Dance Through Life: My Dancing Journey
Menari adalah bagian penting dalam hidupku. Setiap kali menari, aku merasa bebas, tenang, dan bahagia. Banyak orang sering bertanya, mengapa aku begitu menyukai menari. Bagiku, menari adalah cara untuk mengekspresikan diri dengan cara yang indah dan bermakna. Saat menari, aku bisa meluapkan berbagai emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Selain itu, melalui tarian aku dapat menunjukkan bakat yang aku miliki dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain yang melihatnya.
Awal mula terjun di dunia tari
Saat aku berumur tiga tahun, orang tuaku mendaftarkanku ke kelas ballet. Mayoritas keluargaku memang penggemar tari ballet, dimulai dari tanteku yang dulunya merupakan penari ballet dan kini menjadi guru ballet. Kakak perempuanku juga seorang penari ballet yang bercita-cita menjadi guru ballet. Beberapa sepupuku pun turut didaftarkan untuk mengikuti kelas ballet.
Sebenarnya, alasan orang tuaku mendaftarkanku ke kelas ballet adalah karena mereka melihat potensi dan bakatku dalam bidang tari. Setiap kali aku melihat orang menari, atau ketika kakakku sedang menari, aku akan otomatis mengikutinya dengan sangat energik. Bahkan, sesimpel mendengar musik menyala pun aku akan langsung menari tanpa diminta, hahaha. Ternyata, dugaan mereka benar. Aku memang sangat gemar menari ballet dan sering kali menangis jika tidak diizinkan pergi latihan. Dulu, ketika aku ditanya, “Kamu lebih pilih ballet atau sekolah?” aku langsung menjawab cepat, “Ballet, lah!”
Selama aku ballet, aku pun sering mencetak nilai di atas rata-rata pada saat ujian. Setiap tahunnya, aku selalu mengikuti examination yang digelar oleh RAD. Royal Academy of Dance (RAD) merupakan suatu organisasi pendidikan tari yang berskala internasional yang terletak di London, Inggris, dan memiliki fokus utama pada pengajaran serta perwujudan Ballet klasik. Setiap tahunnya, RAD akan mendatangkan penguji Internasional ke Indonesia, dan selama lima belas tahun aku mengikuti ballet, aku selalu mendapatkan gelar Distinction (di atas rata-rata).
Classical to Modern
Menginjak umur sepuluh tahun, aku mulai sering menonton berbagai tarian di luar ballet, seperti hip-hop dan genre lainnya. Pada saat itu, K-Pop juga mulai populer di Indonesia. Hal tersebut menjadi faktor pendorong yang membuatku ingin keluar dari zona nyaman dan mulai mempelajari tarian di luar ballet. Awalnya, aku belajar secara autodidak di rumah. Kemudian, pada umurku yang ke-dua belas tahun, aku mulai mempelajari dasar-dasar hip-hop dengan mengundang guru hip-hop ke tempat studio balletku. Tidak lama setelah itu, pada awal tahun 2020, Covid-19 mulai mewabah di Indonesia, sehingga semua orang harus melakukan isolasi di rumah masing-masing. Karena itu, aku terpaksa berhenti berlatih hip-hop dan hanya bisa berlatih ballet di rumah melalui Zoom Meeting.
Hampir dua tahun aku hanya berlatih di rumah dan belajar hip-hop secara otodidak. Akhirnya, pada tahun 2022, ketika aku mulai duduk di bangku SMA dan kegiatan sekolah sudah kembali dilakukan secara onsite, aku kembali berlatih ballet secara offline. Di sisi lain, aku juga mulai mencari komunitas modern dance karena ingin mengasah kemampuanku dalam genre lain selain ballet. Saat itulah aku bergabung dengan salah satu komunitas dance di Indonesia, yaitu STRDC Studio. Di sana, aku dapat mengasah bakatku dengan sangat baik karena para mentor di studio ini sangat mahir dan berpengalaman. Sejak bergabung dengan STRDC, aku mendapatkan banyak sekali wawasan dan pengalaman baru. Aku juga mendapat berbagai kesempatan untuk perform, mendapat job, mengikuti lomba, workshop, dan masih banyak lagi. Bahkan, aku berhasil bergabung dengan salah satu tim bernama Jina Team, yang terkadang dibimbing langsung oleh mentor asal Korea Selatan.
Selama tahun 2022 hingga awal 2025, aku masih menjalani karier menariku dalam dua genre tari, yaitu ballet dan modern dance. Aku juga sempat mengalami cedera punggung karena terlalu memforsir diriku, sehingga harus vakum dan beristirahat selama kurang lebih enam bulan. Namun, hal itu tidak membuatku patah semangat. Setelah sembuh, aku langsung melanjutkan kegiatan menariku seperti semula. Aku mulai mewakili sekolahku dalam berbagai lomba modern dance tingkat SMA, kemudian mewakili STRDC dalam kompetisi cover dance K-Pop, hingga akhirnya mendapat kesempatan untuk menjadi sub teacher di salah satu studio tari di Jakarta.
Hingga pada pertengahan tahun 2025, karena beberapa alasan yang tidak dapat kujelaskan di sini, aku memutuskan untuk berhenti dari ballet dan hanya melanjutkan karier menariku di genre modern dance. Pada saat itu, aku juga sudah mulai memasuki masa perkuliahan. Tanpa ingin menjauh dari dunia tari, aku mendaftarkan diri dan bergabung dengan salah satu UKM di Binus, yaitu STAMANARA, dengan harapan agar bakat dan kemampuanku dapat terus aku asah serta aku tuangkan melalui kegiatan di UKM tersebut.
Hingga pada pertengahan tahun 2025, karena beberapa alasan yang tidak dapat kujelaskan di sini, aku memutuskan untuk berhenti dari ballet dan hanya melanjutkan karier menariku di genre modern dance. Pada saat itu, aku juga sudah mulai memasuki masa perkuliahan. Tanpa ingin menjauh dari dunia tari, aku mendaftarkan diri dan bergabung dengan salah satu UKM di Binus, yaitu STAMANARA, dengan harapan agar bakat dan kemampuanku dapat terus aku asah serta aku tuangkan melalui kegiatan di UKM tersebut.
Penutup
Perjalanan yang kujalani di bidang tari telah memberikan banyak pelajaran berharga. Dari ballet hingga modern dance telah membentuk diriku menjadi sosok yang lebih kuat dan kreatif. Meskipun pernah menghadapi cedera dan berbagai problem, semangatku untuk menari tetap menyala. Menari lebih dari sekadar hobi bagiku, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitasku. Aku berharap dapat terus bertumbuh, berbagi pengalaman, serta menginspirasi orang lain melalui setiap gerakan yang kuhasilkan. Bagi diriku, menari bukan hanya berkaitan dengan teknik atau pertunjukan, melainkan merupakan cara untuk mengekspresikan kehidupan dengan cara yang paling indah, yaitu melalui gerak, ritme, dan emosi.
Comments :