Gen Z: Utamakan Kesehatan Mental di Tengah Hiruk Pikuk Pandemi
Gen Z merupakan generasi yang lahir dari tahun 1997 hingga tahun 2010, yang tumbuh dengan adanya pengaruh dari teknologi, internet, dan media sosial. Dapat dikatakan, dari lahir hingga dewasa, Gen Z ini telah terpapar internet, jaringan sosial, dan sistem seluler. Sehingga Gen Z ini sudah terbiasa dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat dan hal ini tentunya cukup memudahkan mereka pada saat terjadi pandemi di Indonesia karena adanya Covid-19.
Seperti yang kita ketahui, bahwa pandemi Covid-19 telah diberlakukan oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 2020 yang membuat perubahan pada segala aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Hal ini tentunya membuat banyak masyarakat mengalami kesulitan dalam menjalani adaptasi pada perubahan tersebut khususnya dalam hal beradaptasi dengan hal-hal berbau teknologi seperti internet, media sosial, dan lainnya. Hal ini tidak menjadi permasalahan bagi Gen Z mengingat latar belakang yang mereka miliki sehingga Gen Z menjadi orang-orang yang sangat cepat beradaptasi pada situasi yang mengharuskan seluruh aktivitasnya dijalankan secara online.
Namun, ada hal lain yang ternyata menjadi permasalahan bagi Gen Z yaitu; kesehatan mental. Kesehatan mental disini berbicara mengenai jiwa, suatu kondisi psikologis seseorang yang tak terlihat. Situasi pandemi ini, banyak memberikan dampak salah satunya pada kesehatan mental ini. Banyak psikolog yang mendapati permasalahan yang dihadapi terkait remaja Gen Z adalah mengenai terjangkit penyakit mental seperti stres, depresi, kecemasan tinggi, gangguan tidur, serta pola makan yang terganggu. Kondisi ini semakin didukung dan diperkuat dengan fakta melalui hasil survei dari American Psychological Association (APA) yang diadakan dari tanggal 4 Agustus hingga 26 Agustus 2020. Survei
tersebut menunjukkan bahwa Gen Z memiliki tingkat stres tertinggi dibandingkan dengan generasi lain.
Dikatakan bahwa 7 dari 10 perwakilan Gen Z dari umur 18 sampai 23 tahun, mengatakan bahwa di masa pandemi ini mereka sering mengalami gejala umum depresi seperti:
merasa sangat lelah sehingga mereka duduk dan tidak melakukan apa-apa, sulit berpikir dan berkonsentrasi atau merasa sangat gelisah, kesepian, sengsara dan tidak bahagia. Ini
tentunya menandakan bahwa sebagian Gen Z sedang mengalami permasalahan mental karena kondisi pandemi ini.
Permasalahan kesehatan mental ini sudah seharusnya segera diperbaiki karena selain kesehatan tubuh, kesehatan mental juga penting untuk dirawat. Ada gangguan kesehatan mental yang bisa berbahaya jika terus dibiarkan tanpa adanya penanganan karena gangguan mental tersebut tidak hanya menyerang psikis tapi juga bisa menyebabkan
masalah fisik. Jika terus dibiarkan tentunya akan memberikan dampak buruk bagi tubuh seperti depresi yang dapat berujung kepada kematian, stres yang dapat menimbulkan
berbagai masalah fisik, dan lainnya. Hal ini karena kesehatan mental dan tubuh itu saling terkait satu dengan yang lain.
Maka dari itu, beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memulihkan dan menjaga kesehatan mental yaitu:
– Belajar untuk mengapresiasi diri dan mengatakan hal positif kepada diri sendiri.
– Fokus kepada hal-hal utama yang ingin kamu lakukan dan jangan terlalu
membandingkan pencapaian diri dengan orang lain.
– Berikan dirimu waktu untuk istirahat dan berikan asupan terbaik bagi tubuh dan
mental. Misalnya, makan-makanan yang enak dan bergizi untuk kesehatan tubuh
dan melakukan olahraga seperti relaksasi dan yoga atau tidur tepat waktu untuk
memberikan ketenangan mental.
– Belajar untuk terbuka pada seseorang seperti sahabat, pacar, saudara, orang tua, dan lainnya yang kalian rasa dapat dipercaya untuk dijadikan sandaran dan teman berbagi cerita. Dengan adanya teman berbagi akan sangat membantu kita untuk lebih mampu berpikir positif dan semakin mengenal diri sendiri.
– Cobalah untuk menuliskan hal-hal yang sudah dilalui dan hal-hal yang patut untuk disyukuri dalam hidupmu. Tindakan ini akan menimbulkan rasa bersyukur yang meningkatkan kesejahteraan, kualitas kesehatan mental, serta kebahagiaan.
– Carilah bantuan profesional. Jika merasa mengalami gejala-gejala terkait permasalahan kesehatan mental ini yang dirasa tidak bisa diselesaikan secara mandiri maka cobalah untuk pergi melakukan konseling atau terapi dengan ahlinya yaitu psikolog agar segera mendapatkan penanganan yang serius dan lebih baik. Itu semua merupakan beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu setiap individu yang merasa mengalami gejala-gejala yang berkaitan dengan kesehatan mentalnya. Perlu diingat bahwa kondisi seperti ini merupakanlah hal yang wajar yang dapat dialami setiap manusia. Sehingga tidak masalah untuk minta bantuan seperti berdiskusi dengan para ahli psikolog saat mengalami hal seperti ini. Ditambah lagi sekarang sudah lebih banyak orang yang mulai sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental dan mulai untuk mengecek kesehatan mentalnya secara berkala. Jadi, cobalah untuk meningkatkan kepedulian terhadap diri kita sendiri dengan memulai menjaga kesehatan mental. Mungkin hal-hal tersebut terkesan sepele dan tidak terlalu berarti ketika kita kurang memiliki pengetahuan dan pengertian akan hal tersebut. Namun,
setelah kita sudah mengetahui bahwa kesehatan mental merupakan hal yang penting dan perlu diperhatikan maka sudah sepatutnya bagi kita untuk mulai mencintai diri dengan
memperbaikinya ditambah lagi efek dan manfaat positifnya yang bisa memberikan ketenangan dan damai bagi mental dan tubuh dalam jangka yang panjang.
Referensi
Dinda, A. (2020, November 16). Kesehatan Mental di Tengah Hiruk-pikuk Pandemi. Yoursay. Retrieved November 30, 2022, from https://yoursay.suara.com/health/2020/11/16/112439/kesehatan-mental-di-tengah-hiruk-pikuk-pandemi
Florencia, D. G. (2021, October 8). 9 Cara Ampuh Menjaga Kesehatan Mental. Halodoc. Retrieved November 30, 2022, from https://www.halodoc.com/artikel/9-cara-sederhana-menjaga-kesehatan-mental Makarim, D. F. R. (2020, November 16).
Gangguan Kesehatan Mental yang Berbahaya Jika Tidak Diatasi. Halodoc. Retrieved November 30, 2022, from https://www.halodoc.com/artikel/gangguan-kesehatan-mental-yang-berbahaya-jika-tidakdiatasi Ramadhani, I. (2020, November 3). Survei: 7 dari 10 Gen-Z Merasa Depresi Selama Pandemi Covid-19. Liputan6.com. Retrieved November 30, 2022, from https://www.liputan6.com/bisnis/read/4396830/survei-7-dari-10-gen-z-merasa-depresi-selama-pandemi-covid-19