Tidak jarang kita mengalami kesulitan saat hendak menyampaikan sesuatu, baik itu pendapat, ide, penjelasan mengenai suatu topik, maupun saat ingin mengekspresikan perasaan pribadi. Sebaliknya, tak jarang kita pun mengalami ketidakmampuan dalam menangkap pesan yang disampaikan oleh orang lain. Kendala ini sering kali muncul karena kita tidak bisa menemukan atau memahami kata yang mewakili makna dari pesan yang disampaikan.

Hal serupa kerap terjadi dalam interaksi di media sosial. Misalnya, saat sebuah berita dipublikasikan, tak jarang muncul perdebatan di kolom komentar yang disebabkan oleh kesalahpahaman. Umumnya, hal ini terjadi karena salah satu pihak tidak benar-benar memahami isi informasi secara menyeluruh, karena keterbatasan kemampuan dalam membaca dan memahami isi pesan (reading comprehension). Situasi seperti ini sering kali berujung pada konflik yang sebenarnya dapat dihindari apabila proses komunikasi berjalan dengan lebih efektif.

Salah satu penyebab terjadinya fenomena di atas bisa jadi adalah keterbatasan tabungan kosakata dan pemahaman tata bahasa. Kemampuan bahasa yang belum optimal dapat menjadi salah satu penghambat dalam mengekspresikan pikiran secara utuh. Untuk mengatasi hal ini, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan intensitas membaca.

Membaca berbagai media tulis, seperti buku atau artikel dapat memperluas kosakata dan pemahaman seseorang terhadap struktur bahasa. Aktivitas ini memungkinkan individu untuk terbiasa dengan ragam kata, termasuk kosakata yang jarang digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Selain itu, kemampuan memahami suatu kosa kata dan tata bahasa yang diperoleh dari kebiasaan mengonsumsi bacaan juga mampu meningkatkan kemampuan komunikasi verbal. Dengan meningkatnya pengetahuan mengenai kosakata dan tata bahasa, seseorang akan lebih mampu memahami serta menyampaikan informasi secara jelas, sehingga terjadinya kesalahpahaman dapat dihindari (Ismailli, 2024).

Dengan demikian, menjadikan membaca sebagai kebiasaan atau rutinitas merupakan langkah penting untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Semakin banyak kosakata dan pola bahasa yang dikuasai, kita semakin mampu membentuk pola komunikasi verbal maupun non-verbal yang bermakna. Langkah ini tak harus langsung dimulai dari bahan bacaan yang kompleks seperti jurnal ilmiah. Bahkan sekedar membaca karya fiksi atau komik pun pembaca akan tetap merasakan perkembangan yang signifikan dalam berbahasa dan berkomunikasi.

Referensi

Ismailli, T. (2024). THE IMPORTANCE OF READING IN DEVELOPING SPEAKING SKILLS. SCIENTIFIC RESEARCH, 4(6), 9–13. https://doi.org/10.36719/2789-6919/34/9-13