Sadarkah kita bahwa kita sering mengabaikan isi hati kita? Sadarkah kita bahwa kita sering tertutup pada pemikiran kita? Seberapa seringkah kita mengomunikasikan isi hati dan pikiran kita dengan diri kita sendiri? Seberapa efektifkah komunikasi kita dengan diri sendiri? Hal ini hanya dapat dijawab oleh diri kita masing-masing. Kita mengenal proses komunikasi yang berlangsung antara kita dengan diri kita sendiri. Proses komunikasi ini dinamakan komunikasi intrapersonal. Kita seringkali melakukan proses komunikasi ini, namun kita mungkin tidak menyadarinya. Bayangkan ketika kita hendak memutuskan menu makan malam kita. Kita akan bertanya pada diri sendiri mengenai menu apa yang ingin kita pilih. “Apakah sebaiknya ayam goreng? Ah, saya bosan makan makanan itu. Bagaimana jika bakso? Sepertinya itu pilihan yang bagus.” Dialog antara kita dengan diri kita sendiri menjadi bukti bahwa kita melakukan komunikasi intrapersonal dalam kehidupan sehari-hari. Dengan komunikasi intrapersonal, kita mampu membuat keputusan atas dasar kesepakatan dengan diri kita sendiri (Putri, 2021).

Komunikasi intrapersonal dapat mempererat hubungan kita dengan diri sendiri. Mengapa hal ini dapat terjadi? Menurut Natoadmodjo (2005), seseorang cenderung menerapkan komunikasi intrapersonal ketika dirinya sedang berhadapan dengan suatu masalah (Riadi, 2020). Dalam hal ini, kita sebagai manusia seringkali memikirkan masalah yang terjadi di sekitar kita dan tanpa sadar mengomunikasikan masalah tersebut dengan diri kita. Bayangkan ketika kita melakukan kesalahan terhadap teman kita. Kita mungkin memaksanya untuk melakukan sesuatu yang tidak ia inginkan, lalu ia menjadi marah terhadap kita. Ini merupakan masalah bagi kita. Kita terus-menerus memikirkan masalah ini sehingga memengaruhi hati dan pikiran kita. Kita akan bertanya kepada diri kita sendiri, “Apakah teman saya marah terhadap saya?” atau “Bagaimana jika dia membenci saya atas apa yang saya lakukan dan tidak ingin berteman lagi dengan saya?” dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan yang kita lontarkan kepada diri kita ini adalah bentuk komunikasi intrapersonal yang kita lakukan ketika kita dihadapkan oleh sejumlah atau suatu masalah yang terjadi. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini dapat membuat kita merasa tidak tenang dan berpikir negatif tentang apa yang akan terjadi antara kita dan teman kita. Namun, kita bisa menyelesaikan hal ini yakni juga dengan komunikasi intrapersonal. Berkomunikasi dengan diri sendiri dapat membantu kita memikirkan dan menemukan solusi atas permasalahan yang ada. Hal ini dapat terjadi karena kita menerapkan proses berpikir seiring kita melakukan komunikasi intrapersonal (Ardina, 2022).

Saat hanya seorang diri, kita lebih mudah untuk berbicara dengan diri sendiri, baik bicara di dalam hati maupun secara lisan. Hal ini dapat terjadi karena kita merasa lebih bebas berekspresi, terutama saat tidak ada orang lain di sekitar kita.  Saat bersama orang lain, kita mungkin tidak terbiasa untuk berbicara secara lisan seorang diri. Namun, kita akan lebih mungkin untuk melakukan hal tersebut ketika kita hanya seorang diri saja. Kita bisa saja mengomunikasikan kata-kata kita secara lisan, walaupun tidak ada lawan bicara. Sama halnya dengan komunikasi lisan, kita juga bisa berkomunikasi dengan diri sendiri melalui tulisan. Kita bisa menuliskan isi hati dan pikiran kita kepada diri kita sendiri. Hal ini dilakukan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri. Dengan mendengarkan kata-kata yang kita ucapkan atau membaca tulisan yang ditujukan kepada diri kita sendiri, kita dapat menganalisis masalah yang selama ini mengganggu hati dan pikiran kita.

