Saat ini mempunyai hobi bermain game merupakan suatu potensi yang bernilai, mengapa demikian? Karena saat ini gaming telah berubah menjadi suatu profesi yang menjanjikan. Menurut data terbaru dari Newzoo, Indonesia telah menjadi salah satu pasar game terbesar di Asia Pasifik dengan angka mencapai US$941 juta atau sekitar Rp13 triliun dengan populasi online 52,6 juta dan jumlah gamers mencapai 34 juta. Angka tersebut merupakan nilai yang fantastis dari segi ekonomi juga menjadi indikator pertumbuhan esports yang sangat masif, karena tidak hanya menyentuh aspek penjualan game, namun juga terkait investasi, infrastruktur, hingga pelaksanaan event lomba esports.

Lalu bagaimana eSport di Indonesia sekarang? Bagaimana potensi perkembangan dan hambatannya? Mari kita ulas di bawah ini.

Pada tahun 2020 Covid-19 melanda seluruh dunia, namun dilihat dari berkembangnya agenda esport, banyak negara menuju kejuaraan internasional, perjalanan esports di Indonesia telah mengalami perkembangan positif sepanjang tahun 2020. Bahkan dalam praktiknya, pandemi COVID-19 secara tidak langsung telah membangkitkan minat masyarakat, dan mereka mulai menghabiskan waktu bermain video game di rumah dengan berbagai platform, seperti komputer desktop atau laptop, smartphone, dan konsol game. Namun ada pula efek negatif dari COVID-19 seperti banyaknya event yang tertunda hingga batal memberi kerugian tersendiri untuk para pihak yang berkepentingan.

Potensi profesi esport di Indonesia terbuka ketika pemerintah secara resmi upaya pemerintah mengembangkan esports dilandaskan pada visi mencetak sumber daya manusia Indonesia berkualitas unggul. Layaknya cabang olahraga lain, untuk mencetak atlet esports berprestasi harus ditekuni dengan baik dan berlatih disiplin sejak usia muda. Sekarang, turnamen esports bisa dilaksanakan dengan jumlah yang tak terhitung setiap tahunnya, disertai nominal hadiah yang mencapai angka miliaran rupiah. Maka dari itu banyak sekali potensi dan peluang bagi generasi muda Indonesia untuk berkarir di dunia esport.

Hambatan yang terjadi di dunia esport ini adanya stigma dari masyarakat yang masih menganggap bermain game itu hanya sebatas kegiatan pelepas penat dan menjadi kegiatan sia-sia. Tidak sedikit lebih orang tua yang lebih memilih anaknya dijalurkan ke jalur akademik karena menilai industri esport tidak terbayang akan bisa berjangka lama untuk masa depan.

Dengan potensi dan hambatan tersebut di masa yang akan datang pasar dari dunia industri esport ini akan terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan adanya digitalisasi. Maka dari itu profesi sebagai atlit esport di masa depan bukanlah profesi yang bisa di pandang sebelah mata saja.