Mitos Toleransi di Republik Indonesia
Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia memiliki 17.504 pulau dengan populasi 270.504.853 jiwa pada tahun 2018. Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 230 juta jiwa. Indonesia adalah salah satu Negara kesatuan yang di dalamnya dipenuhi dengan keragaman serta kekayaan alam dan budaya. Ada berbagai suku bangsa, budaya, ras, daerah dan juga kepercayaan agama. Selain itu, masih banyak lagi keragaman budaya yang ada di Indonesia.
Keberagaman yang ada di Indonesia disatukan dengan satu semboyan, Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda namun tetap satu. Negara Republik Indonesia walaupun memiliki suku, ras, etnis, agama, golongan, dan budaya yang berbeda dalam satu negara, namun tetap memiliki persatuan satu dengan yang lainnya dan disatukan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika tersebut. Dikutip dari dari situs gurupendidikan.co.id “Secara etimologi atau asal-usul bahasa, kata-kata Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang bila dipisahkan menjadi Bhinneka = beragam atau beraneka, Tunggal = satu, dan Ika = itu. Artinya, secara harfiah, jika diartikan menjadi beraneka satu itu. Maknanya, bisa dikatakan bahwa beraneka ragam tetapi masih satu jua. Semoboyan ini diambil dari kitab atau kakawin Sutasoma karangan Empu Tantular, yang hidup pada masa Kerajaan majapahit sekitar abad ke-14 M.”
Salah satu kunci utama dalam ber-bhineka tunggal ika adalah toleransi. Toleransi sangat penting dalam berbangsa dan bernegara di republik Indonesia ini. Kenapa toleransi sangat penting? Karena Republik Indonesia memiliki keberagaman suku, ras, budaya, dan agama, maka kita harus bisa hidup berdampingan satu dengan yang lainnya. Dilansir dari situs zonareferensi.com “Menurut bahasa, arti toleransi adalah menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat berbeda dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Sedangkan menurut istilah, arti toleransi yaitu sikap menghargai dan membebaskan orang lain (kelompok) untuk berpendapat dan melakukan hal yang tidak sependapat atau sama dengan kita tanpa melakukan intimidasi terhadap orang atau kelompok tersebut. Yaitu sikap menghargai dan menghormati perbedaan antar sesama manusia.”
Jadi tujuan utama dari toleransi adalah untuk bisa menghargai perbedaan, membebaskan orang lain untuk berpendapat, dan saling menjaga dan melindungi satu dengan yang lainnya.
Namun kemana kah toleransi itu saat ini? Apakah toleransi yang selama ini dikatakan ada di Indonesia itu hanyalah sebuah mitos belaka? Kenapa bisa seperti itu? Karna faktanya masih banyak sekali orang-orang melakukan intoleran terhadap satu dengan yang lainnya. Saat ini banyak sekali orang-orang menganggap bahwa suku,ras,budaya,dan agamanya lebih bagus dan lebih tinggi derajatnya dari suku, ras, budaya, dan agama orang lain. Mengapa masih ada orang yang melakukan intoleran di Indonesia yang membuat orang-orang berpikir bahwa toleransi di Indonesia adalah mitos belaka.
Salah satu kasus intoleran yang terjadi baru-baru ini adalah pembubaran ibadah yang terjadi di Medan. Dikutip dari tribunnews.com “Massa geruduk dan datangi bangunan rumah yang diduga berubah fungsi menjadi gereja selama dua bulan terakhir. Aksi tersebut dilakukan oleh warga yang bermukim di Kompleks Griya Matubung, Kecamatan Medan Labuhan, pada Minggu (13/1/2019) sekira pukul 10.30 WIB” kasus tersebut adalah salah satu kasus dari sekian banyak intoleransi yang ada di Indonesia.
Mengapa kasus-kasus seperti itu masih terjadi di negara Republik Indonesia ini. Kita hidup di negara yang memiliki keberagaman yang tentunya kita harus bangga hidup di negara yang memiliki keberagaman ini. Jangan sampai keberagaman inilah yang menghancurkan persatuan yang sudah kita miliki. Kita harus bersama-sama dan bergotong royong membangun dan memajukan bangsa ini.
Namun jika kita masih melakukan intoleransi terhadap orang lain bagaimana kita bisa membangun bangsa ini bersama-sama? Presiden pertama kita Ir. Soekarno pernah berkata “perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” Jangan sampai perkataan bapak presiden pertama Republik Indonesia ini terjadi hanya karena kita melakukan intoleransi.
Hidup di negara yang memiliki keberagaman adalah sebuah kebanggaan untuk diri kita sendiri. Kita bisa belajar, mengetahui, dan berbagi pengetahuan dengan orang yang memiliki perbedaan dengan kita.
Kita harus selalu mengingat jasa pahlawan kita berjuang untuk mempersatukan dan memerdekakan bangsa ini. Jangan sampai perbedaan yang ada di negara ini menjadi salah satu faktor yang memecah belah persatuan Indonesia. Karena toleransi bukan suatu mitos belaka, dan toleransi adalah kunci utama untuk bergotong-royong membangun dan memajukan bangsa ini.
Rangga Pratama Putra Dermawan
2101709446 – Marcomm
Comments :