Media merupakan suatu saranapenyampaian informasi yang sangat penting di era globalisasi ini. Setiap orang memakai media untuk mendapatkan asupan informasi setiap harinya agar mereka melek informasi. Media banyak memberikan pengaruh kepada orang yang melihatnya dan mencernanya atas tayangan media tersebut menayangkan suatu yang positif atau negatif.

 

Di era ini banyak sekali konten-konten yang dibuat sehingga susah untuk menyaring mana konten yang memberi dampak positif atau negatif. Media sebetulnya tidak hanya memberikan sajian tentang informasi atau biasa bisa kita lihat bersama ada dalam berita, tetapi media juga menayangkan suatu tayangan yang bersifat hiburan. Tayangan yang bersifat hiburan ini lah yang malah membuat anak dibawah umur terbawa arus media karena kurangnya bimbingan orang tua.

 

Anak dibawah umur yang harusnya dibatasi tontonannya terkadang malah terbawa arus hiburan tersebut karena orang tua yang kurang memperhatikan. Anak dibawah umur ini harusnya jika menonton setiap tayangan harus didampingi orang tua, agar orang tua bisa membimbing sekaligus memberi informasi kepada anaknya bahwa itu boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

 

KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) sebetulnya sudah baik dalam melakukan tugasnya yaitu menyensor atau memotong tayangan yang tidak baik ditonton untuk anak kecil maupun orang dewasa. Komisi Penyiaran Indonesia memotong atau mensensor tayangan yang memperlihatkan rokok, darah, adegan 21 tahun ke atas. Tetapi dalam hal ini KPI masih kurang berhasil karena masyarakat terkhususnya anak dibawah umur masih sering mencontoh tayangan yang kurang baik untuk dicontoh.

 

Dalam kasus ini yang akan saya bahas secara lebih merinci adalah dampak dari tayangan yang negatif untuk anak yang berada dibawah umur. Biasanya anak kecil paling sering menonton tayangan yang berbau hiburan bukan yang memberikan informasi seperti berita dan tayangan yang mendidik, mengapa demikian? Kartun menjadi tontonan hiburan favorit anak-anak. Mengapa?

 

Yang pertama ialah karena kartun sangat menyenangkan untuk anak kecil dan tidak membosankan untuk ditonton. Yang kedua karena kartun lucu dengan warna -warni mencolok yang menarik perhatian anak. Yang kita tahu saat ini memang anak kecil lebih suka hal – hal yang berwarna dari pada monochrome atau hitam putih. Yang ketiga ialah mereka dapat belajar banyak hal dari kartun. Yang menjadi inti permasalahannya pembelajaran yang didapatkan oleh anak dari kartun pembelajaran apa? Pembelajaran yang baik atau yang buruk? Yang keempat adalah karena kartun memberikan imajinasi dan membuat otak lebih kreatif.

 

Menonton kartun tidaklah salah karena memang menonton kartun anak akan mendapatkan hal yang baik seperti membuat dirinya lebih kreatif tetapi ada juga adegan-adegan di kartun tersebut yang membuat anak mencontoh hal yang buruk dari kartun tersebut. Semisalnya contoh kartun yang sering ditonton oleh anak dibawah umur ialah Spongebob, Tom & Jerry dan Shinchan. Kartun-kartun inilah yang sangat menarik bagi anak-anak karena karakter dalam kartun tersebut sangat lucu dan juga adegan yang diberikan sangat bebas sehingga anak dapat tertawa karena adegan tersebut keluar dari zona seriusnya si anak.

 

Dalam adegan film spongebob yang saya bisa ingat dan memberi dampak yang sangat buruk untuk anak ialah ceritanya saat spongebob dan kedua temannya patrick dan squidward saling pukul memukul karena mereka bertiga memperebutkan suatu kayu yang dari kayu tersebut bisa menyala api. Mereka melakukan berbagai hal seperti memukul dengan kayu, menendang temannya sendiri untuk mendapatkan suatu yang ia mau.

