Miskomunikasi di Era Digital: Apakah Wajar?
Apa arti kehidupan tanpa sebuah persoalan? Kita mengenal isu dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, sosial-budaya, dan kesehatan. Dewasa ini, isu-isu komunikasi banyak kita temukan di berbagai tempat. Salah satunya, dalam ranah komunikasi di era digital.
Komunikasi di era digital semakin menjadi pusat perhatian sejak pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan saat berada pada masa “stay at home” atau karantina, komunikasi digital mempersingkat jarak dan waktu manusia untuk berinteraksi. Komunikasi digital akhirnya menjadi media utama kita untuk berinteraksi dengan orang lain pada masa itu.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, kita disebut sebagai manusia yang bergantung dengan teknologi (technology-dependence). Bahkan, terdapat sebuah kondisi psikologis yang dinamakan nomophobia (no mobile phone phobia). Nomophobia terjadi ketika seseorang memiliki rasa takut terlepas dari konektivitas ponsel (Bhattacharya et al., 2019). Teknologi yang mempermudah segala aspek kehidupan kita, kini dapat dikatakan telah “memanjakan” kita.
Walaupun berbagai aktivitas manusia dipermudah oleh teknologi, banyak aspek negatif yang dapat ditimbulkan. Contohnya ada dalam ranah komunikasi digital, yang mengacu kepada penggunaan media sosial. Media sosial dalam bentuk chat/pesan melalui Whatsapp atau Line sudah menjadi bagian hidup kita sehari-hari demi mempermudah komunikasi.
Dalam penerapannya, beberapa masalah komunikasi digital berpotensi terjadi. Contohnya, saat seseorang menyapa saya melalui chat, “Hai.” dan “Halooooo, Amanda!” terkesan memiliki makna yang berbeda. Saya melihat “Hai.” sebagai sapaan yang singkat dan cenderung datar. Sedangkan, “Halooooo, Amanda!” terkesan sangat ramah dan ceria. Padahal, belum tentu orang yang menyapa saya sedang betul-betul ceria atau datar. Persepsi inilah yang berpotensi membentuk sebuah miskomunikasi, yaitu kegagalan untuk mengomunikasikan ide atau intensi dengan sukses (Cambridge Dictionary, 2022).
Pernahkah kamu tidak sengaja mengirim emoticon, GIF, atau gambar yang salah ke grup WhatsApp keluarga? Tampaknya, hal ini dipersepsikan secara berbeda-beda oleh setiap orang. Sebagian orang menganggap bahwa itu adalah hal wajar, tetapi ada juga yang tersinggung karena menganggap itu perbuatan tidak etis. Inilah yang disebut perbedaan persepsi. Persepsi dipengaruhi oleh pengalaman kita sebelumnya, minat kita, dan seberapa hati-hati kita memproses informasi (Cherry, 2022).
Melalui kedua contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor dari miskomunikasi adalah persepsi yang disebabkan oleh komunikasi verbal yang tidak didukung oleh nonverbal (Mana Lebih Baik, Komunikasi Berlebihan Atau Miskomunikasi?, 2021). Apalagi, di dalam ranah komunikasi digital yang sebagian besar berupa komunikasi verbal (tulisan, ucapan). Sebenarnya, komunikasi nonverbal yang berupa gestur, kontak mata, dan ekspresi mempengaruhi komunikasi sebesar 93% (Deviana, 2020). Wajar saja bila miskomunikasi dalam komunikasi digital acapkali terjadi.
Solusi dari miskomunikasi dapat dimulai dengan memastikan pesan yang ingin kita sampaikan telah terpapar secara jelas. Bertanyalah saat ada hal yang belum dimengerti. Lalu, jauhkan diri dari persepsi negatif. Pastikan gaya bahasa yang digunakan tepat untuk lawan bicara. Sebisa mungkin, sertakan komunikasi nonverbal dengan verbal agar komunikasi dapat berlangsung dengan efektif. Komunikasi efektif akan membuat tujuan komunikasi tercapai.
Teknologi mempermudah segala aktivitas kita sebagai manusia. Terutama komunikasi digital yang prosesnya sangat praktis. Namun, dampak yang dihasilkan harus diwaspadai. Komunikasi di era digital yang lekat dengan miskomunikasi dapat menjadi bumerang bagi relasi kita dengan orang lain. Oleh sebab itu, penting untuk selalu berhati-hati dan bijak dalam penggunaannya. Komunikasi yang efektif menjadi solusi untuk meminimalisir terjadinya miskomunikasi. Oleh sebab itu, mari berkomunikasi dengan efektif dari sekarang!
References
Bhattacharya, S., Bashar, M., Srivastava, A., & Singh, A. (2019). NOMOPHOBIA: NO MObile PHone PhoBIA. Journal of Family Medicine and Primary Care, 8(4), 1297. https://doi.org/10.4103/jfmpc.jfmpc_71_19
miscommunication. (n.d.). In dictionary.cambridge.org. Retrieved November 29, 2022, from https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/miscommunication
Cherry, K. (2022, November 8). What Is Perception? Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/perception-and-the-perceptual-process-2795839
Mana Lebih Baik, Komunikasi Berlebihan Atau Miskomunikasi? (2021, November 28). Binus Online Learning. https://onlinelearning.binus.ac.id/2021/11/28/mana-lebih-baik-komunikasi-berlebihan-atau-miskomunikasi/
Deviana, S. (2020, August 9). Menghindari Miskomunikasi dalam Media Online – Kompasiana.com. KOMPASIANA. https://www.kompasiana.com/srdeviana/5f2ff48f097f367a2c76b9f3/menghindari-miskomunikasi-dalam-media-online