Isu Hoaks dalam Komunikasi
Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan, informasi, dan gagasan yang bersifat informatif. Hal ini dilakukan oleh satu pihak ke pihak lainnya dengan tujuan untuk mencapai pemahaman antar sesama dan untuk membangun hubungan, baik secara individual maupun secara kelompok. Komunikasi juga memiliki berbagai cara agar dapat menciptakan proses dan hasil yang efektif, hal tersebut sangat penting karena komunikasi yang efektif dapat mempermudah pencapaian tujuan dan harapan dari proses komunikasi tersebut. Namun, komunikasi itu sendiri juga memiliki berbagai tantangan yang bertujuan untuk menghambat proses komunikasi atau menyalahgunakan komunikasi tersebut untuk menumbuhkan hasil yang negatif. Salah satu tantangan tersebut adalah hoaks.
Hoaks merupakan sebuah informasi yang palsu dan penuh kebohongan. Berupa informasi yang direkayasa secara sengaja atau terencana yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang salah terkait topik yang dibawakannya. Hal ini dikarenakan adanya penyelewengan fakta yang dapat memikat perhatian siapapun untuk membacanya meskipun informasi yang terkandung salah. Alhasil, tidak asing lagi bahwa siapapun dapat saja menemukan dan mendapatkan informasi hoaks tersebut, lalu siapa saja juga dapat terpengaruh untuk meyakini pemahamannya yang tidak benar dan tidak sesuai dengan konteks topik yang sebenarnya.
Sejarah munculnya hoaks bermula dari namanya yang digunakan pada abad ke-18 di Inggris. Kata hoaks muncul ketika ada seorang penulis bernama Robert Nares yang menerbitkan sebuah buku yang berjudul A Glossary: Or, Collection of Words, Phrases, Names and Allusions to Customs. Dalam bukunya tersebut ia menceritakan tentang asal muasal kata hoaks. Menurut Robert, hoaks berasal dari dua kata yaitu “hocus” seperti dalam “hocus pocus”. Kata hocus pocus merupakan mana yang didapatkan dari nama seorang penyihir terkenal di Italia yang bernama Ochus Bochus, dari penyihir tersebut kata hocus pocus digunakan penyihir untuk mengungkapkan sebuah mantra. Di dalam bukunya, Robert pun menyimpulkan kata hoaks berasal dari pengucapan mantra tersebut, dan layaknya mantra dan sihir, kedua hal tersebut adalah kebohongan yang sengaja dilakukan untuk menghibur dan sebagai candaan, dari situ pula kata hoaks mendapatkan definisinya yang hingga sekarang kita gunakan. Lalu untuk hoaks itu sendiri di Indonesia juga bukanlah hal yang baru, sejak zaman dulu salah satu bentuk sumber informasi yang didapatkan adalah surat kaleng. Ada yang mengatakan surat kaleng tersebut merupakan media penyampaian pesan biasa dengan penulis anonim, namun juga ada yang mengatakan bahwa surat kaleng biasanya berisi berita kebohongan. Seiring berkembangnya zaman berita kebohongan seperti hoaks memiliki wujud yang beragam namun tetap memiliki definisi yang sama.
Hoaks ini memiliki berbagai jenis, dalam mencari informasi sudah patut kita untuk mengetahui jenis-jenis hoaks berikut. Pertama, ada satire atau parodi, yaitu sebuah konten yang sengaja dibuat untuk menyampaikan sindiran kepada pihak tertentu. Tak hanya sindiran tetapi juga berbagai kritik terkait isu yang dapat berhubungan secara personal maupun antar kelompok masyarakat. Kedua, misleading content (kontet yang menyesatkan), yaitu sebuah berita atau informasi yang dibuat untuk menyesatkan informasi yang sebenarnya menjadi berita yang salah, terkadang konten ini digunakan untuk menjelekkan beberapa pihak. Ketiga, imposter konten (konten tiruan), yaitu konten yang hampir mirip dengan yang aslinya hanya saja memiliki beberapa aspek yang tidak benar. Keempat, manipulated content (konten manipulasi), yaitu konten yang dibuat untuk memanipulasi penerima berita tersebut untuk mempercayai berita yang salah tersebut.
Dengan adanya berita hoaks, ada pula beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghindari terkena penipuan berita atau informasi hoaks ini. Pertama, cermatilah dengan teliti judul berita atau informasi yang didapatkan, pastikan apakah sesuai dengan isi konten berita atau terdapat unsur yang menyeleweng. Kedua, teliti dan amati apakah terdapat unsur provokasi, jika mengandung unsur provokasi negatif maka berwaspada. Ketiga, periksalah asal sumber berita tersebut dan pastikan tidak berasal dari identitas yang mencurigakan atau tidak jelas asalnya. Keempat, amatilah fakta informasi yang ada dalam informasi tersebut, lakukanlah perbandingan dengan sumber yang terpercaya.
Jadi, sebagai konsumen berita dan berbagai informasi yang ada, kita harus bisa memiliki kecerdasan dan ketelitian dalam mencari sumber-sumber informasi yang kredibel dan terpercaya. Kemampuan tersebut harus kita kuasai agar terhindar dari berbagai kesalahpahaman dan penyalahgunaan informasi yang dapat merusak atau menghambat proses komunikasi yang efektif. Dengan berwaspada dengan hoaks, kita dapat menjadi komunikator yang baik dan terhindar dari berbagai bahaya akan berita hoaks yang penuh kebohongan.
Daftar pustaka:
Kurniasih, W. (2021, September 13). Pengertian Hoaks: Sejarah, Jenis, Contoh, Penyebab dan Cara Menghindarinya. Gramedia Literasi. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-hoaks/
Mulachela, H. (2022, Januari 12). Komunikasi Adalah: Definisi, Unsur, dan Tujuannya. Katadata. https://katadata.co.id/safrezi/berita/61de8d9d4a987/komunikasi-adalah-definisi-unsur-dan-tujuannya
Anur Septawati Waruwu, M. A. (2021, Juni 7). Pengertian Berita Hoax dan Cara Mengatasinya. QuBisa. https://www.qubisa.com/article/pengertian-berita-hoax