengaruh dalam kehidupan manusia khususnya di masa modern ini. Dapat dikatakan, keberadaan teknologi sudah mengubah komunikasi yang terjadi di seluruh dunia.

Melalui perubahan masif yang terjadi, tentunya akan ada perbedaan dalam memahami setiap generasi khususnya, milenial. Menurut studi “The Millennial Generation Research Review”, milenial merupakan generasi yang paling banyak diteliti hingga hari ini dengan pernyataan bahwa milenial terobsesi dengan teknologi dan gemar memakai media sosial. Melalui hasil penelitian ini, menyimpulkan bahwa generasi milenial seringkali dianggap narsis karena adanya penggunaan teknologi dan media sosial. Namun, benarkah generasi milenial itu narsis?

Istilah narsis merupakan sifat yang umumnya merujuk kepada orang-orang yang memiliki perasaan cinta yang ekstrim/berlebihan terhadap diri sendiri. Sehingga orang yang memiliki sifat ini akan sulit untuk menyesuaikan diri dan peduli kepada orang atau lingkungan sekitarnya. Konsep narsisme ini juga telah dikemukakan oleh Sigmund Freud, ahli psikologi dengan memberikan paparan definisi yang sama yaitu “perasaan cinta pada diri sendiri disertai dengan kecenderungan untuk kagum, sangat memperhatikan kecakapan atau kecantikannya, dan lebih mementingkan kepentingan dirinya.” Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, sifat narsis ini membuat seseorang menganggap dirinya lah yang paling penting dan sangat superior sebagai pusat di alam semesta ini.

Jika dilihat secara sekilas, maka sifat narsis ini memang bisa dikaitkan dengan kaum milenial. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa adanya perkembangan media sosial yang memberikan kebebasan bagi para penggunanya, khususnya generasi milenial untuk mengunggah segala aspek yang ada ke dunia maya. Melalui kesempatan lebih untuk mengakses media sosial dalam mempromosikan dan merefleksikan diri jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, maka tidak heran jika seringkali terjadi kesalahpahaman seperti salah mengerti dan menganggap milenial merupakan generasi yang narsis. Asumsi tersebut, semakin diperkuat dengan adanya fakta dari detik.com yang memperlihatkan pengaruh dari media sosial dengan hasil bahwa ada lebih dari 171,17 juta pengguna internet di Indonesia, 91% diantaranya adalah generasi milenial berusia 15 sampai 19 tahun dan 88,5% lainnya berusia 20 sampai 24 tahun  yang rata-rata menghabiskan waktu sekitar 2,5 jam perhari untuk bermain media sosial.

Hal ini juga menjadi perdebatan oleh para ahli psikologis yang sejauh ini terdapat dua pendapat berbeda yaitu dari Jean Twenge, psikolog di Universitas San Diego, California dan Psikolog Jeffrey Arnett dari Universitas Clark. Pada pendapat pertama, Jean Twenge cukup vokal mendukung bahwa milenial merupakan generasi narsis melalui bukti hasil studi Twenge terkait sikap narsis yang meningkat di kalangan mahasiswa AS dan juga melalui perubahan budaya, khususnya budaya individualis yang jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya maka, milenial terlihat lebih peduli pada pencapaian individu dibanding tanggung jawab sosial. Namun, melalui pendapat kedua, Jeffrey Arnett meyakini bahwa klaim Twenge tidak bisa dijadikan patokan karena sampel penelitiannya tidak merepresentasikan generasi muda secara keseluruhan. Pendapatnya juga didukung dengan cukup banyak bukti dan salah satunya melalui penelitian di jurnal Psychological Science yang menemukan bahwa tingkat narsisme pada anak muda justru turun bahkan sejak tahun 1990-an. Melalui perbedaan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli psikologi ini, menandakan bahwa asumsi milenial merupakan generasi narsis bukanlah suatu fakta yang benar dan mutlak melainkan hanya berupa pendapat yang diutarakan dan diyakini oleh sebagian orang.

Maka dapat disimpulkan bahwa narsisme, merupakan hal yang tak bisa digeneralisasikan dalam satu generasi khususnya kepada milenial. Akan ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi yang menjadi pembanding dalam hal tersebut. Sehingga bagaimanapun juga, tidak ada yang dapat memberikan jawaban pasti mengenai hal ini. Itu semua kembali lagi kepada pendapat masing-masing terkait setiap generasi yang ada.

References

Attharig, R. (2022, February 25). Gramedia.com. From Pengertian Narsisme & Memahami Fenomena Narsisme Milenial: https://www.gramedia.com/best-seller/narsisme/#Pengertian_narsisme

Jarrett, C. (2017, November 17). BBC. From Millennials are narcissistic? The evidence is not so simple: https://www.bbc.com/future/article/20171115-millenials-are-the-most-narcissistic-generation-not-so-fast

Sampoerna University. (2021, November 26). From Generasi Milenial: Latar Belakang dan Karakteristiknya: https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/generasi-milenial-latar-belakang-dan-karakteristiknya/