Traveling untuk Memahami Perbedaan Budaya
Baju berwarna hitam sebagai simbol berkabung atas meninggalnya Raja Bhumibol Adulyadej
Pemahaman seseorang akan semua makna realitas yang ada di dunia ini sebagian besar didapatkan dari keluarga. Cara kita mempersepsi realitas bergantung pada budaya yang kita pelajari dari keluarga, sekolah dan media massa. Makna dari realitas berbeda-beda pada setiap budaya yang ada di dunia ini. Namun, banyak diantara kita yang belum memahami dan menyadari tentang perbedaan makna tersebut sehingga seringkali kita terjebak dalam prasangka terhadap budaya lain.
Kesadaran para mahasiswa akan perbedaan mungkin tidak akan terlalu besar jika dia dibesarkan dikeluarga yang sangat fanatik akan budayanya. Maka, kemampuan mereka dalam komunikasi antarbudaya tidak terlalu baik. Oleh karena itu, mahasiswa perlu memahami tentang perbedaan budaya (diversity) sehingga dia mampu menyadari bahwa perbedaan itu bukanlah ancaman tetapi sebuah potensi untuk saling memahami, menghormati dan bekerjasama. Metode pembelajaran dalam memahami perbedaan budaya dapat dilakukan dengan hal-hal yang mereka suka. Melalui film, novel, mengunjungi tempat budaya, traveling ke budaya lain, dan sebagainya. Dengan memahami budaya lain selain budaya mereka sendiri, mahasiswa akan mampu menyadari jati dirinya lebih baik.
Alvin (kiri) dan Leo (Kanan) di “Giant Swing Bangkok Temple”
Leo dan Alvin memutuskan untuk pergi ke Thailand untuk memenuhi tugas traveling ke budaya lain pada mata kuliah Intercultural Communication. Dengan cara backpacker saja mereka mampu menelusuri beberapa tempat dan budaya yang ada di Bangkok, Thailand. Saat mereka mengunjungi Thailand adalah saat dimana warga Thailand sedang berkabung setelah meninggalnya Raja Bhumibol Adulyadej pada 13 Oktober 2016. Alvin dan Leo mengatakan bahwa saat itu hampir sebagian besar suasana di Bangkok dipenuhi oleh nuansa warna hitam dan putih. Alvin dan Leo mempelajari banyak perbedaan budaya antara Indonesia dan Thailand yang membuat mereka semakin paham dan sadar akan pentingnya kemampuan komunikasi antarbudaya (FAS)
Comments :