Cerita ini adalah tentang perubahan Gybrnd. Perubahan dari seseorang yang manja menjadi seseorang yang lebih mandiri. Semua ini berawal dari sebuah pengumuman penerimaan tugas magang.

Pada suatu hari, Gybrnd tengah duduk di bangku kelasnya. Rasa bingung terlukis di wajah Gybrnd. Gybrnd tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan diterima di perusahaan magang yang ia daftar. Ia selalu berpikir bahwa ia tidak serajin teman-temannya. Tidak hanya itu, lokasi tempat magang yang ia daftar pun jauh dari rumah. Namun, keterkejutan ini juga memberikan semangat tersendiri bagi Gybrnd. Tugas magang ini akan menjadi pengalaman pertamanya untuk tinggal sendiri dan jauh dari kedua orang tuanya.

Mendekati hari tugas magang, Gybrn mulai mempersiapkan dirinya sendiri. Tas dan koper Gybrn telah diisi dengan barang-barang yang diperlukan untuk enam bulan tugas magang. Tidak lama kemudian, hari keberangkatan pun tiba. Gybrn berpamitan dengan kedua orang tuanya dan memulai perjalanan ke Bandung bersama teman-temanya yang memiliki tempat magang yang sama. Ketika sampai di Bandung, Gybrnd memiliki satu hari kosong sebelum tugas magangnya resmi dimulai. Gybrnd memutuskan untuk menikmati hari santai terakhir bersama teman-teman magangnya. Saat itu, Gybrnd teringat bahwa kedua orang tuanya telah memberikannya uang jajan sebelum berangkat ke bandung. Gybrnd kaget ketika ia melihat jumlah saldo rekeningnya. Ia tidak pernah memegang uang sebanyak ini sebelumnya. Hal ini karena Gybrn biasa mendapatkan uang jajan mingguan. Sehingga, ia berpikir bahwa orang tuanya akan memberikan uang jajan lagi minggu depan. Namun, sedikit yang ia ketahui, pemikiran ini menuntun pada hal yang ia akan sesalkan.

Satu minggu telah lewat. Jumlah saldo di rekening Gybrnd tetap. Gybrnd memucat. Pikirannya dipenuhi oleh rasa cemas. Ia baru menyadari bahwa uang jajan yang diberikan oleh orang tuanya adalah untuk satu bulan. Namun, uang jajan Gybrnd sudah mau habis dan ia tidak mengetahui uang yang dihabiskan dipakai untuk apa saja. Tanpa uang jajan bulanan tersebut, kehidupan sehari-hari Gybrnd akan dipengaruhi. Hal ini karena Ia tidak akan mampu membeli makanan ataupun kebutuhan sehari-hari hingga akhir bulan. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk memberanikan dirinya sendiri dan menelepon orang tuanya.

Semua menjadi sunyi dengan seketika, kecuali suara deringan telepon. “Halo ada apa Gybrn”, kata orang tuanya ketika telepon tersambung. Pikiran Gybrnd menjadi lumpuh, ia tidak mampu memikirkan alasan yang baik untuk meminta uang jajan tambahan. Telepon ini menjadi telepon yang lama untuk Gybrnd. Orang tuanya sangat marah kepada Gybrnd untuk pertama kalinya. Dari insiden ini, Gybrnd mengetahui bahwa ia memiliki manajemen uang yang buruk. Ia belajar untuk tidak lagi menghabiskan uang jajannya dengan cepat dan menjadi lebih konservatif atau perhitungan terkait uang agar tidak melakukan kesalahan yang sama lagi. Namun, insiden ini hanya menjadi cobaan awal selama periode tugas magang Gybrnd.

Seiring lewatnya hari, Gybrnd perlahan menyadari bahwa ia sangat manja dibandingkan dengan teman-temannya. Ia sudah terbiasa dengan kenyamanan rumah. Hal-hal sederhana seperti membuang sampah, memasak, dan membersihkan kamar dikerjakan oleh asisten rumah tangganya. Akan tetapi, kehidupan rumah dan kehidupan selama magang adalah dua gaya hidup berbeda. Gybrnd kini harus membuang sampah, memasak, dan membersihkan kamarnya sendiri. Kehidupan kos memberikan tamparan realitas kepada Gybrnd. Perbedaan yang signifikan antara kenyamanan kehidupan rumah dan kehidupan kos mengajarkan Gybrnd apa artinya untuk hidup sendiri. Namun, Gybrnd tetap semangat menghadapi tantangan baru ini. Gybrnd merasa bahwa ia mampu melalui masa magangnya dengan baik. Ia berpikir bahwa kesulitan ini akan membuatnya menjadi lebih mandiri. Pemikiran ini mendorong Gybrnd untuk mempelajari hal – hal dasar seperti memasak dari teman-temannya. Gybrnd juga mulai coba mengambil peran yang lebih aktif dalam membersihkan kos kosanya. Ia tidak lagi sulit ketika diminta membuang sampah dapur.

Enam bulan telah lewat. Tugas magang akhirnya telah selesai. Gybrnd sudah mulai perjalanannya balik ke rumah. Banyak hal yang telah ia pelajari. Pengalaman masa magang membangunkan Gybrnd untuk menjadi lebih mandiri. Ia tidak pernah menyangka bahwa ia sangat manja. Gybrnd membawa kebiasaan-kebiasaan baik yang ia bentuk selama masa tugas magang di kehidupan rumahnya. Kini, Gybrnd membersihkan kamarnya sendiri ataupun melakukan pekerjaan rumah tanpa mengeluh. Sungguh pengalaman magang ini menjadikan Gybrnd menjadi lebih mandiri.

Ps. Artikel ini merupakan hasil mata kuliah Narrative Development dan dirangkum dari hasil wawancara dengan narasumber