Apakah geliat Industri kreatif mampu berperan untuk menyokong perekonomian nasional?

Sering sekali kita menjumpai lukisan-lukisan dinding di jalanan perkotaan atau biasa disebut mural dengan gambar yang tak hanya estetis tapi juga menggugah pikiran kita ketika melihatnya. Tapi tahukah kamu, gambar-gambar tersebut itu adalah bagian dari sebuah budaya yang lahir dari akar budaya jalanan alias Street Culture, keberadaannya masih dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Budaya jalanan ini seringkali dianggap sebagai kegiatan yang hanya “iseng” semata dilakukan oleh sekelompok orang atau individu yang “kurang kerjaan dan tak punya arah.”

Street Culture terbilang cukup abstrak dan tidak ada definisi khusus, umumnya budaya ini dapat disaksikan langsung oleh masyarakat melalui kegiatan yang dilakukan dan banyak mengisi ruang publik, terdiri dari berbagai aktivitas kaum muda dalam berekspresi guna menyiasati rasa bosan terhadap hal-hal dan pekerjaan konvensional, diawali dari sebuah gaya hidup yang berkembang dari kehidupan jalanan dan didukung oleh para komunitas yang berada di dalam ekosistem street culture,merupakan “teman satu lingkungan” yang dipertemukan lewat keterkaitan penggiatnya dengan street culturemacam mural, graffiti, hip-hop, skateboarding, dan BMXini sehingga terbentuk sebuah budaya populer di masyarakat, dari pertemuan berbagai budaya dan ketertarikan yang ada paham – paham tentang budaya jalanan ini lebih mudah diterima masyarakat.

Ada beberapa kegiatan yang menjadi ciri khas dalam street culture dan termasuk dalam industri yang berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi negara, masuknya kata industri dalam industri budaya, mengindikasikan bahwa pihak yang berkaitan telah memahami manfaat dari “produk” budaya dalam segi finansial atau ekonomi sekaligus.

Bernhard Suryaningrat
Bernhard Suryaningrat oleh detik.com

Salah satu contoh seniman yang berhasil mendapatkan perhatian masyarakat luas belakangan ini jatuh kepada Bernhard Suryaningrat, seorang seniman mural yang merambah profesi sebagai pebisnis street fashion dansneaker custom dari Never Too Lavish, Bernhard selaku pemilik brandtersebut semakin dikenal setelah produk dari hasil karya khasnya berupa jaket bergambar peta Indonesia dan juga jaket Asian Games 2018, dibeli dan dikenakan oleh presiden Republik Indonesia Joko Widodo, kejadian tersebut menjadi suatu hal yang dapat menunjukan eksistensi bahwa bidang street art danstreet culture mampu menggebrak pasar industri kreatif negeri yang apik dan dapat membangkitkan gairah kreativitas dan jiwa bisnis label-label dan desainer lokal.

Ekonomi Kreatif (Ekraf) merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu menjadi kekuatan baru ekonomi nasional di masa mendatang, menurut hasil Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) yang dilakukan oleh Badan Ekonomi Kreatif yang sekarang berganti nama menjadi Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) bersama Badan Pusat Statistik (BPS) menyimpulkan, potensi ekonomi kreatif untuk berkembang di Indonesia sangat besar. Dari hasil survei tersebut tercatat selama tahun 2016 – 2017 ekonomi di Indonesia didominasi oleh tiga subsektor utama pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia.

Hasil Survei Khusus Ekonomi Kreatif oleh Badan Pusat Statistik
Hasil Survei Khusus Ekonomi Kreatif oleh Badan Pusat Statistik

“Tiga subsektor utama yang menopang ekonomi kreatif di Indonesia yakni, kuliner 41,69% , fashion18,15% dan seni kriya 15,70%. Sub sektor lainnya bertumbuh bagus antara lain film animasi dan video, desain komunikasi visual, serta aplikasi dan pengembangan game”.

Pada masa kini pemerintah perlu menyadari pentingnya komersialisasi dan komodifikasi tidak hanya untuk karya tinggi (art high), tetapi juga produk yang terlahir dari budaya jalanan lainnya sepertistreet art (mural, graffiti, art toys), street fashion (local clothing & fashion brand), street sport (skateboard, bmx, futsal), street music (rap, hip-hop, indie band).

Para penggiat industri kreatif yang berada di dalam skena budaya jalanan ingin karyanya tidak hanya dinikmati golongan tertentu saja, yang selama ini melekat stigma street culturehanyalah untuk golongan blue collar dari segi tenaga kerja dan peminatnya. Tetapi kesempatan untuk bisa masuk ke dalam segala lapisan masyarakat perlu diperhatikan “art for everyone”, dukungan serta apresiasi pemerintah dan masyarakat dipercaya dapat memperkuat identitas dan menunjukan eksistensi budaya jalanan yang semakin berkembang di Indonesia saat ini untuk regenerasi budaya urban, dimana masyarakat akan termajukan untuk menciptakan karya maupun tren baru yang menjadikan industri kreatif sebagai pilihan profesi masa depan negeri.

Key Sources :  Industri Kreatif,Street Culture, Ekonomi Kreatif, Profesi Masa Depan

By: Muhammad Rafli / 2001622154