Konsep atmospheric, pertama kali diperkenalkan oleh Kotler tahun 1973, sebagai sebuah upaya mendesain ruangan sedemikian rupa dengan tujuan untuk menciptakan efek emosional bagi orang yang berada di dalam ruangan tersebut. Atmospheric dapat dirasakan melalui indera manusia. Keunikan atmospheric ini kemudian menjadikan konsep ini sebagai salah satu strategi pemasaran yang saat ini banyak digunakan restoran, hotel, dan taman hiburan (theme park).

Implementasi konsep atmospheric saat ini paling banyak dapat dilihat di restoran yang tampil dengan desain dan menu yang unik, seperti desain yang mengingatkan pengunjung pada film Lord of The Ring, Hello Kitty, sampai desain rumah sakit maupun penjara. Berbagai keunikan desain ini dibuat untuk berbagai tujuan seperti menarik perhatian pengunjung, sebagai media untuk menyampaikan pesan tertentu pada pengunjung, menciptakan efek tertentu yang dapat dirasakan pengunjung, seperti efek petualangan, atau untuk menciptakan mood tertentu.

Selain untuk menciptakan efek emosional bagi pengunjung, atmospheric dapat menjadi strategi pemasaran yang cukup jitu. Keunikan desain maupun menu akan memudahkan pengunjung mengingat nama atau brand restoran yang dikunjungi. Selain itu, pengunjung dapat mengunggah foto desain dan penyajian makanan yang unik ke akun media sosial

mereka. Hal ini menjadikan nama dan keunikan restoran semakin mudah diketahui oleh masyarakat luas.

Hal penting yang harus diperhatikan oleh para pengelola restoran yang mengusung konsep atmospheric adalah implementasi tema yang konsisten dan menyeluruh, mulai dari desain ruangan, tata ruang (layout), pemilihan dekorasi ruangan, hingga seragam pramusaji, dan penyajian makanan (food presentation).

(Artikel ini ditulis oleh Selvy Alvi, Binusian 2018; disunting oleh Maria Anggia)