Komunikasi politik adalah alat strategis yang digunakan oleh aktor politik untuk membangun dan menjaga citra publik. Citra ini sangat penting dalam menarik dukungan masyarakat, terutama selama masa kampanye politik. Dalam proses ini, komunikasi politik tidak hanya melibatkan penyampaian pesan, tetapi juga bagaimana pesan tersebut diterima dan dipersepsikan oleh masyarakat.

 

Menurut McNair (2017), komunikasi politik melibatkan tiga elemen utama: aktor politik, media, dan audiens. Aktor politik menggunakan berbagai saluran media untuk menyampaikan agenda, visi, dan misinya. Dalam era digital, media sosial telah menjadi alat utama untuk membangun interaksi langsung dengan pemilih. Dengan pendekatan ini, aktor politik dapat membangun kepercayaan dan memperkuat koneksi emosional dengan audiens.

 

Namun, citra publik yang dibangun melalui komunikasi politik tidak selalu mencerminkan realitas. Penggunaan retorika dan teknik framing sering kali dimanfaatkan untuk membentuk persepsi publik. Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih kritis dalam mengevaluasi pesan-pesan politik.

 

Komunikasi politik yang efektif memerlukan pemahaman yang mendalam tentang audiens, pemilihan kata yang tepat, dan konsistensi dalam pesan yang disampaikan. Dengan pendekatan yang benar, aktor politik dapat memperkuat citra mereka dan meningkatkan peluang untuk meraih dukungan.

 

Referensi:
McNair, B. (2017). An introduction to political communication (6th ed.). Routledge.