Hilangnya Etika dalam Konten Kreasi: Gimmick Public Nuisance
Di era digital saat ini, batasan antara hiburan dan gangguan publik semakin kabur. Dengan maraknya platform seperti Kick, yang memberikan kebebasan lebih besar kepada kreator dibandingkan pesaingnya seperti YouTube atau Twitch, banyak konten kreator yang mengejar ketenaran melalui gimmick ekstrem yang melampaui batas etika. Demi mendapatkan clout, beberapa kreator bahkan mengganggu ketertiban umum dan meresahkan masyarakat, mengubah tren konten dari sekadar hiburan menjadi tindakan yang dapat mengarah pada konsekuensi hukum.
Kick dan Era Konten Tanpa Batas
Kick telah menjadi tempat berkembangnya berbagai tren yang mendorong kreator untuk mengambil langkah lebih ekstrem demi menarik perhatian. Tidak seperti platform lain yang memiliki regulasi lebih ketat terkait perilaku konten kreator, Kick menawarkan kebebasan lebih besar yang justru disalahgunakan oleh banyak streamer untuk memanfaatkan provokasi, trolling, dan bahkan pelecehan sosial sebagai “konten hiburan”.
Fenomena ini semakin terlihat dengan munculnya IRL (In Real Life) livestreaming, di mana para kreator menyiarkan kehidupan mereka secara langsung di ruang publik. Namun, banyak dari mereka tidak hanya merekam keseharian, tetapi juga sengaja menciptakan kekacauan demi viralitas. Salah satu contoh ekstrem dari tren ini adalah Johnny Somali, seorang streamer Kick yang telah dikenal luas karena perilakunya yang mengganggu dan meresahkan di berbagai negara Asia.
Johnny Somali: Dari Trolling ke Penjara
Johnny Somali (nama asli: Ismael Ramsey Khalid) awalnya dikenal sebagai konten kreator yang melakukan trolling terhadap warga lokal saat melakukan IRL livestreaming. Setelah melakukan berbagai aksi provokatif di Jepang, ia beralih ke Korea Selatan dan semakin meningkatkan level gangguannya demi menarik lebih banyak penonton.
Beberapa aksi yang ia lakukan termasuk:
- Mengganggu warga di tempat umum, seperti memainkan musik keras di transportasi publik dan membawa tas berisi ikan busuk untuk menyusahkan orang-orang di sekitarnya.
- Melakukan tindakan tidak hormat terhadap simbol budaya dan sejarah, seperti mencium dan melakukan tarian erotis di depan Statue of Peace, sebuah monumen untuk mengenang para “comfort women” yang menjadi korban kekejaman perang Jepang.
- Menghancurkan fasilitas umum, seperti dengan sengaja menumpahkan ramen di dalam minimarket dan membuat kekacauan hingga harus diusir oleh pemilik toko.
- Memprovokasi perkelahian, hingga beberapa kali mengalami serangan fisik dari warga yang merasa terganggu oleh kehadirannya.
Namun, puncaknya terjadi ketika pihak berwenang Korea Selatan akhirnya menangkapnya, melarangnya meninggalkan negara tersebut, dan menjeratnya dengan ancaman hukuman 5 hingga 10 tahun penjara. Ismael telah didakwa atas tiga tuduhan, termasuk menghalangi bisnis, dan pengacaranya telah menyatakan bahwa ia mengakui semua tuduhan tersebut. Pengadilan Korea Selatan diharapkan akan memberikan hukuman yang dapat menjadi preseden untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Retaliasi dari Warga Korea Selatan
Johnny Somali diserang former NAVY SEAL Korea Selatan
Tingkah laku Johnny Somali yang semakin meresahkan tidak hanya memicu reaksi dari pihak berwenang, tetapi juga dari masyarakat umum. Beberapa warga Korea Selatan mulai mengikuti livestream Johnny Somali dengan tujuan untuk menyerangnya secara langsung saat ia sedang melakukan siaran. Ia beberapa kali dipukul oleh warga yang kesal, baik di distrik Mapo maupun di tempat-tempat lainnya.
Pada satu insiden, seorang pria mendatanginya saat siaran langsung dan berkata “Mau ke mana?” sebelum langsung menyerangnya. Selain itu, muncul laporan bahwa beberapa orang bahkan menawarkan hadiah (bounty) bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi tentang keberadaannya, memperlihatkan bagaimana reaksi publik terhadap tren konten yang dianggap mengganggu ini.
Ketika Konten Berubah Menjadi Gangguan Publik
Fenomena seperti Johnny Somali hanyalah bagian dari tren yang lebih besar di mana konten kreator semakin mengabaikan etika demi perhatian dan uang. Kick, dengan kebijakan moderasi yang lebih longgar dibandingkan platform lain, telah menjadi tempat berkembangnya jenis konten yang mengutamakan sensasi dibandingkan tanggung jawab sosial.
Masalahnya bukan hanya soal individu seperti Johnny Somali, tetapi munculnya budaya yang mendorong kreator untuk terus melampaui batas demi viralitas. Dengan semakin banyaknya penonton yang menikmati konten ekstrem ini, banyak kreator merasa terdorong untuk meniru gaya yang sama demi menarik perhatian.
Tantangan bagi platform seperti Kick adalah sejauh mana mereka bertanggung jawab atas perilaku streamer yang mereka fasilitasi. Tanpa regulasi yang lebih ketat, tren ini berpotensi terus berkembang, menciptakan lebih banyak kasus di mana hiburan berubah menjadi gangguan public dan bahkan, dalam beberapa kasus, menjadi kejahatan yang dapat dihukum secara hukum.
Ketika batasan etika dalam konten kreasi semakin menipis, platform seperti Kick memiliki peran besar dalam menentukan arah industri ini. Jika tren menguji batas hukum dan sosial terus dibiarkan, konsekuensinya tidak hanya akan berdampak pada individu yang terlibat, tetapi juga pada ekosistem digital secara keseluruhan. Johnny Somali hanyalah contoh dari fenomena yang lebih luas, dan tanpa tindakan yang lebih tegas dari platform serta penonton yang lebih kritis, tren ini akan terus berlanjut dengan dampak yang semakin sulit untuk dikendalikan.
Referensi
Bae, H. P. (2024, November 27). Controversial American live-streamer faces prison in South Korea for offensive behavior. Retrieved from CNN World: https://edition.cnn.com/2024/11/27/asia/johnny-somali-prison-south-korea-hnk/index.html
Jae-Hee, C. (2025, March 10). Controversial YouTuber Johnny Somali pleads guilty to all charges in Seoul court. Retrieved from The Korean Herald: https://www.koreaherald.com/article/10437891
Korea JoongAng Daily. (2024, November 11). U.S. streamer Johnny Somali handed to Korean prosecutors for convenience store outburst. Retrieved from Korea JoongAng Daily: https://koreajoongangdaily.joins.com/news/2024-11-11/national/socialAffairs/US-streamer-Johnny-Somali-handed-to-Korean-prosecutors-for-convenience-store-outburst/2175046
Pelaksana, R. (2025, March 8). Johnny Somali muncul terlambat 1 jam ke pengadilan Korea Selatan mengenakan topi maga. Retrieved from terkenal.co.id: https://terkenal.co.id/read/113793/johnny-somali-muncul-terlambat-1-jam-ke-pengadilan-korea-selatan-mengenakan-topi-maga/
Comments :