Teman Dekatku, Ternyata Pelaku Sexual Harrasment
Sexual Harrasment atau disebut Pelecehan Seksual, dua kata tersebut tidak lagi asing di kalangan Perempuan. Banyak sekali peristiwa pelecehan seksual yang terjadi yang bisa dimana saja, kapan saja sehingga bisa memakan korban jiwa, mengganggu / merusak mental korban, dan bahkan menumbuhkan rasa trauma pada diri korban sehingga sangat berpengaruh sekali terhadap kehidupan sehari-harinya bahkan sampai masa depan. Pelecehan Seksual itu apasih? Pelecehan seksual merupakan suatu keadaan yang tidak bisa diterima secara lisan, fisik atau isyarat seksual (verbal & non verbal), pernyataan yang berisfat menghina, dipermalukan, dilecehkan dan menginjak harga diri korban.
Sexual Harrasment bisa / kemungkinan terjadi di lingkungan dekat kita sendiri, tanpa kita tau & dengan kita tau. Mengapa? Karena pengalaman Sexual Harrasment terjadi pada saya sendiri yang menurut saya sangat mempengaruhi mental saya dan menumbuhkan rasa ‘insecure’ pada diri saya. Oleh karena itu, saya membagikan cerita tentang pengalaman saya yang dapat diambil makna / pelajarannya kepada seluruh wanita bahwa tidak hanya orang asing saja yang bisa melakukan Sexual Harrasment, melainkan Orang Terdekat juga bisa menjadi pelakunya.
Saya, seorang perempuan berusia 17th yang menduduki bangku 2 SMA di Sekolah yang terletak di Tangerang saat itu. Saya memiliki banyak teman, termasuk teman lelaki yang sudah saya anggap sahabat saya sendiri. Berhubung satu angkatan di sekolah saya hanya berisi 35 siswa pada kala itu, semuanya dekat, terasa dekat seperti keluarga. Namun, rasa ‘keluarga’ yang saya rasakan sekejap menghilang didalam hitungan menit.
Kenapa bisa?
Berawal dari saya berbicara dengan teman-teman perempuan saya di kelas, kemudian ada teman perempuan saya “A” memanggil saya untuk keluar kelas, karena ingin berbicara sesuatu. Seketika semuanya terasa asing ketika ia meminta saya untuk memakai baju dalaman jika memakai seragam sekolah, karena saya menjadi bahan omongan para lelaki yang sudah saya anggap teman / sahabat sendiri. Tidak percaya rasanya, mengapa harus pakaian wanita yang terus disalahkan? Kenapa hanya saya? Tetapi yang lain tidak? Padahal kan kita pakai seragam yang sama? Bahan nya juga sama? Lalu, mengapa musti SAYA? Banyak sekali pertanyaan muncul begitu saja dalam sekejap. Namun, saya belum mengambil perasaan dalam hal tersebut karena saya masih memiliki pola fikir yang salah.
Keesokan harinya, saya masih menganggap teman lawan jenis saya orang yang sangat saya percaya. Kemudian semuanya berubah, ketika saya meminjam hp teman saya untuk menggunakan aplikasi ojek online untuk mengirim barang ke sekolah, namun terlihat ada notifikasi chat dalam suatu grup dengan kalimat melecehkan saya, seperti : “EH lu liat gak si U cantic pengen deh ajak dia ***” “bayangin deh kalo lu lagi *** sama U” “Makanya gue demen kalo lagi deket sm si U tuh, sexy yaa “ “aduh gakuat gak lo? Liat si U kalau lagi olahraga, lansung ngebayangin yang engga-engga deh gue.” “enak ya ngopi sambal ngebayangin lagi *** sama U yagak?” “ LIat ajanih kalau U masuk sekolah, pengen gue *** rasanya” dan masih banyak lagi percakapan yang tidak seharusnya, yang membuat saya insecure & trauma, lebih parahnya, percakapan tersebut dilakukan oleh mereka,para lelaki yang saya anggap kerabat dekat saya / sahabat saya. Pada akhirnya saya berbicara pada mereka, kenapa harus saya? namun jawaban mereka sama sekali tidak ada yang masuk akal. Dan saya kecewa dengan perlakuan mereka, saya memaafkan, namun saya tidak bisa begitu saja diremehkan dan dilecehkan, oleh karena itu saya menjauh.
Bagi mereka, percakapan tersebut suatu hal yang keren, biasa, dan lelucon, walau peristiwa tersebut tidak mencakup suatu hal yang verbal & fisik, namun percakapan tersebut membuat saya sangat down, sehingga saya tidak mengikuti kegiatan sekolah selama 2-3 hari dan pas saat itu seharusnya saya melakukan photoshoot untuk yearbook yang sudah saya urus untuk angkatan saya dari jauh-jauh hari. Banyak yang berpendapat juga bahwa percakapan tersebut terjadi karena mereka menganggumi saya, tapi saya patahkan pernyataan tersebut. Menganggumi, tidak menyakitkan perasaan dan merusak mental seseorang. Dengan adanya peristiwa ini,saya jadi lebih sadar bahwa harga diri dan membela diri itu sangat penting, saya ingin mengimbau untuk para wanita jika ada seseorang yang meremehkan atau melecehkan dengan cara verbal maupun non verbal, just speak up! Jangan takut! Jangan pernah diam! Karena kita, sebagai perempuan harus menunjukan bahwa kita tidak pantas diperlakukan dan diremehkan.
By : Alira Diva – 2101699060
Comments :