Akhir-akhir ini, sebuah game yang telah rilis sejak tahun 2018 tiba-tiba menjadi pusat perhatian banyak orang di seluruh dunia termasuk dunia. Game tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Among Us.

Game ini mengharuskan pemainnya yang berjumlah 4-10 orang, dimana sebagian besar berperan sebagai Crewmate (kru pesawat), untuk menyelesaikan tugas. Pemain lainnya akan diberi peran sebagai Impostor (penyelundup) dan mereka harus membunuh Crewmates untuk menang.

Cara utama untuk melawan Impostor adalah dengan voting yang dapat dimulai setelah mayat Crewmate ditemukan, atau dengan menekan tombol Emergency Meeting yang terletak di Cafetaria dalam peta.

Apa yang membuat game ini mendadak meledak di pasaran?

Gameplay yang mudah dimengerti dan ukuran aplikasi yang ringan membuat game ini bisa dimainkan oleh siapa saja, sehingga membuat aksesibilitasnya sangat tinggi.

Tidak hanya itu, keharusan dari game ini untuk dimainkan berkelompok justru malah menjadi kelebihan tersendiri. Dari orang yang tidak dikenal hingga teman maupun keluarga, Among Us menjadi sarana untuk berkumpul, berkomunikasi, dan bersenang-senang di waktu yang sama. 

Dengan adanya pandemik dan diterapkannya PSBB, game ini kerap dijadikan alternatif oleh banyak orang.

Seiring dengan semakin populernya Among Us, meme dan guyonan mengenai game ini juga memberikan efek yang lebih besar dalam menarik perhatian dan mengundang minat orang lain untuk memainkan game ini.

Poin terakhir adalah cara kerja dari Among Us sendiri. Menilik dari sisi lain, permainan psikologi adalah salah satu yang terbesar, atau bahkan yang terbesar, yang menjadikan game ini menarik. Pemain harus bekerja sama dalam menyusun strategi agar mereka bisa menang dalam game ini. Hal ini termasuk diskusi, manipulasi, dan taktik yang jitu dan terkadang lucu untuk memenangkan permainan.

Which leads us to our next question,

Adakah Sisi Positif dari Game ini?

Among Us secara tidak langsung memaksa kita untuk mempelajari kemampuan dan strategi yang bisa dipraktekkan di dunia nyata. Dengan berlatih kemampuan untuk membuat alibi, memperhatikan detil-detil kecil, kapan harus berbicara dan kapan harus diam, ataupun melatih kemampuan proses sesuatu sehingga menjadi rasional, Among Us adalah latihan psikologi yang sangat baik yang dibalut menjadi sebuah game.

Menurut Psikolog Oriza Sativa, game Among Us mempunyai sisi positif yakni memuaskan hasrat dasar manusia yang mempunyai sisi ingin tahu terhadap banyak hal.

“Game ini memberikan kompleksitas analisa untuk mengunggah sisi psikologis dasar remaja dan anak. Membuat anak lebih berambisi untuk menang dengan memilih strategi terbaik dari setiap pilihan yang ada.”

Memang dengan banyaknya pilihan strategi yang dapat digunakan, bahkan hingga hal terkecil seperti apa dan kapan harus mengutarakan sesuatu bisa berpengaruh terhadap hasil akhir. Hal ini membuat kita kerap harus memutar otak dengan keras agar bisa mengakali lawan kita.

Lantas, adakah kekurangan dari bermain Among Us?

Pada awal rilis, Pan European Game Information (PEGI) menyebutkan bahwa Among Us diperuntukan kepada remaja berusia 16 tahun ke atas karena mengandung unsur kekerasan meski pada akhirnya diklasifikasi ulang menjadi PEGI 7.

Game ini memang mempunyai animasi dengan unsur kekerasan ketika karakter impostor ditugaskan untuk membunuh crewmate. Untungnya, grafik yang lucu dan kekanakan sedikit membantu sehingga hal ini tidak terlihat sadis.

Hal lain adalah unsur manipulatif yang terdapat di game ini. Berdasarkan perkataan dari Oriza;

“Salah satu poin dari game ini adalah mencurigai musuh dari setiap pemain yang ada. Orang tua perlu memberikan pemahaman bahwa itu (Among Us) hanyalah sekedar game, karena berbahaya bila anak lebih mudah menghakimi orang karena sudah terbiasa mencurigai. Anak perlu paham game hadir untuk menjadi sarana hiburan.”

Jadi, bagaimana dong?

Well, as applies to all thing, take something with a grain of salt. Semua hal pasti mempunyai pro dan kontra nya. Karena itu, alangkah baiknya jika kita bisa menyerap pelajaran yang bisa kita dapatkan ketika memainkan Among Us sambil tetap membedakan dunia nyata dan permainan.

End note, enjoy the game! 🙂

 

By: Yonathan

sumber:

https://ljcdspalette.org/2280/showcase/among-us-and-criminal-psychology/

https://screenrant.com/among-us-imposter-strategy-lies-names-social-manipulation/

https://teknologi.bisnis.com/read/20201019/564/1307103/among-us-berbahaya-untuk-perkembangan-anak-ini-kata-psikolog

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20201016125106-37-194860/kenapa-game-among-us-tiba-tiba-populer