Efek Pandemi COVID-19 menyebabkan menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Pada Januari 2021 penurunan mencapai 89,05 % dibandingkan Januari 2020. Penerapan  Strategi Storynomics tourism pada Destinasi  super prioritas destinasi pariwisata Indonesia yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang adalah upaya pemerintah untuk menggairahkan Kembali kunjungan pariwisata dan sekaligus pemulihan ekonomi penduduk di daerah destinasi wisata tersebut. 

            Storynomics menurut Robert MCkee (2018) penulis buku Storynomics: Story Driven Marketing in the Post-Advertising World adalah pendekatan yang menggunakan Teknik bercerita dalam sebuah konten yang kreatif. 

           Ada 3 kunci untuk  menciptakan Sebuah storified branding.  Pertama, memiliki A Powerful Hook  yang mempertemukan dengan kebutuhan wisatawan; kedua, perlu membuat kisah dramatis yang menarik perhatian dan menghubungkan wisata  secara emosional dengan destinasi wisata; ketiga klimak cerita ditutup membuat pembaca dan  pendengar cerita untuk segera mengunjungi destinasi wisata tersebut. 

          Dalam bidang pariwisata,  storynomics digunakan untuk membuat narasi living culture dan menggunakan kekuatan budaya sebagai DNA Destinasi pariwisata. Strategi promosi ini disampaikan Menteri Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan strategi promosi ini. Beliau  juga menyampaikan keinginan Presiden Joko Widodo bahwa wisatawan yang berkunjung di destinasi wisata Indonesia memiliki kesan baik dan kemudian menyampaikan kesan  baik itu kepada banyak orang.   

          Hal di atas yang disebut oleh Robert McKee dengan Organic Reach. Orang akan menshare cerita  destinasi yang mereka suka berulangkali di berbagai akun media sosialnya  untuk membantu orang lain menentukan keputusan  berkunjung ke destinasi tersebut. 

           Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, Strategi Storynomics Tourism ini diharapkan akan menanamkan awareness dalam bentuk storytelling yang mengemas keindahan dan kekayaan pesona budaya Indonesia. 

            Storytelling ini juga menyatukan awereness dan menciptakan experience berkaitan dengan factor aksesbilitas, amenitas, dan atraksi (3A) yang ada pada destinasi wisata. Storynomics pada dunia wisata digunakan untuk menarik minat wisatawan pada cerita adat, tradisi, kuliner, dan budaya destinasi wisata local. 

          Konsep storynomics adalah komunikasi promosi di sektor pariwisata berkualitas yang dapat meyakinkan wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata. Cerita menarik di balik destinasi wisata akan membuat wisatawan berkunjung lebih lama, eksplorasi daerah wisata dengan maksimal, memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru hingga akhirnya memberikan testimonia atau rekomendasi kepada orang lain. 

             Setiap destinasi wisata pasti memiliki  warisan historis, geologis, hingga geografis yang berbeda-beda. Keunikan tersebut akan menjadi nilai dalam mempromosikan Indonesia melalui storynomics tourism. Salah satu contoh storynomics tourism danau toba. Storynomicsnya melalui asal usul terbentuknya danau Toba yang merupakan hasil letusan gunung Merapi yang dahsyat yang memengaruhi populasi 60 persen populasi dunia saat itu. Selain itu juga aka nada cerita mengenai budaya batak yang luar biasa indah. 

           Program storynomics ini merupakan hasil kolaborasi lintas kementrian dan Lembaga, pemda sekitar Kawasan destinasi super prioritas. Selain itu juga melibatkan peran komunitas local yaitu BUMDes dan Pokdarwis (kelompok Sadar Wisata untuk mengelola destinasi wisata.

          Dari pendekatan storynomics tourism ini pemerintah berharap kunjungan wisatawan  mancanegara meningkat sebesar 4-7 juta pada 2021. Rencananya strategi storynomics ini juga akan dikembangkan pada 244 desa wisata yang menjadi prioritas kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun anggaran 2020-2024.

          Kemenparakraf juga mendorong destinasi wisata untuk menerapkan protokol Kesehatan termasuk menerapkan CHSE: Cleanliness (kebersihan); Health (Kesehatan); Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) di setiap sektor pariwisata Indonesia.  (LE).