Perkembangan media komunikasi saat ini, berlangsung secara cepat. Banyak orang dengan kreativitasnya membuat aplikasi-aplikasi baru sehingga di setiap tahunnya ada saja penemuan ataupun teknologi baru yang dapat membantu meringankan kegiatan sehari-hari. Meskipun di setiap tahunnya ada penemuan-penemuan baru, tetapi dalam merancang teknologi ataupun aplikasi baru membutuhkan proses dengan menghabiskan banyak waktu. Contohnya saja ditahun 2018 yang lalu ada aplikasi baru yang digemari oleh masyarakat luas yakni MiChat. MiChat merupakan aplikasi komunikasi untuk menghubungkan orang-orang dengan keluarga maupun sahabat dekat melalui fitur obrolan yang menyenangkan. Pada tahun 2018, MiChat ini menjadi salah satu aplikasi gratis yang banyak diunduh.

Saat ini, aplikasi MiChat sedang menjadi fokus penyelidikan dan pengamatan karena telah banyak laporan, yang melaporkan MiChat sebagai aplikasi Open BO. Open BO dikenal dengan Open Booking Out atau Open Booking Online yang mengarah pada upaya penawaran jasa prostitusi secara online. Sudah banyak yang menjadi korban dari pengguna MiChat ini, seperti yang baru saja terjadi yang ditimpa oleh seorang polisi yang mengaman KTT G20 di Bali. Sebelum terjadinya adegan berdarah, korban sempat terlibat cekcok dengan perempuan yang baru dikenalnya di MiChat, yang akhirnya korban tewas karena tikaman dari dua gadis anak baru gede (ABG) di hotel Jalan Pidada, Ubung, Denpasar, pada hari Rabu, 16 November 2022. Sebelumnya pun sudah terjadi, misalnya yang terjadi pada seorang gadis di bawah umur yang dijebak untuk menjadi penyedia jasa prostitusi online di Tanjung Priok, Jakarta Utara ada bulan Maret. Pada awalnya, mereka di iming-imingi bekerja “melayani tamu” dan akan mendapatkan bonus liburan staycation dan handphone. Tetapi pada akhirnya, muncikari menawarkan jasa prostitusi para korban menggunakan aplikasi MiChat dengan tarif 250.000-300.000. Dari pihak MiChat sendiri menyatakan dengan tegas bahwa platform ini bukanlah media aktivitas prostitusi atau kegiatan perdagangan manusia. Sampai saat ini, Kominfo masih akan terus melakukan pengawasan dan memastikan MiChat tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Terkait kejadian ini, masyarakat pun berharap agar pihak yang Kominfo menutup aplikasi MiChat agar tidak semakin banyak orang yang menjadi korban dari pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

Sungguh sangat disayangkan, perkembangan media komunikasi yang semakin canggih membawa korban hingga gadis dibawah umur. Perkembangan media komunikasi yang dimaksudkan untuk membantu dan mempermudah kegiatan keseharian tetapi disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dari peristiwa ini membawa kita semua untuk menyadari betapa terbukanya dunia komunikasi pada media sehingga terkadang sulit untuk dikendalikan. Pengalaman ini diharapkan mendapat perhatian, khususnya bagi orang tua yang memiliki anak gadis dibawah umur yang saat ini pada umumnya anak-anak sudah memiliki gadget sendiri perlu adanya kontrol dari orang dewasa agar tetap terjaga dan tidak kelewatan dalam menggunakan media komunikasi. Tidak hanya untuk anak-anak dibawah umur yang perlu sesekali di kontrol, tetapi juga orang-orang dewasa juga perlu memiliki kontrol diri dalam menggunakan media komunikasi. Jangan sampai kita sebagai orang dewasa memberi contoh yang tidak baik pada adek-adek kita. Kita perlu menggunakannya dengan bijak agar perkembangan komunikasi yang terjadi sungguh membawa dampak positif di masyarakat. Saya sendiri mengakui perkembangan dan kecanggihan media komunikasi sungguh membutuhkan kedewasaan dalam menyikapi dan menggunakannya. Sebab, dengan kecanggihan komunikasi, kita dapat dengan mudahnya mengakses apa yang sedang dibutuhkan khususnya dalam mencari hiburan yang kita sukai. Kita semua tidak ingin kecanggihan dan perkembangan yang terjadi ini malah menjadi masalah baru di dalam hidup kita. Semoga kita semua dapat saling bekerja.

Referensi :