Konsep penting dalam hubungan interpersonal dikemukakan oleh Miller dan Steinberg (dalam Tubbs dan Moss, 1996). Mereka menyebut hubungan interpersonal sebagai hubungan yang berkualitas tinggi. Manusia sebagai mahluk sosial tidak hidup sendiri dalam kehidupan keseharian. Dalam kehidupan sehari-hari sebagai kelompok masyarakat manusia akan selalu melakukan interaksi dengan orang lain. Komunikasi interpersonal atau disebut juga komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan antara dua hingga tiga orang dengan interaksi secara tatap muka ataupun dengan perantara media dengan umpan balik yang diketahui secara langsung. Komunikasi interpersonal biasanya bersifat diadik yang berlangsung antara dua orang di mana satu orang menjadi komunikator pengirim pesan dan seorang komunikan yang menerima pesan. Komunikasi interpersonal mencakup semua jenis hubungan manusia satu dengan yang lainnya. Deddy Mulyana dalam buku “Ilmu Komunikasi: Suatu pengantar” (2000:73) menjelaskan komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang yang bertatap muka, memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau non-verbal. Interaksi yang melibatkan dua orang atau bahkan lebih tentunya akan menimbulkan pesan yang berbeda antara pemberi pesan dengan penerima pesan.

Dalam bukunya, Rakhmat (2008:48) menyebutkan empat bentuk komunikasi yang terdiri dari komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Secara singkat komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri saat menerima stimuli dari lingkungan. Sedangkan komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran makna orang-orang yang saling berkomunikasi. Komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang dilakukan oleh tiga orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama, seperti memecahkan masalah dan saling berbagi pesan. Komunikasi massa dilihat sebagai sistem yang memiliki pola interaksi dan saling ketergantungan yang teratur dan berpola.

Awal mula proses komunikasi diciptakan dari aktivitas internal pada diri komunikator yang disebut dengan encoding. Encoding disusun berdasarkan aturan tata bahasa dan karakteristik komunikan agar pesan bisa tersampaikan. Selanjutnya komunikan menerima pesan yang disampaikan komunikator yang disebut dengan decoding. Hasil dari komunikan yang menerima pesan adalah respon yang telah diputuskan oleh komunikan untuk dijadikan sebagai sebuah tanggapan balik terhadap pesan yang diterima. Respon yang diberikan bisa bersifat positif, negative, ataupun netral. Secara konstektual, komunikasi interpersonal dijabarkan sebagai proses pertukaran pesan yang dilakukan antara dua hingga tiga orang. Namun, memberikan definisi konstektual saja tidak cukup untuk menggambarkan komunikasi interpersonal karena setiap interaksi antara satu individu dengan individu lain berbeda-beda. Arni Muhammad (2005:159) menyatakan bahwa “komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya”

Karakterstik kehidupan sosial mewajibkan setiap individu untuk membangun sebuah relasi dengan yang lain. Sehingga akan terjalin sebuah ikatan perasaan yang bersifat timbal balik dalam suatu pola hubungan yang dinamakan hubungan interpersonal. Singkatnya, hubungan interpersonal merupakan proses interaksi antarindividu  yang saling bergantungan dalam segala bidang. Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi setiap orang dalam hidup bermasyarakat.  Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk sebaliknya tanpa masyarakat manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi. Seiring berjalanya waktu, kemampuan komunikasi interpersonal antarindividu dapat berkembang dengan sendirinya.

Referensi:

  • Furqon, C. (2003). Hakikat komunikasi organisasi. Hakikat Komunikasi Organisasi,
  • Gudykunst, B. William, & Nishida Tsukasa. (2001). Anxiety, Uncertainty, and Perceived Effectiveness of Communication Across Relationships and Cultures. International Journal of Intercultural Relations.
  • Harapan , E., & Ahmad, S. (2016). Komunikasi AntarPribadi : Perilaku Insani dalam Organisasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
  • Johnson, D. W. (1981). Reaching Out Interpersonal Effectiveness and Self-Actualization.
  • Englewood Cliffs. Prentice Hall . Kania, N. K. (2014). Komunikasi AntarPribadi : Konsep dan Teori Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  • Mulyana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  • Rakhmat, Jalaludin. (2008). Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.