Oleh: Aa Bambang A.S.

Sore itu langit Jakarta kurang bersahabat. Awan kelabu menggelayut menabiri sang surya yang segera tenggelam. Hanya sesekali sinarnya menerpa kami, melalui celah jendela sisi kiri mobil. Situasi seperti itu dipadu dengan kemacetan, sekali pun kami masuk tol, membuat kami deg-degan: khawatir disangka ingkar janji oleh pak kiyai…

Kami memang sedang meluncur ke arah Bambu Apus, Jakarta Timur. Tempat kami melanjutkan P2M yang telah dirancang dengan baik oleh Dr. Solatun. Tepat pukul 16.30 di kunjungan kedua itu, kami meluncur dari markas di Syahdan. Namun karena kemacetan –mungkin karena jam pulang, mungkin juga karena hujan besar menjelang atau mungkin karena keduanya— mobil Dr. Solatun jadi terengah-engah. Masih beruntung, mobil sang Sohib ini mobil Volvo mantan menteri. Meski macet dan sedikit kurang sabar, kami masih bisa bersandar nyaman denga kabin mobil yang cukup lega.

Kami baru memasuki daerah Taman Mini, ketika adzan Maghrib berkumandang. Agak terlewat ketika kami mau mampir di masjid Ath-Thin. “Kita makan dulu aja..”, ujar Dr.Solatun. “Ya, daripada sholat ingat makan, lebihj baik makan ingat sholat!” seloroh Dr. Rozak Mozin, yang lebih senang dipanggil Mr.Jack. Kami pun menepi, berhenti di depan Warung Padang. Kami menyantap lahap masakan khas Nusantara yang sudah mendunia itu… Alaah…mak, ni`matnyeuh…! Maklum, memang kami sudah lapar!

Selepas makan kami meluncur lagi mencari Masjid terdekat yang ada tempat parkirnya. Ketemu di  sisi kanan jalan ke kiri pertigaan ke arah Rambutan setelah terowongan. Kami pun sholat…

***

Sekitar pukul 07.30 kami baru sampai di lokasi. Dengan disambut senyuman tulus Sang Kiyai kami keluar dari Volvo, dengan sedikit risih. Senyum Pak Kiyai yang tulus, serasa mengaduk-aduk perasaanbersalah kami. Beruntung Dr. Solatun segera meminta maaf dengan menjelaskan kemacetan yang tak terprediksikan.. “…ndak apa-apa, anak-anak masih menunggu, ibu-ibu juga..”sambutnya menyejukkan, lazimnya seorang pemuka agama. Sejurus kemudian kami pun terlibat perbincangan, sebelum kami berinteraksi dengan kelompok ibu-ibu sekaligus dengan  anak-anak.

Pada kunjungan 8 Maret ini kami memang membawa kuisener untuk disebarkan, tujuannya untuk mengetahui apa sebanranya yang dibutuhkan oleh mereka, baik ibu-ibu maupun anak-anak. Sebelumnya, 4 Maret, hanya penjajakan sekaligus melakukan kesepakatan. Kali ini kami hanya melakukan perkenalan dan beramah-tamah dengan mereka, selain membagikan kuisener yang harus mereka isi. Disepakati, kuisener dibawa pulang agar mereka lebih leluasa memikirkan apa yang mereka butuhkan. Rencananya Rabu depan kami kumpulkan untuk dianalisis dan dipetakan.

***

Setelah dikumpulkan pada 27 Maret, kuisener dianalisis. Hasilnya, indikasi kuat bahwa ibu-ibu memang berkeinginan mendapatkan dana untuk mengembangkan usahanya (bagi yang sudah punya UKM) dan membangun usaha kecil-kecilan (bagi yang beluam punya usaha). Sedangkan anak-anak membutuhkan berkomunikasi dengan bahasa Inggris.

Berdasarkan hasil analisis itu dan disesuaikan denga P2M untuk jurusan Marcomm Universitas Bina Nusantara, maka di canangkanlah program Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) Pemberdayaan Warga Binaan Yayasan Cahaya Qalbu Kel. Bambu apus-kec. Cipayung-jakarta timur sebagai berikut:

Tidak kurang dari 25 orang ibu-ibu Warga Binaan Yayasan Cahaya Qalbu akan dibina dari segi Komunikasi Marketing sebagai pokok pelatihan dengan materi sorotannya berkaitan denganKewirausahaan , Usaha Mikro, memilih jenis produk barang/jasa, Membaca dan menganalisis pasar,Memperkirakan besaran dan prospek besaran pasar potensial, Membaca, menganalisis, dan merancang strategi persaingan, Memilih Strategi produksi dan operasi, Memilih, merancang, dan mengoperasikan strategi pemasaran dan penjualan, Menghitung harga pokok, dan menentukan skema harga jual, dan menghitung Laba Rugi, Merancang Keuangan dan Permodalan serta perancangan pengelolaan aliran uang tunai, Rancangan Pengembalian modal, analisis kelayakan. 

Sedangkan untuk anak- anak kisaran 30  orang anak santri binaan Yayasan Cahaya Qalbu diberikan pokok pelatihan “ communication in simple english”. Berdasarkan hasil “case stdy” pelatiha awal , 8 April, anak-anak tersebut dikelompokkan menjadi 3 kelas. Kelas A untuk anak yang mendapat niklai tertinggi, B untuk yang sedang, dan C untuk anak yang bisa dianggap sebagi pemula.

Dasar P2M tersebut tetap pada tujuan dan sebagai  bagian integral dari Catur Dharma Universitas Bina Nusantara, ditujukan untuk mewujudkan kepedulian dan  pengabdian dosen Universitas Bina Nusantara kepada Masyarakat sehingga perkembangan dan pengembangan imu pengetahuan dan teknologi akan menjadi pendorong perkembangan dan peningakatan kemajuan masyarakat pada saat bersamaan.

“Ah, lega rasanya…!” ujar Dr.Solatun sambil ngabaheuhay ke jok mobilnya, tatkala selesai menyampaikan rancangan tersebut dan usai melatih hari pertama pelatihan… “Kini kita sudah running. Tinggal konsisten menjalankan dua pelatihan ini…” tambah Sang doktor yang mirip artis  Didi petet ini.* (Sekedar catatan: di Tim ini ada 3 yang mirip Bintang Film: Dr.Solatun mirip Didi Petet, Dr.Domi mirip pemeran “The God Must be Crezy, Dr.Aras mirip Syahrukh Khan).