Uses and Gratifications: Mengapa Kita Masih Butuh Superhero yang Bisa Kita Rasakan
Selama lebih dari satu dekade, film-film superhero menjadi puncak hiburan global. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, gelombang itu terasa mulai menurun. Bukan karena jubah dan kekuatan super tak lagi menarik tapi karena banyak dari film tersebut tak lagi mampu menyentuh apa yang paling dibutuhkan audiens: alasan untuk peduli.
Dalam teori komunikasi, terutama Uses and Gratifications, kita memahami bahwa audiens bukan sekadar penonton pasif. Mereka aktif memilih tayangan yang mampu memenuhi kebutuhan mereka, baik untuk melarikan diri dari realita, mencari makna emosional, atau sekadar merasa terkoneksi. Ketika film-film superhero terlalu sering hadir hanya sebagai “produk” dan bukan “pengalaman,” wajar jika mereka mulai kehilangan daya tariknya.
Tapi tahun ini, dua film besar menjanjikan sesuatu yang berbeda: Superman dari James Gunn, dan Fantastic Four dari Marvel. Keduanya mengusung semangat “awal yang baru” tapi bukan hanya bagi studio, melainkan juga bagi hubungan mereka dengan penonton.
Superman (2025): Mengembalikan Harapan Sebagai Narasi yang Relevan
Superman (2025) Trailer
Superman adalah karakter yang tak pernah benar-benar mati tapi juga jarang benar-benar hidup di layar dalam dekade terakhir. Terlalu mudah untuk membuatnya terlihat terlalu kuat, terlalu sempurna, atau terlalu jauh dari realita penonton. Tapi Superman (2025) datang dengan pendekatan yang sangat manusiawi.
James Gunn, yang dikenal lewat gaya narasi penuh empati di Guardians of the Galaxy, menyatakan bahwa setiap film adalah lembar baru baginya. Namun, seperti tulisan tangan, gaya khasnya akan selalu muncul. Dan mungkin, itulah yang paling dibutuhkan oleh Superman saat ini: suara yang jujur dan penuh niat.
Dalam konteks Uses and Gratifications, film ini menjanjikan sesuatu yang berbeda: bukan pelarian yang menggelegar, tapi sebuah identifikasi emosional. Penonton tak lagi mencari pahlawan yang tak terkalahkan, tapi pahlawan yang tahu bagaimana rasanya memilih untuk tetap baik, bahkan ketika dunia tidak begitu.
Kalau berhasil, Superman (2025) bisa menjadi narasi tentang kebaikan yang terasa radikal, bukan karena besar, tapi karena tulus. Dan di saat media penuh dengan sinisme, mungkin itu yang paling dibutuhkan.
Fantastic Four (2025): Memulihkan Koneksi Emosional yang Terputus
The Fantastic Four: First Steps (2025) Trailer
Sementara Superman berusaha membangun ulang jembatan dengan penontonnya, Fantastic Four punya tugas yang lebih berat: membuktikan bahwa sang First Family layak mendapat tempat di hati publik. Setelah tiga adaptasi yang gagal mengangkat jiwa tim ini, akhirnya Marvel tampak benar-benar serius.
Disutradarai oleh Matt Shakman dan dikabarkan mengambil latar bergaya retro-futuristik, Fantastic Four (2025) terlihat seperti usaha Marvel untuk kembali menemukan arah estetik dan naratif yang unik. Ini bukan tentang mencocokkan potongan puzzle dalam multiverse, ini tentang membangun identitas kembali dari nol.
Dan di sinilah kekuatan Uses and Gratifications kembali terlihat: audiens ingin terhubung, ingin percaya bahwa mereka tidak hanya menonton iklan dua jam yang menyiapkan film berikutnya. Mereka ingin merasakan bahwa cerita ini punya jiwa.
Dibandingkan proyek lain seperti Thunderbolts, yang juga membawa nada berbeda, Fantastic Four adalah taruhan yang lebih besar. Jika film ini berhasil mengembalikan rasa keajaiban dan keintiman dalam satu paket, maka Marvel bisa kembali menjangkau audiens bukan lewat koneksi antar-film, tapi lewat koneksi antar-karakter dan penonton.
Akhirnya, Penonton Tidak Lelah pada Superhero, Mereka Lelah Tidak Merasa Apa-apa
Fatigue bukan soal jumlah film. Ia muncul ketika satu demi satu cerita berlalu tanpa meninggalkan bekas. Ketika kita keluar dari bioskop tanpa membawa pulang apa pun kecuali suara efek dan lelucon yang sudah kita dengar sebelumnya.
Dengan Superman (2025) dan Fantastic Four (2025), harapan itu hidup kembali. Dua film ini punya kesempatan untuk menjawab kebutuhan psikologis penonton dengan cara yang lebih dalam. Mereka tidak hanya menyuguhkan hiburan mereka menawarkan kesempatan untuk merasa terhubung kembali.
Kalau mereka berhasil, maka bukan hanya studio yang menang. Kita semua yang tumbuh dengan cerita-cerita heroik, yang pernah percaya pada kekuatan kebaikan dan imajinasi juga ikut pulih.
Comments :