Menurut data yang diambil dari KemenPPPA, hingga bulan Oktober 2022 sudah ada 18.261 kasus KDRT di seluruh Indonesia, sebanyak 79,5% atau 16.745 korbannya adalah wanita.  Tidak hanya wanita, lelaki pun ada yang menjadi korban KDRT yaitu sebanyak 2.948 orang. KDRT ini biasa disebabkan karena terjadi kesalahpahaman ataupun kurangnya komunikasi antar anggota keluarga, KDRT ini juga bisa disebabkan karena salah satu dari anggota keluarga tidak bisa mengendalikan emosi, sehingga melakukan hal yang tidak dipikir terlebih dahulu. Tidak bisa dipungkiri bahwa hal seperti ini sering terjadi karena kesengajaan, dan tidak sedikit juga orang–orang melakukan kekerasan dalam rumah tangga karena di bawah pengaruh alkohol ataupun obat – obatan terlarang. Dari hasil penelitian, menunjukan bahwa ada sangat banyak faktor penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, contohnya perselingkuhan, perbedaan prinsip, masalah ekonomi.

Lalu bagaimana cara untuk mengurangi kekerasan dalam rumah tangga? Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan memperbaiki komunikasi. Komunikasi sendiri adalah aktivitas manusia yang paling dasar. Namun, komunikasi ini juga tentunya bisa berdampak positif dan juga negatif. Dampak ini akan lebih terasa saat kita melakukan komunikasi dengan orang – orang terdekat kita dan orang yang sering kita temui contohnya teman, sahabat, keluarga, dan rekan kerja. Orang – orang yang lebih sering kita temui adalah mereka yang akan berdampak kepada hidup kita, terutama keluarga. Komunikasi antar anggota keluarga sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Saat kita ingin membangun komunikasi yang efektif, kita harus sadar bahwa semua orang ingin didengar, bukan hanya diri kita sendiri yang ingin didengar. Jika salah satu anak atau orang tua, atau bahkan keduanya tidak mau mendengarkan satu sama lain, maka komunikasi yang efektif tidak akan terbangun. Saat di dalam keluarga ada suatu masalah, akan lebih baik jika masalah tersebut dikomunikasikan kepada seluruh anggota keluarga, agar tidak terjadi kesalahpahaman ataupun pengambilan keputusan sepihak saja.

            Ketahui posisi kita, apakah kita orang tua atau anak, kita harus belajar untuk saling mengerti satu sama lain. Mungkin memang akan ada perbedaan antara anak dan orang tua karena permasalahan umur yang terpaut jauh, sehingga cara berkomunikasi dan pendekatannya pun sudah berbeda, tetapi tidak salah jika kita mau mendengarkan pendapat satu sama lain dan tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan sehingga segala hal dapat terkomunikasikan dengan baik dan efektif.

Daftar Pustaka :

Metrotvnews.com. (2022, October 4). KemenPPPA Rilis Data Jumlah Kasus KDRT di Indonesia hingga Oktober 2022. Https://Www.Metrotvnews.Com. https://www.metrotvnews.com/play/b2lCrdXL-kemenpppa-rilis-data-jumlah-kasus-kdrt-di-indonesia-hingga-oktober-2022

Jayanthi *, E. T. (2009). FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PADA SURVIVOR YANG DITANGANI OLEH LEMBAGA SAHABAT PEREMPUAN MAGELANG | * | Dimensia: Jurnal Kajian Sosiologi. https://journal.uny.ac.id/index.php/dimensia/article/view/3417

UNAIR NEWS. (2021, December 9). Membangun Komunikasi yang Efektif dalam Keluarga. Unair News. https://news.unair.ac.id/2021/12/09/membangun-komunikasi-yang-efektif-dalam-keluarga/?lang=id

404 File not Found – Repository UIN Raden Fatah Palembang. (n.d.).

http://repository.radenfatah.ac.id/5121/3/BAB+II.pdf