Polemik Sampah yang Tak Kunjung Terselesaikan
Sampah merupakan sebuah polemik yang susah sekali untuk di bereskan. Pasalnya sampah yang ada di kota – kota besar merupakan sebuah permasalahan yang tidak ada ujungnya ketika membahas akan hal ini. Permasalahan Sampah bukan hanya terjadi di kota – kota besar, akan tetapi juga terjadi rata di manapun. Hampir disetiap sudut kota kita bisa menemui banyak sekali sampah yang beserakan. Salah satunya yaitu sampah pada gambar tersebut yang telah menghiasi sepanjang sungai tersebut. Pemandangan sampah disepanjang sungai merupakan hal yang dianggap biasa saja oleh masyarakat indonesia. Padahal pemandangan tidak menyedapkan tersebut merupakan sebuah permasalahan yang tidak akan pernah ada habisnya jika dibahas. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat sekitar tentang kebersihan lingkungan. Alhasil sungai kecil pun mereka gunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Masyarakat disekitar sungai tersebut sangat sering sekali membuang sampah kesungai tersebut. Padahal kebiasaan buruk masyarakat tersebut bisa menimbulkan banyak sekali penyakit. Volume sampah yang ada disungai dari hari ke hari dilihat semakin banyak saja.
Dengan adanya sampah yang berserakan di aliran sungai tersebut membuat sungai mampet atau tersendat. Sehingga aliran menjadi tidak lancar, apalagi saat hujan turun dimana seharusnya aliran air sungai bisa mengalir lancar. Namun, tidak bisa mengali lancar karena adanya atrian sampah di sungai. Banyak sekali hewan air yang tidak bisa bertahan hidup karena adanya pencemaran air sungai tersebut dengan limbah sampah. Ditambah lagi dengan adanya Pembangunan di kiri kanan sungai juga mengakibatkan matinya jutaan mata air makro dan mikro, membuat air sungai mengecil dan tidak mampu menjadi faktor pengenceran sungai. Kualitas air akan menurun. Air sungai sering digunakan sebagai bahan baku air bersih, termasuk untuk pertanian. Ketika air sungai tercemar, orang-orang juga menderita akibat dari pencemaran sungai tersebut. Seharusnya pemerintah setempat bisa untuk mengadakan suatu program seperti Perlindungan sungai untuk perlindungan air sungai. Dimana kegiatan ini memiliki tujuan mulia yaitu perlindungan berarti penggunaan yang bijaksana. Artinya, perlu menggunakan air alam dan atau buatan secara bijaksana berupa jaringan drainase, di mana airnya dikelilingi batas kiri-kanan dari atas sampai ke bibir sungai. Banyak kalimat dan poster yang mengatakan, “Dilarang membuang sampah ke sungai”, namun pada kenyataannya kesadaran untuk tidak membuang sampah ke sungai masih sedikit. Di sisi lain, tumbuhnya kesadaran masyarakat tentangbagaimana menangani lingkungan, seperti keberadaan kelompok bank sampah, harus didukung dan diakui oleh pemerintah. Misalnya, ada Kelompok Bank Sampah Sabilulungan di Linggawastu, Kota Bandung. Orang-orang secara pribadi mengklasifikasikan sampah. Sampah yang masih bernilai ekonomis dapat dijual melalui bank sampah untuk menambah pendapatan rumah tangga. Kesadaran semacam ini perlu ditangkap secara hati-hati oleh pemerintah dan dikomunikasikan kepada masyarakat lain. Permukiman liar di sepanjang sungai, terutama yang bermuara di bantaran sungai, harus dibersihkan. Hal ini menyebabkan sedimen dan dapat mempersempit penampang sungai. Artinya air banjir selalu tersedia, selain limbah rumah tangga yang sewaktu-waktu bisa masuk ke sungai. Setelah mengubah sikap tentang pentingnya flow dalam hidup, langkah selanjutnya adalah mengembalikan flow menjadi normal. Merupakan habitat flora dan fauna. Transformasi sungai tidak hanya berguna untuk keuntungan komersial. Aliran yang baik adalah pengukur aliran. Tugas kita adalah mendapatkan mereka. Selanjutnya, buat tebing permanen untuk meminimalkan pantulan dan mencegah kematian dari mata air di sekitar sungai. Bahkan saat kemarau, sungai bisa menjadi alternatif. Sisi kiri dan kanan sungai dapat diganti dengan vegetasi alami yang tumbuh di sekitar sungai. Ini digunakan tidak hanya untuk menyimpan air tetapi juga untuk memelihara hewan. Sungai yang berkelanjutan, air yang berkelanjutan. Ini juga dapat digunakan sebagai sumber rekreasi tanpa penangkapan ikan yang berlebihan. Menyelamatkan air bersih harus menjadi tanggung jawab bersama karena kita dirantai bersama. Ketika keberlanjutan sungai sebagai ekosistem di mana air ada terganggu, kehidupan manusia juga terganggu. Bagaimanapun, air adalah sumber daya yang penting. Air adalah inti alam semesta dan terdiri dari hingga 70 persen permukaan bumi. Air juga menyumbang 75 persen dari pembentukan otak manusia. Sungai perlu dilindungi dari hulu ke hilir, serta hulu, tengah dan hilir. Ini adalah sebuah penggabungan yang kompleks. Pengelolaan sampah perkotaan dilakukan dengan pendekatan kolaboratif dengan mendorong seluruh elemen masyarakat untuk membuang sampah dari sumbernya melalui Gerakan Mengenal Sampah Jakarta. Direktur Perumda Sarana Jaya Bima Priyo Santosa berharap dengan adanya fasilitas FSPA ini dapat membantu mengatasi permasalahan sampah di ibu kota. TPST Van Targeban di Bekasi, Jawa Barat, diharapkan terisi tanpa pembuangan limbah, katanya. “Orang- orang mungkin tidak begitu menyadari sampah ini bahwa pengelolaan sampah sangat penting dan sangat penting bagi kota dan itu adalah tugas kita.