Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita selalu berinteraksi dengan orang lain. Tidak jarang komunikasi dan percakapan kita seringkali salah ditangkap oleh orang lain. Istilah “miskom” seringkali terjadi di dalam percakapan kita sehari-hari. Sebenarnya kenapa si peristiwa komunikasi ini sering terjadi. Bukannya apa yang kita ucapkan itu seharusnya sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Dalam artikel ini akan coba dibahas mengapa miskomunikasi itu sering sekali terjadi dan apa penyebabnya.

 

Menurut KBBI miskomunikasi bisa kita artikan sebagai kesalahan penerimaan atau penanggapan dari komunikasi. Jika kita mengawasi jalannya komunikasi ada beberapa aspek-aspek yang terlihat di dalamnya, ada sang komunikator yang bertugas memberikan pesan, sang komunikan sebagai orang yang menerima pesan, pesan yang ingin disampaikan, dan juga proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Apabila terjadi kesalahan dalam proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan kemudian menghasilkan perbedaan makna dari pesan diantara mereka, peristiwa inilah yang kita kenal sebagai miskomunikasi.

 

Di dalam proses komunikasi tidak mungkin seluruh komunikasi yang dilakukan seseorang selalu berhasil, pasti ada beberapa komplikasi yang terjadi. Miskomunikasi hanyalah salah satu contoh hasil dari proses komunikasi yang tidak efektif. Lantas mengapa miskomunikasi bisa terjadi ? Miskomunikasi bisa terjadi jika terjadi kesalahan yang dilakukan salah satu atau kedua pihak dari proses komunikasi yaitu komunikator dan komunikan. Berikut beberapa penyebab miskomunikasi bisa terjadi:

 

  1. Kurangnya pemahaman terhadap tujuan komunikasi

Kurangnya pemahaman bisa diakibatkan karena beberapa faktor, yang paling sering terjadi adalah jika komunikan tidak menyimak dengan baik pesan yang disampaikan oleh komunikator. Alhasil inti pesan yang disampaikan komunikator tidak diserap oleh komunikan.

  1. Asumsi

Asumsi adalah dugaan seseorang tanpa memastikan sendiri kebenarannya terlebih dahulu. Seringkali dalam proses penerimaan pesan, sebelum menyimak pesan dengan sepenuhnya komunikan kerap memberikan definisi / penggambaran terhadap pesan yang disampaikan komunikator. Tentu saja dengan melakukan asumsi ini tidak jarang terjadi kesalahan dalam penggambaran sang komunikan diakibatkan penerimaan pesan yang belum utuh.

  1. Ambiguitas pesan / informasi

Ambiguitas atau ketidakjelasan dalam komunikasi terjadi jika dalam penyampaiannya pesan tidak tersampaikan dengan sepenuhnya. Alhasil pemahaman komunikan terhadap pesan dari komunikator tidaklah didasarkan kepada keutuhan dari pesan itu menyebabkan pemahaman yang kurang tepat.

  1. Informasi yang berlebihan

Jika seorang komunikator menyampaikan pesan secara keseluruhan termasuk nilai-nilai yang tidak terlalu penting maka ia beresiko menyebabkan pemahaman sang komunikan berlebihan dan tidak bisa mencerna seluruh pesan yang disampaikan sehingga berpotensi melewatkan nilai-nilai penting atau inti dari pesan yang disampaikan.

  1. Media penyampaian pesan yang kurang tepat

Seringkali dalam menceritakan sesuatu kepada orang lain ada beberapa hal yang tidak bisa digambarkan hanya dengan kata-kata, oleh karena itu kerap kali ada beberapa orang yang menyampaikan pesannya dengan menggunakan alat peraga untuk membantu memvisualisasikan pesan yang ingin disampaikan kepada komunikan. Alat peraga ini bisa berupa gambar ataupun video yang berkaitan dengan pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator. Apabila alat peraga yang digunakan salah dan tidak bisa mengkomplemen inti pesan maka bisa membuat komunikan bingung dan semakin sulit memvisualisasikan pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator.

