Penulis: Rafael Fachri Ervinsyah / 2201731024

Beberapa orang terutama generasi muda pasti pernah mendengar istilah Kain Tenun Songket, mungkin hanya sekadar mendengar tetapi tidak tahu bagaimana wujudnya atau pernah melihat tetapi tidak tahu namanya. Begitu pun dengan saya saat melihat broadcast Pemilihan Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2019 yang pada awalnya hanya terpikir untuk tidak mengikutinya karena saya tidak begitu paham mengenai Kain Tenun Songket di tambah akun sosial media dari pada ajang tersebut sangat sepi alias belum ada yang pernah mengikutinya karena baru diluncurkan angkatan pertama pada tahun 2019. Salah satu syarat untuk mengikuti Pemilihan Putra Putri Tenun Songket 2019 adalah membuat naskah atau artikel mengenai cara kita melestarikan Kain Tenun Songket di Era Industri 4.0 ini membuat saya makin tidak yakin untuk mengikuti ajang ini dengan alasan yang sama yaitu tidak paham betul mengenai Kain Tenun Songket karena saya hanya sekadar mendengar mengenai kain tersebut.

Pemilihan Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2019 ini terus menghantui pikiran saya seakan-akan saya dianjurkan oleh diri saya sendiri untuk mengikuti ajang tersebut. Pikiran saya langsung mengarah ke bangganya diri saya menjadi pioneer atau menjadi angkatan pertama pada ajang ini yang saya yakin akan menjadi ajang yang besar dan membanggakan. Saatnya saya mencari tahu mengenai Kain Tenun Songket agar setidaknya saya tahu bagaimana Kain Tenun Songket dan saya mendadak kaget melihat kain yang ditenun oleh benang emas dan perak yang sering saya lihat pada acara-acara tertentu, seketika pikiran saya langsung terisi dengan kata-kata, “Oh ini toh Kain Tenun Songket!”. Semangat diri saya langsung bergejolak untuk mengikuti ajang tersebut dan langsung terlintas di pikiran saya untuk melestarikan serta mempromosikan Indonesia melalui Kain Tenun Songket. Dengan semangat diri saya untuk menjadi representatif dari pemuda yang peduli akan pelestarian kain tersebut, saya membuat artikel sesuai dengan tema yang diharuskan dan tentunya saya mencantumkan inovasi-inovasi saya untuk pelestarian Kain Tenun Songket tersebut mulai dari kecocokan Tenun Songket untuk menjadi fashion masa kini, acara-acara yang bisa mempromosikan Kain Tenun Songket di seluruh dunia, dan lain sebagainya.

            Beberapa hari setelah saya mengirim formulir beserta artikel yang saya buat mengenai yang bertema ‘Melestarikan Kain Tenun Songket untuk Menjaga Budaya Bangsa di Era Industri 4.0’ saya dihubungi via telepon oleh salah satu panitia dari ajang yang diselenggarakan langsung oleh Ibu Anna Mariana selaku pelopor dari pelestarian Tenun Songket Indonesia di mata dunia yang menghubungi saya dengan wawancara kecil yang menanyakan saya dari alasan saya mengikuti ajang ini, apa suku saya, hingga kesediaan saya untuk mengikuti karantina di Jakarta. Dua hari setelah itu, saya langsung mengecek salah satu media sosial dari pada Putra Putri Tenun Songket Indonesia dan saya terpilih untuk mewakili Provinsi Sumatera Utara. Walaupun saya berdomisili di DKI Jakarta tetapi saya memiliki darah Sumatera Utara, suatu kebanggaan bagi diri saya untuk mewakili provinsi yang memiliki Ulos dan Sadum sebagai Kain Tenun Songket asli dari Sumatera Utara.

Setelah diterimanya menjadi finalis Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2019, kami dipasangkan dengan rekan yang belum kami ketahui atau kami temui sebelumnya dan itu tentu menjadi tantangan untuk para finalis sendiri untuk membangun relasi dan kerjasama yang baik dengan rekan pasangan finalis itu sendiri, tentunya hal tersebut juga masuk sebagai penilaian dari finalis itu masing-masing. Penilaian dari pada finalis itu ada pada penjurian pada saat final, malam grand final, dan juga sikap sehari-hari finalis pada 4 hari karantina. Pada saat malam penjurian final, kami mengenakan pakaian tenun songket terbaik kami karena itu tentu akan menambah penilaian. Dengan bangganya saya dan pasangan saya memakai pakaian kain tenun songket saat melangsungkan penjurian final. Pada saat photoshoot berlangsung juga kami mengenakan pakaian tenun songket dari House of Marsya milik Ibu Anna Mariana selaku pelopor ajang Putra Putri Tenun Songket Indonesia serta baju peserta yang kami pakai juga berunsur tenun songket baik di bagian lengan dan di bagian leher.

            Malam grand final yang dilangsungkan pada tanggal 21 Desember 2019 di Balai Sarbini merupakan acara yang megah apalagi untuk angkatan pertama pada Putra Putri Tenun Songket Indonesia yang di mana penyelenggara secara jor-joran mengeluarkan semua yang terbaik untuk kami para pemuda yang mewakili pemuda Indonesia lainnya dalam melestarikan Kain Tenun Songket. Acara tersebut juga dihadiri oleh tamu-tamu penting baik dari bidang kebudayaan, pariwisata, dan pelestarian Kain Tenun Songket itu sendiri. Pada pengumuman 10 pasang finalis yang masuk ke dalam Top 10 Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2019 yang akan melanjutkan sesi speech yang tentu bertemakan Kain Tenun Songket Indonesia, suatu kebanggaan bagi saya yang bisa menjadi 1 dari 20 finalis lainnya yang masuk Top 10. Saya membawakan speech mengenai hal-hal yang akan saya lakukan setelah menjadi Putra Putri Tenun Songket Indonesia mulai dari program serta visi misi saya. Beberapa finalis Top 10 lain juga menjelaskan hal yang sama dengan inovasi dan program yang berbeda-beda. Kategori dari pada pemenang Putra Putri Tenun Songket Indonesi 2019 ini diantaranya Juara 1, Juara 2, Juara 3, Juara Harapan 1, Juara Harapan 2, dan Juara Favorit.

Setelah selesainya karantina kami yang berlangsung secara 4 hari, beberapa dari finalis yang tidak berdomisili di Jakarta pun kembali ke daerah mereka masing-masing dan pastinya hal itu merupakan hal yang menyedihkan karena belum tentu kami dapat bertemu lagi di waktu-waktu dekat ini. Walaupun dari kami ada yang tidak mendapat juara atau membawa penghargaan ke daerah masing-masing tetapi kami mendapat pengalaman yang luar biasa dari keluarga kecil yang dibentuk dari empat hari ini. Ajang Putra Putri Tenun Songket Indonesia yang merupakan ajang tingkat nasional ini merupakan sebuah cara yang sangat tepat untuk kami para pemuda yang ingin melestarikan Kain Tenun Songket Indonesia karena kami memiliki visi misi yang sama dan tentunya akan mendapat banyak jaringan untuk bisa bekerjasama dalam pelestarian representatif dari pada keberagaman dalam persatuan. Saya mewakili ke 59 rekan saya pada Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2019, merasa bangga bisa menjadi pemuda yang peduli dalam pelestarian Kain Tenun Songket Indonesia dan kami akan mempromosikan Indonesia melalui Kain Tenun Songket kami yang akan membanggakan dunia.