Pandemi Covid-19 merupakan suatu kejadian bersejarah di dunia, dengan kondisi adanya virus mematikan yang dapat menular dari satu individu ke individu melalui droplet. Dampak Covid-19 juga sangat serius, tidak hanya di sektor kesehatan tetapi juga di sektor ekonomi, budaya, sosial dan bahkan pendidikan. Pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya untuk memutus rantai penularan virus berbahaya ini. Selain menggencarkan vaksinasi, juga dilakukan berbagai kebijakan untuk membatasi mobilitas dan kerumunan, seperti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

 

Di masa pandemi dengan berbagai keterbatasan, kegiatan masyarakat pun mengalami pergeseran. Adaptasi dengan situasi baru banyak dilakukan masyarakat. Hasilnya dapat berupa positif dan negatif karena setiap manusia mempunyai karakter, latar belakang dan kebiasaan yang berbeda-beda dan juga mempunyai cara yang berbeda-beda untuk menghadapi suatu masalah.

 

Berikut adalah beberapa contoh dampak positif yang mengubah perilaku gen Z di masa pandemi:

 

  1. Mengubah pola hidup menjadi lebih sehat

Di era pandemi Covid-19, mempunyai tubuh yang sehat dan imun yang kuat untuk mencegah tertularnya virus dan penyakit yang lain sangat penting. Oleh karena itu, masyarakat lebih waspada, lebih menjaga, dan lebih sadar akan kesehatannya. Beberapa hal yang dilakukan masyarakat dalam mengubah pola hidup menjadi lebih sehat :

 

  • Penuhi kebutuhan nutrisi harian tubuh dengan mengonsumsi makanan berserat tinggi yang cukup.
  • Perbaiki jadwal tidur menjadi 7-9 jam per malam.
  • Berpikir positif agar kesehatan mental meningkat.
  • Melakukan olahraga secara rutin dan dapat dimulai dengan olahraga ringan seperti jalan/lari setiap pagi sebelum memulai aktivitas

 

  1. Menemukan hobi baru

Diberlakukannya PSBB oleh pemerintah membuat masyarakat berpikir keras apa yang harus mereka lakukan untuk mengisi waktu luang dengan bermanfaat. Contoh yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang adalah mencoba hobi-hobi baru seperti belajar alat musik (gitar, piano, drum dan lain sebagainya), melukis dan menggambar.

 

  1. Membuat bisnis

Tidak sedikit masyarakat yang menggunakan waktu luang untuk membuat bisnis sendiri, membantu membangkitkan ekonomi pribadi dan sekitarnya. Bisnis yang berjalan tidak hanya di bidang kuliner tetapi banyak yang mencoba juga di bidang lainnya seperti fashion. Tidak dipungkiri selama masa pandemi banyak bisnis kuliner yang berkembang pesat, mulai dari bisnis kuliner yang dibuat sendiri di rumah sampai bisnis kuliner yang sudah mempunyai nama besar.

 

  1. Mengasah soft skill dan hard skill

Akses konektivitas internet sudah sangat mudah secara global dan sangat membantu untuk mendapatkan informasi yang ingin kita dapatkan. Contohnya adalah mengasah soft skill dan hard skill yang kita miliki. Soft skill yang bisa dilatih adalah public speaking, bagaimana cara melakukan komunikasi publik dengan cara yang baik dan benar. Dengan memanfaatkan sosial media, kita dapat mendapatkan informasi apa saja yang ingin didapatkan seperti bagaimana membuat design poster yang bagus dan dapat menarik perhatian konsumen. Dari semua privilege yang dimiliki, tidak ada lagi penghalang untuk tidak dapat mengasah soft skill dan hard skill sebagai pengisi waktu luang di saat PSBB dan meningkatkan kualitas diri.

 

  1. Mencoba hal baru

Gen Z mempunyai waktu luang yang sangat banyak di masa pandemi karena diberlakukannya PSBB dan tidak ada kegiatan belajar megajar secara tatap muka lagi. Banyak gen Z yang memanfaatkannya dengan mencoba hal-hal yang belum pernah dilakukan, seperti memasak, belajar mengendarai sepeda motor atau mobil, dan lain sebagainya.

 

Selain perubahan perilaku yang positif, tidak sedikit juga Gen Z yang mengalami perubahan perilaku secara negatif karena pandemi. Berikut adalah beberapa contoh perubahan perilaku negatif Gen Z karena pandemi:

 

  1. Pola tidur dan pola hidup yang memburuk

Diberlakukannnya PSBB membuat para Gen Z lepas dari tanggung jawab harus pergi ke sekolah untuk belajar secara tatap muka langsung dan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online. Akibatnya pola tidur para Gen Z tidak teratur dan sering bergadang. Mereka dapat tetap segar di malam hari dan melakukan aktivitas tetapi tidur di pagi hari. Perilaku tersebut sangat berbahaya dan menimbulkan efek jangka pendek dan panjang yang buruk bagi kesehatan.

 

  1. Sifat konsumtif

Rasa bosan yang timbul karena PSBB dan di rumah saja akibat COVID-19 membuat para Gen Z mempunyai sifat konsumtif. Adanya keinginan untuk membeli kebutuhan sekunder secara sering dan banyaknya pengaruh iklan-iklan di media sosial turut menjadi pemicu. Mereka dapat menelusuri halaman/ situs aplikasi belanja online selama berjam-jam dan berujung membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.

 

  1. Timbulnya rasa malas gerak

Pada masa sekarang semuanya serba online dan instan, terlebih adanya pandemi membuat semua hal dapat dilakukan secara tidak langsung. Dampak yang ditimbulkan tidak selalu positif melainkan juga negatif. Timbulnya rasa malas gerak karena semuanya sudah serba instan, mudah dan online, semuanya dapat dikontrol dengan menggunakan genggaman tangan saja yaitu smartphone.

 

Pandemi COVID-19 berdampak sangat besar bagi perubahan perilaku dan pertumbuhan karakter para Gen Z di dunia, khususnya Jakarta. Peran orang tua sangat dibutuhkan di masa-masa seperti ini untuk membantu terus memantau dan membimbing para Gen Z agar tetap berperilaku positif dan terus meningkatkan kualitas diri. Sangat banyak hal yang dapat dilakukan dan dikembangkan di waktu luang yang dimiliki oleh para Gen Z. Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang nantinya akan menggantikan para pemimpin sekarang, mereka nantinya yang akan memimpin negeri ini. Kualitas para Gen Z sangat dibutuhkan agar dapat memajukan bangsa ke arah yang lebih baik.