Perjalanan Panjang Mengejar Cita-Cita
Menjadi pilot pasti salah satu cita-cita yang dimiliki oleh banyak orang. Dan ada berbagai cara mempersiapkannya selain lulus sekolah, lebih seru lagi bila persiapan ini bisa dilakukan selama masa liburan. Pada kesempatan ini, saya akan bercerita mengenai pengalaman pribadi saya selama liburan untuk mempersiapkan karir sebagai pilot.
Semua dimulai pada saat saya masih berada di TK, sejak kecil saya selalu bermimpi untuk menjadi pilot baik militer maupun komersil. Mungkin hal ini juga dikarenakan ibu saya yang sering memberikan saya buku mewarnai yang berisi pesawat, ayah saya yang suka membelikan berbagai cindera mata dari maskapai pada saat melakukan berbagai kunjungan kerja, serta berbagai cerita yang saya dengar mengenai paman saya yang pada saat itu adalah seorang pilot di Garuda Indonesia. Ketika saya mulai menjajaki bangku SD, karena antusias saya mengenai penerbangan dan bersama dengan materi sekolah yang mengharuskan bisa membaca; saya diberikan berbagai buku seperti ensiklopedia, majalah, dan lain-lain yang juga berhubungan dengan dunia aviasi. Dan orang tua saya mulai membawa saya ke berbagai museum dan pameran kedirgantaraan seperti pertunjukan aerobatik. Semua hal ini semakin membuat saya bersemangat dalam sekolah.
Saya mulai mengenal dengan kursus simulator pesawat pada saat saya liburan kelulusan SMP, pada kala itu saya sedang bertamasya bersama keluarga besar di Singapura. Namun dengan padatnya jadwal, saya pun tidak mencobanya pada kesempatan itu. Melihat adanya peluang untuk menambah wawasan penerbangan, ibu yang bersama saya langsung bertekad untuk membawa saya melakukan kursus pada lain waktu. Kesempatan itu datang pada libur kenaikan ke kelas 11 SMA.
Kami sekeluarga memutuskan untuk liburan kembali di Singapura. Di hari pertama kami langsung bergegas dari bandara menggunakan taksi dan menetap di pulau Sentosa, untuk menghabiskan waktu luang kita mengunjungi berbagai tempat dan atraksi yang dekat dengan hotel seperti S.E.A Aquarium, Sentosa Skyline Luge, Madame Tussauds, serta naik kereta gantung dari Sentosa ke VivoCity. Tidak lupa juga pada malam itu, kami merayakan ulang tahun ayah yang ke-60. Entah mengapa saya jatuh sakit pada hari kedua setelah sarapan, saya demam tinggi sekitar 38° celcius, saya hanya beristirahat di hotel dan rencana yang dibuat seharian pun batal. Esoknya kita pergi ke Universal Studio Singapore selama seharian, kebetulan kita mendapat VIP pass gratis, memang selama 3 hari itu sudah direncanakan agar kita menghabiskan waktu di pulau Sentosa.
Seperti kebanyakan orang yang ingin berbelanja oleh-oleh Singapura, jalan Orchard pasti menjadi tujuan destinasi. Oleh sebab itu, sepulang dari Universal Studio saya dan kakak saya menyusul orang tua yang sudah berada di hotel lain di luar pulau Sentosa. Bisa dibilang cukup dekat walaupun tidak berada di jalan Orchard itu sendiri, sekitar 600 meter jalan kaki di persimpangan antara jalan Stevens dan Scotts. Selama hari ke-4 kita jalan-jalan naik kereta ke Gardens by the Bay, Marina Bay Sands, dan akhirnya belanja serta makan malam di Orchard. Baru keesokan harinya saya bisa mencoba simulator.
Di sana kami ditawarkan beragam paket pembelajaran. Ada yang berdurasi 30, 45, 60, sampai dengan 90 menit dalam satu sesi. Ada pula paket pembelajaran lengkap atau kursus Flying Club yang memiliki dua tingkat, tiap tingkat berisi 5 sesi pembelajaran 60 menit. Paket ini juga berisi persiapan sebelum terbang seperti, cek-lis, cara menyalakan dan mematikan mesin pesawat, cara menggunakan komputer manajemen penerbangan, dan lain-lain. Pelatihan bisa berjalan lebih cepat atau lambat berdasarkan kemampuan dari pelajar. Setelah selesai, setiap murid akan diberikan sertifikat, foto, dan rekaman dari seluruh sesi pembelajaran. Jika menjadi anggota dari Flying Club, maka akan diberikan beberapa item tambahan seperti: manual pembelajaran, buku log penerbangan, manual pesawat yang dipelajari, topi peak cap pilot, kalung nametag, wing pilot, dan stiker.
Untuk harga, setiap sesi memiliki harga yang berbeda. Untuk sesi biasa memiliki harga di 195, 245, 295, dan 395 dolar Singapura; bagi 30, 45, 60, dan 90 menit. Sedangkan untuk Flying Club dikenakan harga sekitar $240 per-jamnya. Jika sedang berjalan-jalan, lebih baik untuk mengambil sesi biasa karena bisa kesempatan untuk lepas landas yang lebih lama. Sedangkan jika memang ingin menjadi pilot dan ingin melatih kemampuan, Flying Club lebih disarankan dikarenakan patokan harga yang lebih murah per-jamnya, juga lebih mengacu kepada pembelajaran sehingga lebih mendetail dan rumit.
Comments :