Ketika motivasi rendah dan keraguan pada diri sendiri tinggi, seorang pelatih kehidupan menyarankan kita untuk menambahkan “latihan” baru ke dalam kehidupan kita sehari-hari: Self-love. Kekuatan pribadi terhubung erat dengan landasan cinta diri yang tak bersyarat. Self-love adalah keadan menerima secara utuh tubuh, pikiran dan hati serta ingin selalu menjadi yang terbaik bagi diri. Dengan adanya keinginan tersebut, kita akan senantiasa memilih yang terbaik untuk diri. Self-love juga berarti bagaimana kita bisa mencintai dan memperlakukan diri kita.

 

Buktinya, jarang kita menanyakan ke diri sendiri bagaimana mencintai diri kita, tapi sangat sering kita mencari sumber yang menyatakan cara mencintai orang lain. Hubungan kita dengan diri kita sendiri mempengaruhi segalanya dari persahabatan kita hingga hubungan romantis kita. Hal itu mempengaruhi kecenderungan kita untuk berhasil dan mencapai impian kita, karena pada akhirnya self-love adalah hubungan paling signifikan yang kita miliki.

 

Seperti yang ditegaskan oleh banyak penelitian psikologi, cinta diri dan kasih sayang adalah kunci untuk kesehatan mental dan kesejahteraan, menjaga depresi dan kecemasan. Kekuatan dari Self-love itu penting. Menyayangi diri sendiri sangat diperlukan oleh kita yang bekerja terlalu keras dan yang terus berusaha melampaui diri kita sendiri dan memahami bentuk kesempurnaan yang berubah-ubah. Seringkali, kita terlalu keras pada diri kita sendiri dan kita melakukannya karena kita didorong oleh keinginan untuk selalu unggul pada segala hal. “Self-love is the primary relationship you’ll have in your life. The more you develop this relationship the more fulfilling your life will be.” Ujar Dr. Aaron Krasnow, Ph.D., assistant vice president and director of ASU Counseling Services.

 

Sebuah perpaduan dari kerentanan dan rasa tidak aman mengarah pada kecemburuan, kebencian, dan kehancuran akhir suatu hubungan – baik itu romantis atau tidak romantis. Hal ini bisa sangat menyakitkan jika kita tidak melatih cinta pada diri sendiri. Ketika kita menjalin hubungan, kita cenderung mencari hiburan. Pada dasarnya ini bukanlah hal yang buruk. Namun, dengan tidak adanya cinta diri, kita mulai mengandalkan teman-teman kita untuk citra diri dan keyakinan diri, memungkinkan mereka untuk membentuk identitas kita.

 

Akibatnya, ketika hubungan ini berakhir, kita merasa seperti kita tidak hanya kehilangan hubungan itu, tetapi diri kami sendiri. Kita semua ingin dikenal secara intim, tetapi kenyataannya adalah bahwa mereka yang paling kita percayai tidak akan pernah tahu setiap bagian dari siapa kita. Satu-satunya orang yang bisa benar-benar mengenal kita adalah diri kita sendiri.

 

Tujuan dari Self-love sendiri adalah, agar kita bisa lebih menghargai diri sendiri. Selalu mensyukuri tentang apa yang telah diberikan kepada kita. Self-love bukan tentang menjadi arogan atau egois. Self-love bukan tentang membandingkan diri sendiri dengan orang lain untuk menentukan apakah kita cukup baik, dan juga bukan tentang siapa yang menang. Self-Love sendiri memberi kebahagiaan batin, kepercayaan diri, dan ketenangan pikiran yang tidak mudah terombang-ambing oleh pendapat dari luar. Ini memungkinkan kita untuk mempercayai bahwa, cintailah diri sendiri baru bisa mencintai orang lain. Pada akhirnya, semakin kita mencintai diri sendiri, semakin banyak manfaat yang kita temui dari diri sendiri dan semua orang.

 

Dalam kehidupan bermasyarakat yang ada pada jaman sekarang, kinerja kita seringkali diakses, diteliti, dan dikritik, yang dapat menyebabkan keraguan diri. Saat kita menerima komentar negatif, kita membatasi diri sendiri dengan percaya bahwa kita tidak memiliki apa yang diperlukan untuk mencapai harapan dan impian Anda. Disinilah kekuatan cinta diri dapat berperan. Kekuatan cinta diri yang berpusat pada hati yang memupuk belas kasih, pengampunan dan memperluas pemahaman seringkali ditemukan dalam memaafkan diri sendiri yang diberdayakan oleh energi dari sebuah cinta.

 

Mencintai semua yang dilakukan dan tegar menghadapi segala hal yang terjadi dalam kehidupan. Dan dari hal itu kita memiliki kekuatan untuk secara sadar menciptakan pengalaman-pengalaman yang diinginkan dari semua yang ditawarkan oleh dunia kepada kita. Pandangan pada diri sendiri memiliki potensi untuk memengaruhi kesukesan di tempat kerja, di sekolah dan dalam sebuah hubungan. Cinta diri tidak hanya berarti memancarkan kepercayaan diri sendiri, atau narsistik. Cinta pada diri sendiri berarti mengetahui diri sendiri dan puas dengan siapa diri kita sebenarnya.

 

Cinta diri merupakan sebuah hadiah karena menjadi orang yang kita inginkan. Hal ini mengasumsikan bahwa harga diri kita harus didasarkan, dalam arti tertentu secara obyektif “baik.” Jika kita mencintai orang lain, tentunya itu berarti kita menginginkan yang terbaik untuk mereka. Kita ingin mereka menjadi sehat, bahagia, dan sukses. Jika seorang teman tidak senang dengan kehidupannya, kita ingin hidupnya berubah sehingga mereka akan bahagia.

 

Terapkan standar yang sama untuk diri sendiri yang kita lakukan kepada orang lain – cintai diri kita sendiri seperti kita mencintai teman dan keluarga. Jadilah untuk menjadi lebih baik karena kita berhak mendapatkan yang lebih baik; karena kita mencintai diri sendiri dan ingin memungkinkan diri sendiri untuk menjalani kehidupan yang ideal. Mencintai diri sendiri tidak akan menyakiti diri sendiri, tetapi membenci diri sendiri akan menghalangi untuk mengalami kepenuhan hidup. Mari kita mengenal diri kita secara intim. Mari kita jatuh cinta dengan diri kita sendiri. Marilah terus untuk menghargai dan mencintai kekuatan yang ada pada diri kita sendiri.

 

REFERENSI

 

http://www.statepress.com/article/2017/01/spopinion-the-power-of-self-love

https://www.idntimes.com/life/inspiration/kartika-dewi-1/self-love-penerimaan-diri-c1c2

https://merahputih.com/post/read/self-love-bukan-egoisme-tetapi-pemahaman-diri