Body Shamming vs Cantik Itu Tidak Mudah
Apa yang kalian fikirkan jika mendengar kata “body shamming?” perempuan? “cantik itu tidak mudah?”. Pada era milenial, semua wanita mempunyai standar kecantikan dan mulai sadar dengan perawatan diri. Mereka bersaing untuk mencapai standar kecantikan yang ada, bahkan. Namun dengan adanya standar kecantikan tersebut, ditambah kurangnya pengetahuan tentang body shamming (terutama untuk para kaum pria)
Mengapa bisa terjadi seperti itu? karena , perubahan fisik dari kaum wanita yang dapat membuat kaum laki-laki secara tidak sengaja mengomentari atau menilai penampilan fisik dari wanita. Hal tersebut dapat dilakukan melalui media sosial maupun secara face to face. Mengapa menjadi cantik itu tidak mudah? Karena dengan adanya standar kecantikan tersebut, kaum wanita berlomba melakukan perawatan diri. Perawatan diri yang dilakukan tidak mudah, bahkan perlu merogoh kocek yang dalam (uang). Biasanya rupiah yang dihabiskan untuk melakukan perawatan diri bervariatif, mulai dari puluhan,ratusan higga jutaan rupiah. Selain menguras kocek, hal tersebut pun juga menguras tenaga. Misalnya perawatan yang dilakukan harus rutin dan rajin atau dilakukan secara berkala.
Ada berbagai macam jenis body shamming, pertama body shamming verbal.Contohnya, ada seorang wanita yang mengalami perubahan pada wajah,warna kulit, atau fisik menjadi lebih baik atau terlihat lebih cantik dari sebelumnya, kemudian ia memposting tampilan terbarunya itu melalui salah satu media sosial Instagram, lalu ada salah satu temannya mengomentari dengan menyebutnya “ kurusan banget nih! , pasti mahal perawatannya ya?, atau suntik putih yaa? ko putih banget sekarang” kata kata demikian merupakan salah satu contoh body shamming secara verbal. Menurut sudut pandang salah satu korban body shamming yang mengatakan bahwa berawal dari sakit hati dari salah perkataan body shamming, si korban bertekad untuk melakukan perubahan pada dirinya sendiri untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Perawatan tersebut merupakan perawatan yang tidak mudah, cukup menguras waktu, korban pun bisa merasakan tersiksa untuk diet yang tidak mudah, serta menguras banyak biaya untuk dikeluarkan.
Banyak dari korban body shamming mengalami penurunan kepercayaan diri. Oleh karena itu, dengan cara kita mencintai diri sendiri, tidak memikirkan perkataan orang lain, kita bisa meningkatkan kepercayaan diri kita lagi. Dengan hal itu kita bisa menjadi diri kita sendiri dan tidak lebih mementingkan perkataan orang lain.
Motivasi bangkit dari body shamming itu bisa dengan kita menonjolkan kelebihan atau bakat yang kita miliki, tidak mementingkan ejekan ejekan yang orang lain berikan, mencari ruang lingkup pertemanan yang baru, mencintai diri sendiri, selalu berfikiran postif, bisa juga menjadi motivator terhadap sesama body shamming, tinggalkan orang orang yang berpikiran negative.
Comments :