Saat pertengahan semester 5, saya sebagai anak broadcast sudah berada di titik jenuh kuliah.Saya ingin  cepat  merasakan masa-masanya magang.  Saya selalu  membayangkan,  bahwa magang itumengasyikkan. Tidak perlu  datang ke kelas, enggak perlu bawa buku tebel – tebel yang hanya dibacamenjelang ujian saja. Enggak perlu melewati sistem kebut semalam saat ujian tengah semester  atau ujian akhir semester. Intinya sih, saya ingin magang karena bosan di kampus. Hahaha..Awalnya, yang saya tahu, magang itu hanya dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir. Magang biasanya dilakukan berbarengan dengan skripsi. Tapi ternyata, thank god! BINUS, kampus tercinta saya,memfasilitasi mahasiswa semester  6 sebuah program magang cepat. Yes, kabar baik untuk saya dan mungkin untuk beberapa mahasiswa lainnya yang juga jenuh kuliah. Tidak perlu waktu panjang, saya pun mengikuti program magang cepat ini.Singkat cerita, saya dan beberapa anak broadcast lainnya, magang di Communicasting Academy.Ini  dia hari  pertama saya dan teman –  teman lainnya magang.  Kita  foto di  studio  green screen-nya Communicasting Academy.

Minggu  pertama,  mahasiswa  yang  magang  di  Communicasting  Academy  dibagi  menjadi  3 kelompok. Dan setiap kelompok ditugaskan untuk membuat satu program acara yang diproduksi setiap minggunya.  Setiap  episode  diberikan  durasi  selama  24  menit.  Saya  dan  kelompok  saya membuat program acara kuliner, yang diberi nama PELUK; Petualang Kuliner. Minggu  selanjutnya, kelompok saya  yang terdiri  dari  6  orang  mulai  produksi  program acara PELUK. Egy sebagai Producer dan  Editor,  Reny dan Desya sebagai  Camera Person,  Nindy dan Nadiahmenjadi  Host PELUK,  dan saya  menjadi  scriptwriter.  Cukup mengasyikkan  menjadi  scriptwriter,  saya ditugaskan  untuk  membuat  rundown  acara,  lalu  membuat  skrip  voice  over untuk  narasi  host  dan merancang misi permainan yang menjadi bagian program PELUK tersebut. Tidak cukup sampai disitu,

saat  sudah  mengerjakan  semuanya,  butuh  persetujuan  dari  Egy,  sang produser.  Kalau rundown-nya disetujui, produksi bisa langsung jalan. Kalau ada yang tidak cocok, saya pun harus me-revisi. Sempat kewalahan saat pra produksi program PELUK ini, karena disini kelompok saya benar – benar mengaturbudget shooting, lokasi shooting, penentuan tanggal dan waktu, dan masih banyak lagi. Tapi walaupunbegitu, kami tetap menjalaninya dengan semangat yang tinggi. Demi mendapatkan nilai A. Hehehe..Ini dia, foto – foto saat meeting pra produksi walaupun sempat kewalahan, tapi tetep, kalau liat kameralangsung gaya

Dua minggu berjalan produksi PELUK, saya pun tidak ingin kemampuan saya sebatas menjadi scriptwriter.  Saya  meminta  izin  kepada  teman  saya,  Egy,  sang  produser,  untuk  merangkap sebagai camera person. Dan dia pun setuju. Akhirnya, minggu selanjutnya, tugas saya dalam produksi PELUK ini bertambah. Menjadi scriptwriter dan merangkap sebagai camera person. Tidak ingin menyia-nyiakan,saya mulai memaksimalkan kesempatan untuk mempelajari kamera secara langsung. Karena selama diperkuliahan, saya merasa kurang mendapatkan pelajaran praktek. Dan, saya sangat bersyukur, denganmagang ini saya bisa mengaplikasikan ilmu teori yang sudah saya dapatkan di semester lalu. Ini foto –foto saat saya mengambil gambar hehehe act like a pro :p

inez 2

Sudah 4 episode program PELUK berjalan, saya sudah merasakan kekompakkan dalam tim saat membuat  program  acara.  Ya  walaupun  programnya  masih  kecil  –  kecilan,  tapi  sesuatu  yang besar berawal dari yang kecil kan. #EdisiBijak.  Saya dan tim sudah saling mengetahui kelemahan dan kelebihanmasing  –  masing  anggota,  dan  itu  tidak  menjadikan  halangan  untuk  berkarya. Yang  sudah  banyak pengalaman di dunia broadcast, harus mau berbagi ilmu dan sabar mengajari yang belum punya banyak pengalaman. Yang belum punya banyak pengalaman juga harus mempunyai keinginan dan niat yang kuat untuk belajar dan mencoba. Tentu saja, hal – hal tersebut tidak bisa didapatkan di kelas saat belajar.Hal ini hanya bisa didapatkan saat magang.

Dengan ditugaskan memproduksi suatu program acara sendiri ini, saya pun menjadi mempunyai banyak waktu untuk mengasah kemampuan menjadi  scriptwriter dan  camera person. Tentu saja, tidak hanya itu, saya juga harus belajar untuk mencoba menjadi editor bahkan menjadi producer. Masih ada waktu sekita 3 bulan lagi untuk mencoba segala hal. Semoga niat saya tidak pernah luntur untuk terus belajar sampai akhirnya siap untuk bekerja profesional di dunia penyiaran dan pertelevisian.

INEZ AYUNINGTYAS/1601284011 – Intern Student