Hari kartini adalah hari peringatan yang mengingat jasa seorang pahlawan wanita yang telah memperjuangankan emansiapasi kaum wanita. Pada tanggal 2 Mei 1964 sesuai dengan Surat Keputusan Presiden Indonesia No.108 Tahun 1964 menetapkan bahwa R.A. Kartini sebagai pahlawan kemerdekaan nasional dan menjadikan tanggal 21 April menjadi hari besar bangsa Indonesia yaitu hari kelahiran R.A. Kartini menjadi hari Kartini.

R.A. Kartini ia adalah merupakan seorang wanita yang tangguh yang berperan sebagai pejuang emansipasi kaum wanita di Indonesia, beliau yang dilahirkan dari keluarga ternama di Jepara, pada kecilnya ia merasakan ketidakbebasan dalam menentukan pilihannya, ketidak adilan dan diperlakukan berbeda dengan saudara dan teman-teman pria karena beliau adalah seorang wanita. Hal itu yang menjadikan ia menjadi termotivasi atas keinginanya untuk tekad sebagai wanita harus mendapatkan kesetaraan gender yaitu memiliki persamaan, kebebasan dan kesetaraan hukum untuk meningkatkan kesetaraan derajat yang sama dengan kaum laki-laki, bahwa setiap wanita berhak memiliki dan mengikuti pendidikan yang sama dengan kaum laki-laki sehingga dengan keinginannya beliau, ia mendirikan sekolah gratis untuk wanita di Jepara dan Rembang. Melalui sekolah gratis tersebut diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan sebagainya. Sekolah gratis yang didirikan oleh beliau kemudian diikuti oleh wanita-wanita lainnya dengan mendirikan ‘Sekolah Kartini’ di berbagai tempat lain, seperti di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon. Perjuangan dan tekad Kartini untuk menyamakan derajat kaum wanita dengan kaum laki-laki telah membuahkan hasil, yaitu dibuktikan dengan berkembangnya sekolah-sekolah untuk wanita, namun tidak seindah dengan hasil yang telah ia capai, Kartini sakit-sakitan dan wafat setelah melahirkan putra pertamanya yaitu pada usia 25 tahun, tanggal 17 September 1904.

Sudah berpuluh-puluh tahun sejak di tetap hari Kartini pada tanggal 21 April hari Kartini selalu di rayakan dengan cukup meriah oleh seluruh masyarakat di Indonesia dengan menggunakan pakaian adat daerah masing-masing sebagai lambang Bhineka Tungga Ika dalam memperingati hari emansipasi wanita yang diwujudkan oleh pahlawan wanita R.A. Kartini. Pada saat wafat nya R.A. Kartini tidak terhenti perjuangannya pada semasa hidup nya saja. Salah satu temannya di Belanda, Mr. J.H. Abendanon yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama dan Kerajinan Hindia Belanda mengumpulkan surat-surat yang dulu pernah dikirimkan oleh Kartini kepada teman-temannya di Eropa. Karya tulisan R.A. Kartini pun diterbitkan dalam buku berjudul Door Duisternis tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang buku ini diterbitkan pada tahun 1911 dan cetakan terakhir ditambahkan surat “baru” dari Kartini.