 

Dalam hal ini kita tentunya bisa tahu bahwa adegan tersebut akan membuat anak secara tidak langsung menjadi egois, kasar dan juga suka berkelahi. Hal seperti inilah orang tua harus mendukung dalam perkembangan anaknya. Biarkan anak menonton hal tersebut untuk menjadikan anak lebih kreatif tetapi orang tua harus memberikan bimbingan saat anak sedang menonton film tersebut untuk berkomunikasi kepada anak bahwa adegan tersebut boleh dilakukan atau tidak dan berikan anak dampaknya jika anak melakukan hal tersebut agar anak tahu bahwa kalau dia lakukan hal tersebut dia akan salah. Jangan memberikan kata-kata yang menakuti karena hal tersebut bisa membuat psikis anak menjadi trauma akan hal tersebut.

 

Ternyata memberikan anak menonton film kartun tidak hanya melakukan hal yang ada di kartun tersebut ke teman-temannya tetapi juga dapat menjadi sebuah bumerang kepada orang tua jika tidak ada orang tua disampingnya untuk membimbing anak. pengaruh dari menonton televisi itu, menyebabkan banyak anak-anak tidak tahu lagi sopan-santun terhadap orang tua. Lebih jauh dijelaskan, berdasarkan hasil survei KPI diketahui, 70 persen tayangan televisi swasta lebih banyak menampilkan unsur hiburan daripada unsur pendidikan. Padahal fungsi dan peran media massa setidaknya harus menyeimbangkan fungsi hiburan, pendidikan, informasi, dan kontrol sosial. kata Ketua KPID Sulsel Aswar Hasan.

 

Menurutnya, saat ini para orang tua harus mewaspadai film-film kartun asal Jepang yang materinya lebih banyak memaparkan kekerasan fisik, kekuatan mistik atau gaib, serta menggambarkan nilai moral yang tidak masuk akal. Lebih jauh dijelaskan, secara umum tayangan televisi tanpa disadari dapat mempengaruhi perkembangan mental, kecerdasan dan kemampuan berpikir anak. Hal itu disebabkan karena adanya rangsangan imajinasi melalui stimulus bunyi dan gambar secara terus-menerus.

 

“Kondisi itu menyebabkan kemampuan konsentrasi anak menjadi pendek,” katanya. Selain itu, dampak negatif tayangan TV juga menyebabkan berkurangnya aktivitas dan sosialisasi anak, karena anak cenderung hanya duduk pasif menonton televisi daripada bermain dengan sesamanya. Akibatnya, keterampilan emosi dan sosial anak tidak terasah dengan baik. Kata aktivis LBH-APik Sulsel, Lusi Palulungan yang dikutip dari kompas.com

 

Lewat dari suvei yang memberikan data tersebut KPI menghimbau orang tua untuk membatasi jam tontonan anak yaitu hanya boleh kurang dari 2 jam per hari. Terlalu banyak memberikan tontonan ke anak memang tidaklah baik tetapi orang tua juga tidak boleh melarang anak sama sekali tidak boleh menonton televisi juga tidak baik.

 

Sebagai orang tua yang baik seharusnya orang tua memberikan asupan tontonan yang sesuai dengan umur anak. Sudah dijelaskan tadi bahwa setiap anak menonton TV, orang tua harus berada disamping anak supaya apa yang ditonton oleh anak orang tua dapat mengetahuinya dan juga agar orang tua dapat membimbing anak tersebut selagi menonton.

 

Menonton tayangan kartun bukanlah hal yang buruk untuk anak dibawah umur karena sebetulnya anak dapat belajar banyak dari tayangan kartun tersebut. Tetapi bahwasannya harus ada pendampingan dari orang tua itu wajib dilakukan.. Jadi sebaiknya sebagai orang tua yang baik harusnya  dapat membagi waktu dan mengarahkan tayangan mana yang tepat untuk anak. Karena kalau tontonan buruk sedari kecil sudah diasup, sangatlah wajar jika anak tersebut ketika remaja berperilaku buruk.

JEREMY – LD51 -MARCOMM