5 Karir Lulusan Marketing Communication yang Auto-Aman dari Gempuran AI!
Halo Binusian!
Siapa yang masih merasa bahwa dengan ehadiran AI akan mengancap karis sebagai lulusan Marketing Communication?
Atau bertanya-tanya apakah job sebagai lulusan Marketing Communication akan punah?
Jawabannya: Tentu tidak!
Kenapa?
Karena AI hanya akan bisa menggantikan pekerjaan yang repetitif dan kurang membutuhkan sentuhan manusia. Dalam 10 tahun ke depan, perusahaan justru akan mencari profesional Komunikator yang menguasai kompetensi unik yang hanya dimiliki manusia. Dan selama Brand dan Perusahaan berinteraksi dengan manusia, maka kompetensi sebagai komunikator handal yang merupakan jembatan antara Perusahaan dan audience TIDAK AKAN TERGANTIKAN!
Apa aja pekerjaan yang TIDAK AKAN TERGANTIKAN oleh kehadiran AI?
1. Crisis Communication & Reputation Architect
Kecanggihan AI bisa memproses data sentimen media, namun AI tidak punya empati dan pengambilan keputusan etis di bawah tekanan. Untuk itu dalam kondisi krisis komunikasi, Perusahaan tetap harus mengandalkan seorang Crisis Communication untuk bisa menggerakkan tim mengatasi krisi ysang terjadi. Selain krisis, AI juga tidak bisa langsung membentuk reputasi Perusahaan. Kenapa? Berikut alasannya:
• Tugas: Saat brand sedang dilanda krisis (misalnya, isu produk gagal, skandal leader, black campaign dari competitor dan lainnya), Perusahaan harus merancang strategi komunikasi yang menenangkan publik, bernegosiasi dengan media, dan menentukan langkah recovery reputasi yang paling humanis.
• Future-Proof: Krisis selalu melibatkan emosi, kepercayaan, dan konteks budaya yang sangat rumit. Hanya manusia yang bisa membaca situasi psikologis publik dan merespons dengan ketulusan yang meyakinkan, bukan sekadar respons otomatis.
2. Brand Strategist & Forecaster
Kemampuan AI bisa memprediksi tren berdasarkan data historis. Namun, AI tidak bisa menciptakan visi merek yang benar-benar baru, inovatif, dan out of the box.
• Tugas: Seorang brand strategist bertugas menentukan positioning merek untuk 5-10 tahun ke depan. Ini melibatkan pemikiran filosofis, memahami human desire yang belum terpuaskan, dan menciptakan narasi merek yang berani mengubah pasar.
• Future-Proof: Strategi inti merek dapat tercipta dari intuisi dan kreativitas divergen—kemampuan menghubungkan ide-ide yang tampaknya tidak terkait untuk menciptakan hal baru. Ini adalah skill yang diasah melalui beberapa mata di Marketing Communication Binus.
3. Human-Centric Content Creator & Storyteller
AI bisa menulis cerita yang benar secara tata bahasa, tapi AI tidak bisa merasakan dan mereplikasi pengalaman manusia otentik yang menguras emosi.
• Tugas: Menciptakan storytelling yang sangat relatable, jujur, dan memiliki purpose sosial yang kuat. Misalnya, mendesain event activation yang menyentuh hati atau menulis naskah iklan yang menginspirasi.
• Future-Proof: Meskipun AI membantu produksi, kedalaman emosi dan perspektif unik yang membuat sebuah konten viral atau dikenang selamanya itu tetap milik manusia. Kita butuh marketer yang memahami soul dari cerita.
Jadikan AI Alat, Bukan Ancaman!
Masih banyak lagi kompetensi yang tidak tergantikan oleh AI. Kompetensi lulusan Marketing Communication Binus dalam 10 tahun ke depan bukanlah bersaing dengan AI dalam kecepatan, melainkan dalam kedalaman, etika, dan keunikan manusia.
Skill yang menuntut empati, pemikiran kritis, kreativitas divergen, dan relationship building adalah skill utama dimasa depan. Gunakan AI sebagai tool untuk menghilangkan tugas membosankan, sehingga kamu punya lebih banyak waktu untuk pekerjaan strategis yang hanya bisa dilakukan oleh kamu!
Comments :