Analisis Film Thunderbolts Melalui Teori Komunikasi: Keterasingan, Trauma, dan Koneksi sebagai Kebutuhan Psikologis
Pasca-Endgame, MCU mengalami fase eksperimental yang beragam. Namun, Thunderbolts muncul sebagai kejutan b ukan karena skala aksi atau ancamannya, melainkan karena kedalaman psikologis yang jarang muncul dalam waralaba ini. Melalui lensa teori komunikasi, terutama interpersonal dan intrapersonal communication, film ini menjadi studi emosional tentang keterasingan, luka batin, dan usaha manusia untuk merasa terhubung.
Yelena Belova: Trauma Dumping, Emptiness, dan Komunikasi Intrapersonal
Yelena adalah pusat emosional film ini. Sejak awal, ia tampak menjalankan misi demi misi tanpa banyak konflik moral. Ia tidak bertanya apakah tindakannya benar atau salah. Namun, yang terus menghantui Yelena adalah rasa kosong. Ia membunuh bukan karena ingin, tapi karena itu satu-satunya cara hidup yang ia kenal. Ini selaras dengan konsep komunikasi intrapersonal, yaitu percakapan internal tentang makna hidup, nilai diri, dan identitas personal (DeVito, 2019).
Sepanjang film, Yelena juga seakan menjalani sesi trauma dumping atau semacam counseling tidak resmi kepada semua karakter yang ia temui. Fenomena ini dapat dibaca lewat lensa self-disclosure dalam interpersonal communication yaitu kebutuhan manusia untuk membuka diri agar dapat mengurangi kesepian dan mempererat koneksi (Altman & Taylor, 1973).
Namun, hanya dengan Bob Reynolds (Sentry) Yelena benar-benar merasa terhubung. Ia menemukan tempat untuk menyalurkan rasa hampa yang tidak bisa disembuhkan hanya dengan aksi atau pelarian. Keduanya terhubung bukan lewat visi, tapi lewat luka. Hubungan mereka mencerminkan Uncertainty Reduction Theory (Berger & Calabrese, 1975), yaitu ketika dua individu yang tidak saling mengenal merasa butuh untuk saling memahami agar mengurangi ketidakpastian dan membangun kenyamanan.
Klimaks emosional datang saat Red Guardian kembali hadir, sosok ayah yang bermasalah namun penuh usaha. Di tengah kehampaan emosionalnya, kehadiran Red Guardian membangkitkan rasa koneksi keluarga yang ia sangka sudah hilang. Ini menjadi momen penting bahwa bahkan dalam kehidupan yang tampak tanpa arah, kehangatan keluarga bisa menjadi jangkar psikologis.
Bob Reynolds / Sentry: Emptiness, Manipulasi, dan Ketergantungan
Bob Reynolds diperkenalkan sebagai subjek paling sukses dari proyek eksperimen, namun meskipun keberhasilannya secara teknis, ia tak merasa utuh. Emptiness dan rasa tidak layak (unworthiness) membayangi dirinya. Bob membantu Thunderbolts di awal film bukan karena semangat heroisme, tapi karena keinginan untuk merasa berguna dan diakui, sebagai cara mengisi kekosongan eksistensial.
Namun, setelah aksinya, Bob ditangkap oleh Valentina dan di bawah tahanan dialah Bob dimanipulasi dan dibentuk. Valentina menggunakan Relational Power Theory (French & Raven, 1959) dalam relasi mereka: ia menciptakan hubungan yang membuat Bob melihatnya sebagai otoritas moral dan emosional. Lewat kombinasi expert power (keahlian dan otoritas dalam struktur Thunderbolts) dan referent power (relasi personal yang membuat Bob merasa dimengerti), Valentina menempatkan dirinya sebagai pusat arah hidup Bob.
Pada titik ini, Bob belum sepenuhnya mengontrol kekuatannya, Ia mulai mengembangkan kendali itu melalui arahan Valentina. Namun, seiring ia mendapatkan kekuatan penuh, dan mulai menyadari dampaknya, transformasi psikologis terjadi. Ia tidak lagi melihat dirinya sebagai alat Valentina, tapi sebagai entitas superior. Inilah awal dari God Complex Bob: sebuah kondisi psikologis di mana ia merasa tak ada seorang pun yang layak mengarahkan dirinya.
