Kerja kantoran masih memiliki stigma yang baik di masyarakat, seperti kerjaan yang nggak terlalu melelahkan, menyenangkan, bahkan gajinya yang terbilang sudah pasti. Sebenarnya, stigma tersebut nggak ada salahnya, tapi adanya stigma tersebut membuat para gen Z pada khususnya yang berbondong-bondong mengejar title sebagai pekerja kantoran.

Istilah budak korporat sering kali terdengar dalam percakapan milenial dan gen z. Istilah ini merujuk pada individu atau kelompok yang berstatus sebagai karyawan di sebuah perusahaan.

Menurut KBBI, budak korporat berasal dari kata “budak” yang berarti antek atau jongos, dan “korporat/korporasi” yang berarti perusahaan atau badan usaha. Istilah ini biasa digunakan sebagai julukan bagi seseorang yang rela mengabdikan hidupnya di perusahaan tempat ia bekerja.

Budak korporat sendiri awalnya sebuah lelucon atau candaan anak muda yang merasa bahwa dirinya dieksploitasi oleh perusahaannya sendiri. Pada hakikatnya, hanya orang-orang itu sendiri yang tahu, apakah betul dirinya sudah menjadi budak perusahaan, dengan tingkat kontribusi yang melebihi batas wajar.

Budak korporat biasanya cenderung patuh pada perintah atasan. Mereka rela lembur, pulang kerja dan rapat sampai larut malam demi mempertahankan pekerjaannya di perusahaan tersebut.

Istilah “budak” di sini menggambarkan betapa mengerikannya kehidupan karyawan di perusahaan yang otoriter.

Banyak orang diluar sana yang menginginkan posisi kita. Yang keliru adalah ketika kita ngerasa terbebani dengan apa yang diberikan perusahaan, sehingga berpengaruh juga pada kesehatan mental kita.

Jika kita selalu percaya diri bisa menyelesaikan setiap pekerjaan dan selalu memenuhi target, maka kita nggak akan merasa diperbudak perusahaan. Tunjukkan saja performa yang memang bagus dan berguna untuk kemajuan perusahaan. Siapa tahu setelahnya kita dianggap pantas memperoleh hak yang memang sewajarnya dapatkan, misalnya cuti, kenaikan gaji, atau dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.

Mulai buat lingkungan kerja yang positif. Ini bisa kita ciptakan dari hal-hal kecil, misalnya dengan mempraktikkan budaya work and life balance, atau membuat acara liburan dengan rekan kerja sekantor, atau merayakan waktu teman kerja ada yang ulang tahun, atau saat berhasil menyelesaikan proyek baru. Lingkungan kerja yang positif akan membuat semangat kerja yang tentunya positif juga.

Referensi:

Nabilah, T. A. (2022, September 4). Kompasiana. Retrieved from Budak korporat malah jadi dream job para gen z: https://www.kompasiana.com/tsinta81245/63147ad508a8b50827203f12/budak-korporat-malah-jadi-dream-job-para-gen-z?page=all#section1

ini, B. h. (2022, September 12). Mengenal apa itu budak korporat dan fakta uniknya. Retrieved from https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-apa-itu-budak-korporat-dan-fakta-uniknya-1yqLlEBFh2k/full