1

Sharing Pengalaman oleh Bapak Tommy Wattimena

 

Jakarta, 19 Juni 2014 – Bertempat di Demang Café di kawasan Sarinah, sebuah event gathering yang diselenggarakan oleh Majalah MIX, menjadi ajang kumpul-kumpul para marketer dari berbagai perusahaan dan akademisi membahas tentang kesiapan para marketer Indonesia dalam menghadapi era ASEAN Economic Community (AEC) yang sudah di depan mata.

 

Event gathering ini dimoderatori oleh Bapak Gabriel Montadaro, selaku Board of Advisor Marketing Club, Bapak Tommy Wattimena, Senior VP Branding and Communications XL Axiata, dan Bapak Agus Samsudin, VP Human Resources Danone Aqua.

 

Event ini diawali dengan pemaparan yang disampaikan oleh Bapak Gabriel tentang dampak AEC 2015 bagi Indonesia. Berbagai dampak yang menguntungkan, akan tetapi juga akan menciptakan tantangan baru bagi Indonesia, antara lain bebasnya arus masuk dan keluar produk dan jasa, investasi, bahkan tenaga kerja terampil dari berbagai negara ASEAN tanpa adanya hambatan peraturan yang biasanya dipakai untuk memproteksi pasar lokal, peluang pasar ekspor menjadi lebih besar dan beragam, pertumbuhan tenaga kerja yang semakin pesat, sekaligus meningkatnya tuntutan kreativitas dan level pelayanan pada para pekerja.

 

Setelah pemaparan tentang dampak AEC 2015, acara dilanjutkan dengan sharing pengalaman oleh Bapak Tommy Wattimena yang pernah bekerja di manca negara ketika masih bergabung dengan Unilever sebagai European Ice Cream Brand Manager di Roma, Italia, Regional Brand Director di Bangkok, Thailand, dan VP Brand Development for Ice Cream Asia Pacific and Kids Global Platform untuk Unilever Asia di Singapura. Berdasarkan pengalamannya bekerja dengan orang-orang dari berbagai negara dengan budaya yang beragam, pekerja Indonesia sangat baik ketika bekerja dalam tim, tetapi sayangnya tidak disertai dengan self integrity atau walk the talk dan self confidence yang tinggi. Pentingnya pemahaman tentang keanekaragaman atau diversity menjadi kunci sukses untuk berkarir di dunia internasional. Bapak Tommy juga menambahkan bahwa pekerja Indonesia umumnya masih menganut sistem ‘management by ditongkrongin’.

 

Sebagai penghujung acara, Bapak Agus Samsudin menyampaikan empat hal penting agar sukses dalam berkarir. Ibarat corporate athlete, kita harus selalu mengembangkan intelligence quotient, emotional quotient, spiritual quotient, dan fisik yang sehat. Beranikan diri untuk speak up atau menyampaikan setiap pendapat maupun ide, serta tidak mengenal kata menyerah dalam menyampaikan rencana kerja maupun ide kita. Bapak Agus juga menambahkan bahwa masa kerja yang ideal di sebuah perusahaan adalah tiga hingga enam tahun, karena dalam periode tersebut seseorang tidak hanya memperoleh pengalaman baru, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan.

 

Banyak informasi penting yang dapat kita jadikan acuan untuk mencapai keberhasilan dalam kompetisi di dunia kerja, khususnya dalam era Asean Economic Community 2015. Pertanyaan yang selanjutnya harus kita renungkan adalah beranikah kita, sebagai Binusian, berubah untuk berani speak up dan tidak lagi menganut sistem ‘management by ditongkrongin’?

 

Maria Anggia W. – Dosen Marketing Communication