Pada saat kita berkontemplasi dengan diri sendiri, kita merasa lebih bebas berekspresi sehingga tidak segan untuk mengekspresikan isi hati dan pikiran secara lisan atau tulisan. Seolah bercerita dengan orang lain, mengungkapkan isi hati dan pikiran kepada diri sendiri dapat menuntun kita untuk jujur pada diri sendiri atas apa yang telah dirasakan dan dipikirkan selama ini. Hal ini dapat menuntun kita untuk membongkar isi hati dan pikiran yang selama ini tenggelam dalam diri kita. “Sebenarnya saya merasa tidak nyaman melakukan hal ini”, “Saya pikir saya tidak menjadi diri sendiri”, “Sebenarnya saya menyesali hal ini”, cobalah katakan hal-hal ini dengan lantang saat kita seorang diri dan kita akan mendengarkan diri kita. Kita akan sadar masalah apa yang selama ini mengganggu hati dan pikiran kita. Kita akan lebih mengenal diri kita dengan mengetahui cara pikir yang kita miliki dan emosi yang kita rasakan terhadap suatu masalah yang kita alami. Walau tidak mudah, kita perlahan akan bisa menerima cara pikir dan perasaan yang kita miliki tersebut. Dengan begitu, kita juga bisa menasehati diri kita dan memikirkan solusi terbaik yang sesuai dengan diri kita sendiri. Dengan begitu, komunikasi intrapersonal kita akan menjadi lebih efektif.

Komunikasi intrapersonal dapat membuat kita menjadi lebih dekat dengan diri sendiri. Dengan komunikasi intrapersonal, kita mampu memahami isi pikiran dan hati yang selama ini kurang kita perhatikan. Kita dapat mengetahui apa yang selama ini menjadi masalah bagi kita. Terkadang, sulit bagi kita untuk menerima kenyataan mengenai masalah yang harus terjadi kepada kita. Kita seringkali bertanya mengapa suatu masalah bisa terjadi kepada kita atau mengapa kita bisa berada di situasi yang tidak sesuai dengan harapan kita. Hal-hal seperti inilah yang seringkali kita tanyakan kepada diri kita sendiri lewat komunikasi intrapersonal. Pertanyaan yang kita lontarkan pada diri sendiri akan membuat kita paham bahwa diri kita belum bisa menerima kenyataan pahit yang terjadi pada kita. Dengan memahami diri kita yang seperti ini, kita sendirilah yang juga akan mendorong diri kita untuk menerima kenyataan-kenyataan yang telah terjadi pada diri kita. Tentunya hal ini juga kita lakukan lewat komunikasi intrapersonal. Dengan mendorong diri kita untuk menerima kenyataan, kita lama-lama juga bisa berdamai dengan kenyataan tersebut. Ketika kita berdamai dengan kenyataan yang ada, kita dapat mengurangi keresahan pada hati dan pikiran yang selama ini menolak untuk menerima kenyataan tersebut. Maka dari itu, komunikasi intrapersonal juga bisa menyembuhkan atau meredakan keresahan yang kita rasakan pada batin dan pikiran kita.

Sumber Pustaka

Alvian. (2022, Mei 30). Apa Yang Dimaksud Dengan Plagiarisme ? – Fakultas Teknik. Retrieved from Fakultas Teknik Universitas Pasundan: https://www.teknik.unpas.ac.id/blogs/apa-itu-plagiarisme/

Ardina, N. (2022, Juli 18). Self healing Dengan Komunikasi intrapersonal. Retrieved from UICI: https://uici.ac.id/self-healing-dengan-komunikasi-intrapersonal/

Laily, I. N. (2021, November 26). Cara membuat Daftar Pustaka dari Buku Dengan Gaya Apa Dan CMS. Retrieved from Nasional Katadata.co.id: https://katadata.co.id/safrezi/berita/61a090e7c2bd9/cara-membuat-daftar-pustaka-dari-buku-dengan-gaya-apa-dan-cms

Putri, V. K. (2021, Desember 20). Komunikasi intrapersonal: Pengertian Dan Tujuannya. Retrieved from KOMPAS.com: https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/20/140000769/komunikasi-intrapersonal–pengertian-dan-tujuannya

Riadi, M. (2020, Oktober 27). Komunikasi intrapersonal (Pengertian, proses, Dan Faktor Yang Mempengaruhi). Retrieved from KajianPustaka.com: https://www.kajianpustaka.com/2020/10/komunikasi-intrapersonal.html

Sendari, A. A. (2021, Januari 22). Cara menulis Daftar Pustaka dari internet Dengan format APA, Lengkap Dengan Contohnya. Retrieved from liputan6.com: https://hot.liputan6.com/read/4464136/cara-menulis-daftar-pustaka-dari-internet-dengan-format-apa-lengkap-dengan-contohnya