  1. Aspek verbal yang tidak disertai aspek nonverbal

Aspek verbal dalam komunikasi seperti kata-kata yang digunakan jika tidak disertai aspek nonverbal seperti emosi atau ekspresi bisa membawa kepada pengertian yang berbeda di antara komunikator dan komunikan. Peristiwa ini seringkali terjadi dalam komunikasi virtual. Contohnya saya pernah berbicara dengan teman saya melalui pesan elektronik dan saya mengetik kata-kata berikut “Saya sedang di dokter anjing”. Lawan bicara saya tidak bisa melihat saya secara fisik hanya kata-kata yang saya kirimkan kepadanya maka dia salah menginterpretasikan pesan mengira kalau saya berkata anjing dalam konteks kasar padahal saya memang sedang berada di dokter anjing.

 

Lantas bagaimana caranya kita mencegah miskomunikasi terjadi dalam proses komunikasi kita. Untuk mencegahnya diperlukan kepastian tidak adanya kesalahan yang dilakukan oleh komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi itu. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegahnya:

  • Menyimak bukan hanya mendengar

Sebagai komunikan kita seringkali mendengar kata menyimak dan mendengar ini. Keduanya serupa akan tetapi mereka berbeda dan menghasilkan hasil yang berbeda. Menurut KBBI mendengar adalah menangkap suara dengan telinga sedangkan menyimak adalah mendengarkan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Dengan mendengar kita hanya menangkap semua suara yang ada disekitar kita dengan telinga tetapi dengan menyimak kita memastikan telinga kita mendengarkan dengan seksama apa yang diucapkan orang lain.

  • Jangan asal berasumsi

Pastikan kita mendengarkan pesan seutuhnya sebelum berasumsi. Jika kita merasa belum paham cari tahu lebih lanjut dengan bertanya kepada komunikator supaya memastikan pemahaman kita sama dengan komunikator.

  • Jangan takut untuk memberi atau menanyakan masukan

Dengan memberikan masukan sebagai komunikan kita membantu memberitahu kepada komunikator apakah kita mengerti pesan yang ingin disampaikan. Hal ini bermanfaat bagi kedua pihak memastikan pemahaman komunikan dan komunikator selaras terhadap pesan yang disampaikan. Jika memang ada pemahaman yang berbeda maka komunikator dapat menindaklanjuti dengan mengulangi atau menjelaskan kembali. Dengan adanya masukan kedua pihak mendapatkan keuntungannya masing-masing dan tidak menghasilkan kerugian dalam bentuk apapun.

  • Menjadi komunikator yang berbasis pada komunikan

Sebagai seorang komunikator sebelum menyampaikan komunikasi kepada komunikan kita harus memastikan siapakah yang akan menyimak, apakah topik yang dibawa sesuai dengan komunikan yang ada, dan bagaimana caranya memastikan setiap komunikan menyimak dengan baik pesan yang akan disampaikan komunikator. Dengan melakukan ini kita meminimalisir kesempatan yang bisa menyebabkan komunikan enggan menyimak dan tidak memahami pesan yang dibawakan oleh komunikator.

 

Jadi pada intinya, miskomunikasi terjadi oleh adanya kesalahan dalam proses komunikasi. Kesalahan ini bisa disebabkan oleh komunikator atau komunikan dan bisa juga disebabkan oleh kesalahan kedua pihak. Dengan memastikan komunikan dan komunikator menjalankan perannya dengan baik maka kita bisa meminimalisir kemungkinan terjadinya miskomunikasi dalam proses komunikasi kita.

 

Referensi :

Aliya, H. (23 Agustus 2022). Miskomunikasi: Arti, Penyebab, Contoh, dan Cara Mengatasinya. Diakses pada 28 November 2022. Dari:  https://glints.com/id/lowongan/miskomunikasi-miscommunication-adalah/#.Y4Rgs3ZBxD8

Mana Lebih Baik, Komunikasi Berlebihan Atau Miskomunikasi? (14 Juli 2022). BINUS Online Learning. Diakes pada 28 November 2022. Dari :  https://onlinelearning.binus.ac.id/2021/11/28/mana-lebih-baik-komunikasi-berlebihan-atau-miskomunikasi/

Miskomunikasi Adalah Kesalahan Memaknai Pesan, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya! (7 Februari 2022). Accurate.id. Diakses pada 28 November 2022. Dari : https://accurate.id/lifestyle/miskomunikasi/