MASALAH PELAKSANAAN KOMUNIKASI PUBLIK PADA MASA PANDEMI
Diawal tahun 2020 , Dunia diguncang dengan pandemi covid 19 yang terjadi lebih dari setahun yang lalu sejak kasus covid pertama di Indonesia pada bulan Maret 2020 . Virus ini menyebar dengan sangat cepat , jumlah rakyat di Indonesia yang terkomfirmasi pada Juli 2020 adalah sebanyak 88.214 serta 4.239 yang terkonfirmasi meninggal akibat virus ini . Dengan adanya pandemi ini sangat berdampak kepada berbagai aspek kehidupan seperti pemerintahan , ekonomi dan Pendidikan. Ekonomi dunia bekum pernah serendah ini dan tingkah kemiskinan juga meningkat . Pemerintah memperkenalkan berbagai langkah pengendalian Pandemi. Namun penerapan protokol kesehatan secara umum masih belum berjalan dengan baik. Misalnya, tingkat pemenuhan penggunaan masker ganda dan menjaga jarak Anda masih belum terjalankan dengan baik dibandingkan kepatuhan mencuci tangan dengan sabun atau dengan hand sanitizer . Situasi ini menunjukkan ketidakefektifan komunikasi untuk mendukung administrasi publik manajemen pandemi, meskipun komunikasi publik adalah cara untuk membangun pemahaman rakyat dengan risiko , apa yang harus dikelola dan perilaku apa yang harus dilakukan dipraktikkan selama pandemi. Selain itu, komunikasi publik berperan dalam membangun kepercayaan masyarakat , kebijakan pemerintah dan kemampuan untuk mengelola Pandemi dan mencegah perhatian publik.
Selama berjalannya pandemi covid 19 banyak hal yang bertentangan antara para figur pemerintah , contohnya Pemerintah Jakarta mengembalikan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan bukan lagi PSBB transisi muali pada 14-25 september 2020 , keputusan ini sudah dipertimbangkan resikonya dari satuan tugas penanganan covid 19 . Keputusan yang dibuat menghasilkan kritik negatif karena akan menurunkan ekonomi (Arief dan Prakoso, 2020) , mengambil keputusan tanpa perundingan dan tidak sesuai dengan pemerintah pusat . Ketidakselasaran pendapat antara figur pemerintah juga terjadi di masyarakat , istilah istilah baru yang menjadi popular menjadi sering bermunculan dengan diberlakukannya berbagai kebijakan dan peningkatan kasus . Pengunaan beberapa istilah terkait pandemi menunjukan pengembangan pengetahuan dan adaptasi kita dengan situasi pandemi , namun kita tidak dapat menyangkal bahwa kita sering bingung dengan istilah istilah baru yang bermunculan . Kita juga dihadapkan dengan infodemik dengan banyaknya berita yang tidak benar ( hoax ) terutama sekarang berita dan informasi dapat menyebar secara cepat , jika kita tidak bisa mengerti istilah istilah baru dan bisa membedakan mana berita yang benar dan tidak akan sulit untuk kita memahami resiko tinggi penularan virus covid ini . Pemerintah dan rakyat telah melakukan semua yang kita bisa untuk melakukan sosialisasi tentang pandemi ini , namun tidak semua bisa mengakses informasi ini , untuk mengatasi kesenjangan akses ini sosialisasi rutin menjadi hal yang penting , warga kita juga diharuskan untuk melakukan sosialisasi ini sampai ke unit yang terkecil dalam masyarakat . dalam melakukan komunikasi pada publik para figur pemerintah diharuskan untuk menyadari sikap mereka dan menyaring kata kata mereka karena apapun yang mereka bicarakan baik itu disengaja atau tidak akan menjadi persepsi di masyarakat , untuk mencegah hal tersebut maka para figur pemerintah harus mempunyai satu persepsi , setiap dari figur pemerintah harus menyadari bahwa mereka harus berhari hati dalam menyampaikan kebijakan . Situasi pandemi menjadi kesempatan pemerintah sebagai membangun kepercayaan rakyat tetapi apabila tidak berhati hati maka kepercayaan itu akan hilang .
Selama pandemi yang hampir mencapai 2 tahun , berbagai informasi terkait pandemi ini tersebar di seluruh masyarakat ditambah dengan tekonologi yang canggih termasuk keberhasilan akan penurunan kasus covid 19 , informasi tersebut muncul dari pemerintah maupun informasi yang diasumsi dan disebarkan oleh masyarakat kita sendiri . Informasi informasi ini seperti kasus hari ini , angka kematian dan berapa banyak orang yang telah sembuh pada hari ini , dari informasi ini muncul keoptimisme masyarakat dalam menghadapi pandemi , selain kita merasa optimis kepercayaan kita kepada pemerintah dalam mengatasi pandemi ini juga meningkat dengan kita melihat bagaimana pemerintah mengatasi pandemi , akan tetapi dengan adanya informasi seperti ini kita harus tetap sadar bahwa virus ini masih ada dan masih menerapkan protokol kesehatan yang telah diberikan oleh pemerintah. Dengan cara berkomunikasi satu sama lain dengan jujur dan terbuka merupakan salah satu kunci untuk komunikasi yang efektif dan perlu kita gunakan dalam situasi di tengah tengah pandemi ini . Kita sebagai masyarakat juga harus siap siaga menghadapi berita tidak hanya yang positif namun yang negatif juga , Pemerintah juga memberikan informasi bukan hanya yang positif tetapi juga negatif agar kita tetap siaga dan mempatuhi dengan peraturan peraturan yang ada.
Referensi :
muktiyo, widodo. (2020, July 30). Komunikasi Publik Pemerintah di Masa Pandemi covid-19. UIupdate. Retrieved November 29, 2022, from http://uiupdate.ui.ac.id/content/komunikasi-publik-pemerintah-di-masa-pandemi-covid-19
Sulton Mawardi, A. R. T. H. W. S. (2022). Menelaah Berbagai Isu Dalam strategi komunikasi Publik Pada Masa pandemi COVID-19: The SMERU Research Institute. Menelaah Berbagai Isu dalam Strategi Komunikasi Publik pada Masa Pandemi COVID-19 | The SMERU Research Institute. Retrieved November 29, 2022, from https://smeru.or.id/id/publication-id/menelaah-berbagai-isu-dalam-strategi-komunikasi-publik-pada-masa-pandemi-covid-19
Sulton Mawardi, A. R. T. H. W. (2021, November 1). MENELAAH BERBAGAI ISU DALAM STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIK PADA MASA PANDEMI COVID-19. ib01_resiliensi%20(1).pdf. Retrieved November 29, 2022, from https://smeru.or.id/id/file/3603/download?token=oU0MniqY