Namun narasi tidak berhenti di situ. Di babak akhir, Bob tidak lagi berada dalam konflik eksternal dengan Valentina, karena itu sudah lewat konflik utamanya adalah melawan dirinya sendiri, sisi tergelapnya: The Void. The Void adalah manifestasi dari depresinya, rasa malu, dan kegelapan batin yang terus menghantuinya bahkan ketika ia jadi kuat.
Pertarungan ini bukan hanya fisik, tapi eksistensial. Dan di sinilah Yelena berperan penting. Hubungan emosional mereka berkembang sejak pertengahan film, kedua karakter ini menyimpan trauma, rasa kosong, dan keterputusan dari dunia. Bob, dalam titik terlemahnya, ditarik kembali oleh Yelena bukan dengan motivasi moral, tetapi dengan empati emosional. Yelena sendiri, yang hampir seperti trauma-dumping ke semua orang sepanjang film, hanya terkoneksi tulus dengan Bob.
Ia membantu Bob bukan sebagai sesama pahlawan, tapi sebagai sesama manusia yang rusak. Dan lewat hubungan ini, Bob menyadari kekuatan sejatinya bukan dalam dominasinya, tapi dalam kemampuannya untuk memilih sisi kemanusiaan di tengah kekuatan absolut.
Kesepian, Dukungan Sosial, dan Komunikasi Interpersonal
Thunderbolts bukanlah hanya film tentang penyelamatan dunia. Ini adalah kisah tentang sekelompok orang rusak yang mencoba menyelamatkan diri mereka sendiri melalui satu sama lain. Teori interpersonal communication (Knapp & Vangelisti, 2017) menjadi lensa utama bagaimana relasi dibangun, bagaimana pengungkapan diri bisa menyembuhkan, dan bagaimana dukungan emosional menciptakan rasa memiliki.
Di akhir film, saat publik bersorak kepada Thunderbolts, itu bukan semata karena aksi heroik mereka. Itu adalah bentuk validasi sosial yang selama ini mereka cari. Untuk orang-orang yang hidup dalam kekosongan, sorakan itu berarti: mereka layak dicintai, meskipun rusak.
Fragmentasi Identitas dan Upaya Koneksi
Bucky masih dibayangi sejarahnya sebagai Winter Soldier. Ghost hidup sebagai “senjata” dan merasa tidak sepenuhnya manusia. John Walker mencari identitas di antara tuntutan maskulinitas, status sebagai ayah, dan warisan Captain America. Red Guardian, walaupun lebih sering tampil sebagai comic relief, justru menjadi simbol “keluarga disfungsional yang mencoba tetap ada” dan pada akhirnya, menjadi jangkar emosional dalam dinamika tim.
Setiap karakter membawa kerusakan, tapi juga menawarkan tempat bagi karakter lain untuk mencurahkan luka mereka. Mereka adalah support system yang tidak sempurna, namun cukup kuat untuk menciptakan perubahan kecil yang justru bermakna besar.
Komunikasi Sebagai Jalan Menuju Pemulihan
Dalam Thunderbolts, kekuatan sejati bukan berasal dari kekuatan fisik, tapi dari kemampuan untuk terbuka, memahami, dan hadir satu sama lain. Teori komunikasi membantu kita melihat bahwa menjadi manusia bukanlah tentang menyelesaikan masalah, tapi tentang menyampaikan luka dan tetap memilih untuk hidup bersama orang lain.
Bagi para karakter yang merasa goalless dan emotionally empty, validasi dari sesama maupun dari masyarakat bukan hanya kebanggaan tapi penyembuhan.
Daftar Referensi:
- Altman, I., & Taylor, D. (1973). Social Penetration: The Development of Interpersonal Relationships. Holt, Rinehart & Winston.
- Berger, C. R., & Calabrese, R. J. (1975). Some Explorations in Initial Interaction and Beyond: Toward a Developmental Theory of Interpersonal Communication. Human Communication Research, 1(2), 99–112.
- DeVito, J. A. (2019). The Interpersonal Communication Book (15th ed.). Pearson.
- French, J. R. P., & Raven, B. (1959). The bases of social power. In D. Cartwright (Ed.), Studies in Social Power (pp. 150–167). University of Michigan.
- Knapp, M. L., & Vangelisti, A. L. (2017). Interpersonal Communication and Human Relationships (8th ed.). Pearson.
Comments :