Penelitian media sosial semakin banyak digemari oleh para peneliti, mahasiswa S1,S2 dan S3, dan dosen.   Karakteristik media sosial sebagai media baru memunculkan kebiasan komunikasi yang berbeda dari komunikasi tatap muka seperti halnya penggunaan emoticonuntuk mewakili ungkapan emosi terhadap postingan di media sosial dan dipahami oleh semua pengguna.

Perbedaan penelitian media sosial dengan penelitian lainnya adalah Datanya sudah ada dan peneliti hanya  menarik data (Crawling data dengan menggunakan aplikasi), mengkategorikan dan melakukan analisis terhadap data tersebut.  Setelah itu data tersebut  divalidasi atau melakukan trianggulasi data.

Etnografi virtual dapat digunakan dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif untuk mengidentifikasi pola-pola perilaku,   pola-pola  kehidupan dan  relasi  sosial   dalam kehidupan Virtual di dunia maya atau di media sosial. Kehidupan sosial berkembang dengan hadirnya teknologi informasi dan komunikasi dan terjadi perubahan budaya. Orang-orang yang hadir di dunia maya yang disebut dengan netizen mengekspresikan emosi, nilai-nilai, keyakinan  dan bahkan menciptakan ritual-ritual baru dalam kehidupan sosio kultural.

Etnografi virtual  merupakan metodologi  yang digunakan untuk melakukan eksplorasi  terhadap entitas (user)  yang menggunakan internet. Etnografi virtual  juga merefleksikan  implikasi-implikasi  dari komunikasi termediasi internet (Hine, 2015). Jorgen Skageby dalam Daniel menjelaskan etnografi virtual merupakan metode  yang digunakan secara kualitatif  untuk memahami peristiwa pada komunitas virtual. Dengan menggunakan observasi dan wawancara secara online.  Metode etnografi virtual menurut Jorgen memamparkan  tentang kebiasaan komunitas  yang lebih specific dengan penggunaan teknologi dalam berkomunikasi (Daniel, 2011)

Kriteria komunitas virtual yang cocok dengan metode etnografi virtual :

  1. Pemilihan komunitas virtual berdasarkan interaksi dalam komunitas yaitu Views, like dan comment pada postingan antar anggota tinggi.
  2. Memiliki beragam topik diskusi atau perbincangan yang tidak sedikit untuk menangkap isu yang berkembang dari komentar di postingan.

Dalam pengumpulan data etnografi virtual ada dua tipe yaitu pertama, data yang berasal dari komunikasi langsung dengan anggota komunitas virtual.  Kedua, data yang didapat dari data hasil observasi pada komunitas virtual.

Sedangkan analisis data dalam etnografi virtual dapat dilihat dari tabel dan uraian berikut ini.

Tabel 1. Analisis dalam Etnografi Virtual

Level Objek
Ruang Media (media space) Struktur perangkat media dan penampilan terkait dengan prosedur aplikasi yang bersifat teknis.
Dokumen Media (media archieve) Isi dan aspek pemaknaan teks sebagai artefak budaya
Objek Media ( Media object) Interaksi yang terjadi di media sosial dan komunikasi yang terjadi antar anggota komunitas melalui komen dan forum
Pengalaman (Experiental Stories) Motif, efek, manfaat yang terhubungan secara online dan offline berupa rekomendasi

Sumber: Nasrullah, R (2017)

Level Ruang Media (Media Space). Medium ini  lokasi komunitas berinteraksi. Peneliti memposisikan dirinya sebagai pengamat. Peneliti menguraikan dari sisi teknologi bagaimanan perangkat medium di internet berlaku dan aturan di media sosial tersebut. Peneliti mulai dengan bagaimana prosedur membuat sebuah akun, terhubung dengan sebuah jaringan, komunikasi  yang terjadi dan prosedur yang ada di media sosial tersebut.

Level Dokumen Media (Media archieve). Peneliti melihat  kontens sebagai sebuah teks dan makna yang terkandung di dalamnya diproduksi dan disebarkan melalui internet. Teks tidak hanya mewakili pendapat atau opini user di internet tetapi menunjukkan ideologi, latar belakang sosial, pandangan politik, keunikan budaya, hingga merepresentasikan identitas dari komunitas. Teks juga dibuktikan  adanya konteks, situasi atau pertukaran nilai dalam komunitas tersebut.

Level Objek (Media Object). Peneliti melihat aktivitas dan interaksipengguna danantar pengguna. Data penelitian  berasal dari teks dan konteks yang ada pada media sosial. Peneliti memfokuskan pada tanggapan dari teks yang diposting di media sosial berupa views,  like, komen bahkan sampai subscribe.

Level Pengalaman (experiental stories)peneliti bisa menghubungkan realitas yang terjadi di dunia virtual dengan realiatas yang ada di dunia nyata. Menurut Hine (2015)  apa yang terjadi di internet sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di dunia nyata kehidupan sehari-hari seperti penggambaran waktu, tempat dan perilaku orang  dengan bertransformasi di internet.

Setelah data dianalisis dilakukan Trianggulasi data (keabsahan data). Validasi data  dapat dilakukan dengan mengkonfirmasi data tersebut dengan menggunakan trianggulasi sumber (anggota aktif dalam komunitas virtual) untuk memastikan  kebenaran terhadap hasil pengamatan peneliti.

Penulis: Dr. Lidya Wati Evelina, MM, Lecturer of Public Relations and Researcher Universitas Bina Nusantara.

Referensi

Daniel, B.K.  (2011). Handbook of Research on Methods and Techniques for Studying Virtual Communities: Paradigms and Phenomena. New York: Information Science Reference.

Hine, C. (2015). Ethnography for Internet. Embedded, Embodied, and Every day. (1 st). New York: Bloomsbury Academic.

Nasrullah, R. (2017). Etnografi Virtual. Riset Komunikasi, Budaya dan Sosio Teknologi di Internet. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.