Pada pagelaran Presidensi KTT G20 kemarin yang di adakan di Nusa Dua, Bali beberapa para pemimpin negara memakai kemeja yang bermotif seperti batik, diketahui bahwa kemeja yang di pakai oleh para pemimpin negara ini mulai dari Presiden Fifa, PM Inggris dan PM Kanada seperti yang ada di foto merupakan kain Endek yang berasal dari Bali, kain endek sendiri memang memiliki motif yang sama seperti Batik pada umumnya, tetapi berbeda dari Batik kain Endek merupakan hasil tenun bukan hasil Lukis seperti Batik yang menggunakan Malam sebagai bahan utama lukis di sebuah kain. Para pemimpin negara memakai kemeja Endek ini pada saat melaksanakan Gala Dinner di GWK ( Garuda Wisnu Kencana ) pada tanggal 15 November 2022 kemarin. Selain yang
ada di foto beberapa kepala negara juga memakai Endek, seperti Menteri Luar Negeri Rusia, Presiden China, Perdana Menteri Jepang, Perdana Menteri India, Perdana Menteri Spanyol, hingga Perdana Menteri Australia.

Kain Endek sendiri merupakan kain tenun yang merupakan busana asli Bali dan merupakan hasil karya seni rupa terapan, yang berarti karya seni yang dapat di terapkan di kehidupan sehari – hari, dalam filosofinya Endek berasal dari kata “gendekan” atau “ngendek” yang berarti diam atau tetap, tidak berubah warnanya. Kain Endek sendiri memiliki ciri khas di setiap daerah di Bali, dan nama Kain Endek sendiri dinamakan sesuai dengan daerah masing – masing seperti Kain Endek Gianyar, Kain Endek Karangasem, ataupun Kain Endek Jembrana. Kain Endek sendiri sudah ada sejak abad ke-16, pada masa pemerintahan kerajaan Gelgel di Klungkung. Sehingga pertama kali Kain Endek berkembang berada di daerah Klungkung, dan di sekitarnya seperti di Desa Sulung, tetapi perkembangan Kain Endek baru bermula setelah masa kemerdekaan dari tahun 1975 hingga dengan tahun 1985 perkembangan Kain Endek mulai meluas tidak hanya di Desa Sulang, tetapi juga berada di beberapa daerah di Bali. Biasa masyarakat Bali menggunakan Kain Endek untuk pakaian adat maupun sebagai seragam di sekolah ataupun di kantor, hal ini sejalan dengan peraturan daerah Bali yang mengharuskan setiap hari kamis menggunakan Kain Endek dan setiap hari jumat menggunakan baju adat Bali sebagai seragam. Tetapi ada beberapa motif yang dianggap sakral oleh warga Bali, dan hanya dipakai di dalam kegiatan keagamaan, dan ada juga motif yang hanya digunakan oleh beberapa orang tertentu seperti para raja ataupun bangsawan, terlebih lagi system kasta di Bali masih melekat pada masyarakat Bali, sehingga beberapa ketentuan dalam menggunakan kain Endek masih ada di dalam masyarakat Bali itu sendiri.

Motif – motif seperti patra dan encak saji yang bersifat sakral umumnya digunakan untuk kegiatan upacara keagamaan. Motif-motif tersebut menunjukkan rasa hormat kepada Sang Pencipta. Motif yang mencerminkan nuansa alam, biasa digunakan untuk kegiatan sosial atau kegiatan sehari-hari. Misalnya motif yang menggambarkan flora, fauna dan tokoh pewayangan yang sering muncul dalam mitologi-mitologi cerita Bali. Motif tersebut memberikan ciri khas tersendiri pada kain Endek dibandingkan dengan motif-motif kain pada umumnya. Motif geometri diungkapkan melalui bentuk-bentuk: garis lurus, garis putus, garis lengkung dan semua bidang geometri. Motif ini menceritakan dan memberikan simbolisasi keyakinan masyarakat Bali. Dalam hal ini kain Endek juga sudah menjadi pakaian yang bisa dipakai oleh masyarakat luas yang bukan berasal dari Bali

Sekalipun, karena kain Endek ini sudah menjadi warisan budaya Indonesia asal Bali yang harus dilestarikan dan juga dijaga keberadaannya agar menjadi budaya yang akan terus ada di dalam sejarah masyarakat Bali maupun di Indonesia. Dalam hal pemakaian Kain Endek menjadi busana para pemimpin negara ini, menjadikan ajang promosi bahwa masih banyak kain – kain bagus dari daerah lain di Indonesia selain batik, sebagai contoh ialah Kain Endek ini dari Bali, dan juga ada beberapa kain seperti di daerah Sumatra, NTT, Sulawesi yang memiliki ciri khas dan nilai budayanya masing – masing. Maka dari itu kita sebagai masyarakat Indonesia harus terus melestarikan budaya dari daerah manapun dan bangga memakai barang buatan dari dalam negeri, karena budaya yang ada di Indonesia bisa bersaing dan memiliki nilai jual di mata internasional sekalipun, dan dalam busana para pemimpin negara ini menjadi pusat perhatian internasional bahwa Indonesia masih memiliki banyak budaya yang bisa di tonjolkan dan memiliki nilai lebih untuk bisa di bawa ke panggung internasional, sehingga ini merupakan hal yang positif dalam mengenalkan Kain Endek pada saat Presidensi KTT G20 di Bali beberapa waktu silam, dan membuat perekonomian di Bali meningkat dan pengenalan akan budaya Bali juga semakin tersebar tidak hanya di Nusantara tetapi juga di mancanegara.