Generasi Z sebagai Pembasmi Hoaks
Jakarta – Generasi Z merupakan generasi setelah generasi milenial, yang lahir dari tahun 1996 sampai dengan 2012. Generasi Z memiliki julukan generasi internet dikarenakan sebagian besar generasi Z dapat mengakses dan menggunakan internet. Dengan adanya internet, generasi Z dapat bebas mengakses berbagai macam informasi. Meskipun begitu, sebuah studi yang dilakukan oleh Newsguard mengungkapkan bahwa hampir 20% informasi yang muncul di Tiktok merupakan informasi yang salah atau hoax. Tidak hanya di Tiktok, hoax terdapat pada aplikasi sosial media lainnya seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan masih banyak lagi.
Hoax harus dibasmi karena dapat menyebabkan dampak yang berbahaya dan merugikan jika dibiarkan begitu saja. Dengan adanya hoax yang bertebaran dapat membuat masyarakat resah dan panik, dari rasa resah dan panik tersebut mereka dapat melakukan tindakan berbahaya yang mereka percaya dapat menguntungkan. Sebagai contoh, banyak masyarakat yang menolak untuk divaksin setelah membaca sebuah artikel hoax karena mereka percaya bahwa vaksin merupakan sesuatu yang berbahaya sehingga mereka lebih memilih metode yang tidak aman untuk menghadapi covid-19. Tidak hanya itu hoax juga dapat, menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat. Salah satu contohnya adalah ketika adanya hoax yang mengandung isu sara, dari rok tersebut dapat terpicunya perpecahan di antara masyarakat.
Generasi Z dinilai dapat membasmi hoax karena sikap mereka yang cenderung lebih kritis dalam menanggapi berita hoax. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan generasi Z sudah dikenalkan pada teknologi sejak kecil sehingga lebih peka ketika melihat adanya berita hoax. Cara paling ampuh untuk membedakan berita hoax dan berita yang kredibel adalah dengan cara melakukan pengecekan informasi dari sumber yang terpercaya. Tidak hanya itu biasanya berita hoax memiliki judul yang tidak jelas dan provokatif. Dalam berita hoax alurnya lebih condong ke satu pihak dan memiliki bias terhadap pihak tersebut. Setelah mengumpulkan informasi yang cukup, Generasi Z melaporkan berita hoax tersebut dan juga menyebarkan kesadaran di sosial media.
Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, kita sebagai generasi penerus bangsa harus menjadi masyarakat yang bijak dalam memanfaatkan teknologi tersebut. Sebagai Generasi Z, Kita juga harus sadar akan pentingnya teknologi tersebut dan memanfaatkannya secara baik sehingga dapat membawa dampak yang positif untuk kita dan juga untuk sesama demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
Dengan itu, dapat disimpulkan bahwa internet dapat membawa pengaruh positif dan juga negatif tergantung dengan cara penggunaannya. Sebagai pengguna internet, kita harus lebih jeli dan teliti dalam memilah informasi yang tersebar dan tidak berkontribusi dalam menyebarkan informasi yang salah atau hoax. Terlebih lagi dengan kita sebagai generasi Z, yang sudah kenal dengan teknologi sejak kita kecil, dapat lebih mahir membedakan informasi hoaks. Oleh sebab itu, marilah kita bersama memberantas berita hoaks agar mencegah terjadinya hal yang buruk.
Referensi:
- Salim, Hanz Jimenez. 2021. “Generasi Z Diharapkan Jadi Agen Perubahan Melawan Hoaks”, https://m.liputan6.com/cek-fakta/read/4683438/generasi-z-diharapkan-jadi-agen-perubahan-melawan-hoaks, diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 11.03.
- 2022. “Hoax Adalah Suatu Hal yang Merugikan, Ini Dampak Buruk dan Cara Mengatasinya”, https://accurate.id/lifestyle/hoax-adalah/#:~:text=Selain%20bisa%20memecahkan%20persatuan%20bangsa,berantai%20sangat%20mudah%20untuk%20disebarluaskan, diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 11.04.
- Batang, MC KAB. 2018. “Generasi Z Jadi Agen “Hoax Buster” di Media Sosial”, https://infopublik.id/kategori/nusantara/306594/generasi-z-jadi-agen-hoax-buster-di-media-sosial, diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 11.32.
- Fajarta, Carlos Roy. 2018. “Generasi Z Lebih Kritis Sikapi Hoax”, https://www.beritasatu.com/news/509713/generasi-z-lebih-kritis-sikapi-hoax, diakses pada 26 Oktober 2022 pukul 11.37.