Setiap orang tua tentunya ingin memberikan yang terbaik kepada anaknya. Namun keinginan orang tua tidak jarang sampai menyakiti perasaan anak. Melakukan anak dengan semena-mena, menaruh ekspektasi yang berlebihan dan egoisme menyebabkan perilaku toxic yang dilakukan oleh orang tua.

Apa Itu Toxic Parenting

Toxic parenting merupakan pola asuh di mana orang tua memperlakukan anaknya dengan tidak hormat sebagai individu dimana orang tua yang egois tanpa memikirkan perasaan serta kurang menghargai hak berpendapat pada anak. Menurut Susan Forward, kategori orang tua yang toxic memiliki ciri ciri seperti; memperlakukan anak seperti orang yang bodoh, terlalu melindungi anaknya sehingga anaknya terkekang karena orang tuanya terlalu mengekang, terlalu membebani anaknya dengan rasa bersalah atau dengan kesalahan yang mereka perbuat lalu diungkit terus menerus oleh orang tuanya, mengatakan kata-kata yang membuat anak tidak percaya diri dan merasa tidak dicintai oleh orang tuanya sendiri dan ciri yang terkahir yaitu, sebagian orang tua terkadang memukul anaknya ketika anaknya membuat kesalahan.

Dampak Toxic Parenting Terhadap Anak

Toxic parent memberikan dampak negatif terhadap anak. Seorang anak dapat menderita secara mental. Jika pola asuh toxic ini terus berlanjut sepanjang hidup anak, kesehatan mental anak bisa terganggu. Hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku anak didalam kehidupan kesehariannya.

Pola asuh yang salah ini sering kali menyulut kebencian anak terhadap orang tua dan orang-orang di sekitar mereka. Bahkan dalam kasus terburuk, anak dapat meniru hal yang sama sebagai bentuk pelampiasaannya.

Akibat pola pengasuhan yang salah ini dapat memicu munculnya perilaku yang negatif pada anak-anak mereka, yang mungkin berani untuk melampiaskan ketika tidak ada orang tuanya.

Cara Menghindari Toxic Parenting

Dikutip dari wartakota.tribunnews.com Psikolog Klinis sekaligus Dosen Psikologi Islam IAIN Kediri, Tatik Imadatus Sa’adati, M. Psi mengatakan, ada fakta unik dari toxic parenting yang ditemukan oleh para ahli psikologi.

Orang tua yang beracun datang dalam berbagai bentuk. Beberapa sangat jelas, sementara yang lain melakukannya dengan cara yang tersirat dan lebih halus. Namun, mereka semua sama: destruktif atau merusak.

“Bahkan orang tua yang toxic pun terkadang bisa menjadi penyayang, hangat, atau mengasuh. Mereka sangat mencintai anak-anaknya. Tapi ingat, cinta bukan hanya ekspresi kasih sayang. Cinta sejati pada anak juga cara bertindak,” kata Tatik, Rabu (15/9/2021)

Untuk mencegah terjadinya Toxic Parenting, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan oleh orang tua :

  1. Meningkatkan Intensitas Komunikasi dengan Anak.

Kurangnya intensitas komunikasi terhadap anak menyebabkan terjadinya disfungsi komunikasi. Hal ini menimbulkan kondisi yang tidak nyaman dalam hubungan antara orang tua dengan anak. Oleh karena itu orang tua harus mampu memberikan ruang dialog dan menjadikan waktu berkumpul dengan anak sebagai hal yang berkesan bagi anak. Bentuklah sebuah komunikasi yang bersifat saling menghargai antara orang tua dengan anak.

  1. Mengendalikan Emosi Terhadap Anak

Cobalah untuk menahan emosi apabila seorang anak membuat kesalahan. Emosi yang berlebihan apabila diberikan kepada anak akan membuat seorang anak lebih takut untuk berkomunikasi secara terbuka terhadap para orang tua.

  1. Berikan Kebebasan Terhadap Anak

Dengan memberikan kebebasan, anak akan merasa diberi kepercayaan oleh orang tua untuk melakukan apa yang diinginkan dan tidak merasa terkekang.

Sebagai orang tua, pastinya ingin anaknya mendapatkan yang terbaik dalam hidup mereka. Namun, terkadang melakukan hal-hal yang berlebihan justru dapat membatasi akses anak pada hal-hal baik dalam hidup.

 

Perilaku pengasuhan yang toxic harus diubah sesegera mungkin, karena pengalaman buruk yang diberikan orang tua kepada anak akan tertanam dan tidak menutup kemungkinan anak tersebut melakukan perilaku buruk kepada orang lain.