Cerita Fiksi – daftar orang yang diblokir
“Kamu ngeblok sosial media aku ya!?”. Hal random, apalagi dalam hal percintaan,. Cerita ini aku tulis untuk sekedar menghibur kalian yang membaca, cerita yang tidak pernah terjadi aku tulis dengan karangan ku sendiri.
Hal random yang aku maksud diatas itu, gini. Suatu hari aku lupa hari apa, yang jelas sore hari menjelang malam di suatu Asrama yang ada di Indonesia awal kisah cinta konyol terjadi di hidup aku. Disaat jam sekolah sudah selesai dan tidak ada lagi jam pelajran, aku berjalan di Lorong sekolah menuju kamar asrama yang letak nya tidak jauh dari kelas aku belajar, disitu aku pulang seperti biasanya dibarengi dengan teman – teman sekamar. Oh ya, ngomong – ngomong di asrama akua da dua kamar untuk satu Angkatan dan masing – masing kamar memiliki 15 anak di dalamnya. Lanjut, aku melewati kantin karena kelas ku berada di depan kantin dan letak kantin itu sendiri ada di belakang area asrama, sesampainya ku dikamar Bersama teman – teman yang lain aku langsung merapihkan buku yang ku bawa dan ku tata rapih di lemari, sesudah itu aku pergi ke belakang kamar ku ada area jemuran untuk menjemur pakaian disitu aku menaruh handuk untuk mandi, selama mennunggu giliran untuk mandi dikarenakan sehabis pulang sekolah itu kamar mandi pasti rame banget karena yang mau mandi ga Cuma aku sendiri jadi aku menunggu giliran ku dengan menandai tempat mandi dengan gayung yang isinya ada peralatan mandi seperti sabun, shampoo, sikat gigi, odol, dll. Selama menunggu giliran untuk mandi aku biasanya melakukan olahraga kecil di area berjemur karena disana ada semacam barbel yang bisa digunakan untuk olahraga. Seiring berjalannya waktu giliran ku pun tiba untuk mandi, sewajarnya orang mandi engga perlu ku ceritakan apa saja yang ku lakuin kan.
Selesai mandi, aku pun Kembali ke kamar dalam keadaan sudah memakai pakaian bersih dan membawa seragam sekolah yang habis ku pakai untuk ku cuci nantinya. Aku pun dikamar sesudah mandi biasanya kegiatan yang ku lakukan adalah membaca novel terutama Bumi Series by Tereliye aku sudah membacanya sampai di serial Bintang. Di pertengahan aku membaca buku teman ku dari kamar sebelah pun memanggil ku, dengan suara yang amat keras hingga terdengar sampai ke aula sekolah dia meneriaki ku untuk minta ditemani ke warung belakang. Warung belakang ini tempatnya berada di belakang asrama diluar asrama tapi tidak begitu jauh dan masih dalam pengawasan pihak asrama jadi masih termasuk area asrama lah yak arena belakangnya lagi juga kebun. Dia meminta ku untuk ditemani, akhirnya aku pun meng-iyakan permintaannya.
Berjalan lah aku bersamanya melewati kantin yang tadi diawal aku sebut karena letak warung belakang ini cukup jauh dan mojok di ujung asrama, disana Cowo dan Cewe bisa gabung karena asrama yang ku tempati ini bukanlah asrama yang ketat melarang muridnya untuk bertemu walaupun lawan jenis. Aku bersama temanku akhirnya sampai di warung belakang disana aku memesan minum seperti biasa minuman kesukaanku coklat panas, meminum coklat panas di sore hari merupakan suatu kenikmatan tersendiri yang bisa kurasakan selama di asrama. Disana aku ngobrol Bersama temanku membahas tentang acara perlombaan basket 2 minggu yang akan datang, karena aku memiliki kegiatan tambahan seperti eskul aku mengambil kegiatan basket yang jadwalnya setiap hari senin dan kamis. Sepanjang obrolan kita di pertengahan kami berbincang ada seorang perempuan yang tidak pernah kulihat sebelumnya, memanggil ku dengan berteriak “Eh!”, awalnya aku dan temanku tidak sadar tapi akhirnya temanku sadar duluan, dan aku karena memiliki kepribadian yang introvert tidak merasakan dipanggil dengan panggilan “Eh!”, temanku yang duduk disebelah aku menyenggol bahu ku dan bilang “Itu kamu dipanggil” akhirnya aku nengok kearah perempuan itu, dia menyuruhku untuk menghampirinya tapi aku masih tidak mengira kalo panggilan itu di peruntukan untuk ku, jadi aku memberinya pertanyaan dalam bentuk isyarat. Dengan menunjuk diri ku untuk memastikan dia memanggil ku, ia menjawab “Iya kamu” aku pun berdiri dan segera menghampirinya.
Perempuan ini berkata “Tolong beliin es dong, malu banget ada banyak cowo soalnya” ya memang pada saat itu warung belakang dipenuhi lelaki sih, jadi karena permintaanya pun aku meng-iyakannya. Aku Kembali ke warung untuk membelikan pesanannya tetapi ternyata warung sedang kehabisan es batu jadi akhirnya aku Kembali lagi ke perempuan ini dan mengatakan bahwa es batunya habis, perempuan ini pun berkata “Yah..” dan aku tidak menanggepinya dengan memberikan uangnya yang sebelumnya ia kasih kepadaku, perempuan ini hanya diam saja melihat saya seperti orang yang memiliki tatapan kosong. Tatapannya tidak seperti orang kebingungan dan tidak seperti orang penasaran juga, aku masih tidak ingin menanggapinya tetapi ini merupakan hal yang aneh yang pernah terjadi di hidupku, perempuan ini diam seperti patung dan aku hanya memegangi uangnya untuk ku kembalikan dan tidak kunjung diambil. Aku akhirnya buka mulut dan berkata “Buruan pegel nih” dia pun menjawab dengan jawaban yang diluar nalar manusia sehat, dia berkata “Kamu ngeblok sosial media aku ya!?” aku pun terkaget – kaget serta terheran – heran apa yang sebenarnya orang ini fikirkan dari tadi. Ia mengatakan itu dengan tegas dan raut mukanya pun mendadak judes, karena aku bingung dan tidak tau harus bagaimana jadi aku hanya bisa menjawab “Aku aja gakenal kamu siapa” dan dia menjawab “Iya kamu ngeblok aku” aku pun bilang “Engga ada aku ngeblok siapapun di sosial media”, jujur memang ini yang kurasakan.
Sejak dari kejadian itu sudah berjalan 1 minggu dan itu tangga 30. Setiap bulan anak asrama di izinkan untuk pulang kerumah masing – masing, aku pun pulang dengan dijemput orang tua menggunakan mobil. Sesampainya dirumah aku kepikiran dengan orang yang memanggilku tempo hari di asrama, aku pun kepikiran untuk ngecek sosial media ku dan membuka daftar orang yang diblokir ternyata benar kata perempuan itu ada satu account yang memang masuk kedalam daftar blokir sosial media ku akhirnya aku pun membuka blokirran tersebut dan mulai meng-follownya, tidak lama setelah itu aku mendapat notifikasi saat aku sedang memasak kalau orang yang ku follow barusan meng-follow akun sosial media ku juga. Dari situ aku pun mengirimnya pesan ber debat lagi dengan perdebatan yang sama seperti yang terjadi di warung belakang saat di asrama, awalnya kupikir orang ini sungguh tidak jelas motifnya apa memperdebatkan soal sepele ini tapi pada akhirnya kita sering mengobrol di sosial media dan mulai akrab dari situ.