Komunikasi & Psikologi dalam Musik
Berbagai teknik serta media komunikasi yang ada di tengah-tengah kita sekarang ini sangat membantu untuk dapat menyampaikan makna pesan yang ingin disampaikan kepada pihak kedua. Salah satu media komunikasi tersebut adalah musik, musik adalah satu bahasa komunikasi yang memiliki makna universal. Jenis pesan tersebut disampaikan melalui rangkaian nada, dinamika, dan kalimat lagu di setiap bagian maupun secara keseluruhan. Dalam kehidupan nyata, fakta yang ada adalah bahwa setiap manusia hidup di wilayah atau negaranya masing-masing dengan bahasa yang berbeda-beda. Karena itu munculah keterbatasan antar manusia untuk saling berkomunikasi karena adanya perbedaan bahasa tersebut. Di zaman yang serba canggih teknologi sekarang ini, kendala tersebut sudah teratasi dengan adanya kamus elektronik, namun bahasa universal masih belum dapat tergantikan. Bahasa universal menjadi suatu hal yang menarik. Bahasa melalui musik ini terbukti mampu menyentuh aspek perasaan, pikiran, daya imajinasi manusia, dan untuk mengespresikan diri seseorang dari manapun mereka berasal. Dalam skala lebih besar, musik mampu mempersatukan umat manusia dari berbagai belahan dunia. Hal ini dapat kita lihat contohnya pada konser-konser musik yang diadakan di suatu negara, sangat besar kemungkinan bagi orang dari negara lain untuk hadir dan bergabung untuk menikmati konser tersebut dan merasakan adanya kesatuan.
Komunikasi yang terjadi melalui musik juga secara otomatis memiliki efek psikologis bagi manusia yakni proses kognitif, persepsi, dan juga aspek perilaku manusia. Hal tersebut dikarenakan musik juga merupakan suatu hasil produk pikiran seseorang. Musik diciptakan oleh seseorang (penciptanya) berdasarkan pemikiran, perasaan, dan karakteristiknya masing-masing. Pesan melalui musik yang diciptakannya tersebut akan menciptakan stimuli bagi para pendengarnya dalam jangka waktu yang panjang. Contohnya yaitu komunikasi psikologis musik bagi anak-anak yang diyakini mampu mendukung tumbuh kembang otak dan juga sifat / perilaku anak tersebut seiring waktu hingga mereka beranjak remaja dan dewasa nanti. Stimuli yang telah ditanamkan sejak kecil ini juga menjadi bukti bahwa tidak ada hal di dunia ini yang tidak membutuhkan musik. Bahkan musik itu sendiri terbagi menjadi dua, ada musik yang terorganisir dengan baik dan tidak baik. Musik yang tidak teroganisir dengan baik seringkali disebut/dikenal dengan “ribut”. Suara “ribut” itu sendiri juga mampu menghasilkan pesan tertentu, misalnya perasaan kacau, mengganggu, dll.
Jenis komunikasi yang tersampaikan melalui musik ini dapat teraplikasi ke dalam berbagai jenis proses komunikasi, yaitu komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, dan komunikasi massa (baik grup kecil/besar). Musik mempunyai peran fungsional dalam perkembangan manusia secara umum. Musik untuk bayi berbeda dengan musik untuk anak-anak, begitu juga dengan musik untuk orang dewasa. Contoh pesan komunikasi melalui musik yang dapat kita lihat paling sering sekarang ini yaitu banyaknya lagu-lagu bertemakan cinta. Umumnya lagu ini digunakan oleh para remaja untuk menggambarkan suasana hatinya. Ada juga yang menggunakan lagu tersebut sebagai bentuk ungkapan akan apa yang ia rasakan lalu ia perdengarkan kepada orang yang ia cintai. Banyak para remaja yang menciptakan lagu, baik menggunakan lirik ataupun hanya dalam bentuk instrumental. Apabila lagu tersebut tidak menggunakan lirik, maka tentunya bobot musikalitas bergantung sepenuhnya kepada rangkaian melodi, harmonisasi, tempo, ritmik, dan instrumentasi yang digunakan untuk mampu mengungkapkan pesan lagu secara tepat. Hasil dari lagu tersebut akan membentuk proses komunikasi & psikologis bagi pencipta lagu dan pendengar.
Jadi pada kesimpulannya, ketika manusia saling berinteraksi, mereka juga sedang menjalani proses peningkatan pemahaman yang secara simultan mematangkan persepsi dan kognisi pada masing-masing pribadi. Proses ini akan terus berlangsung selama manusia hidup dan melakukan interaksi dan perilaku musikal seseorang sangat dipengaruhi oleh adanya evolusi dalam pikiran. Tentunya kedua hal ini seperti mata rantai yang saling berkaitan dan tidak ada putusnya. Musik yang dihasilkan seseorang adalah hasil dari evolusi pikiran & perasaan seseorang karena adanya interaksi dengan sesama manusia (interpersonal, grup, massa) maupun interaksi pribadi (intrapersonal). Musik yang telah dihasilkan tersebut akan kembali didengarkan oleh banyak orang yang kemudian akan menjadi sarana komunikasi yang turut membentuk pola pikir, perasaan, dan aspek psikologis perilaku seseorang dalam interaksi mereka dengan sesama.
(Giovani Anggasta Setiawan, S.I.Kom, M.Si)
Comments :