Hallo teman teman semua. Slamat siang. Salam hangat dari aku farhan, semoga hari kalian selalu bahagia ya. Ngomong ngomong tentang bahagia kali ini aku akan membahas tentang salah satuhal yang bisa membuat kamu bahagia yaitu musik. Tidak mungkin rasanya jika sebagian besar dari kalian tidak suka mendengarkan musik. bahkan music mungkin menjadi hal penting dalam hidup kalian. Dalam dua  tahun ini setiap saya membuka top trending music pada youtube, genre music POP dangdut hampir selalu menempati trending satu seperti deny caknan dengan lagu los dol, ndarboy genk dengan lagu mendung tanpo udan, hapy asmara dengan lagu satru. Dan masih banyak lagi lagu lagu dengan genre POP dangdut yang mungkin sudah tidak asing di telinga kita karna juga sering di putar di tempat tempat umum seperti SPBU, pasar swalayan, pertokoan.

Menurut Mathew Cohen (2006), seorang peneliti seni pertunjukan indonesia mencatat, orkes keliling merupakan asalmuasal atau leluhur dari musik dangdut. Pada masa lalu, citra dangdut dianggap sebagai musik yang tidak pantas sehingga Penikmat musik dangdut identik dengan kalangan ekonomi menengah ke bawah. Ketika pertunjukan dangdut menyudutkan pandangan masyarakat bahwa dangdut berdampingan dengan biduan, goyangan badan, minuman keras, dan pergaulan yang tidak sehat sehat. Itulah sebab musik dangdut dianggap sebagai musik yang tidak pantas pada jaman dahulu. Namun  pada jaman sekarang penikmat musik dangdut sudah mulai merata baik dari kalangan ekonomi menengah ke bawah sampai menengah ke atas, bahkan dari segala kalangan usia menerimanya karena musik dangdut sudah di campur dengan genre musik POP sehingga target pasar musik dangdut semakin meluas dan menjadi genre baru yaitu POP dangdut

Musik POP dangdut juga sama seperti genre musik yang lainya yaitu memiliki lirik yang menggambarkan perasaan hati, baik jatuh cinta ataupun patah hati. Sehingga mudah membawa para pendengarnya masuk ke dalam alur cerita lagu tersebut. Tak heran banyak acara acar tv menggunakan dangdut sebagai konten utama dalam menarik  minat masyarakat. Biasanya dibungkus dengan tema perlombaan seperti KDI, Dangdut Academy, rising star dangdut indonesia, dan masih banyak lagi

Dalam perkembanganya musik dangdut dari tahun ketahun berusaha bangkit dan terus berkreasi ditengah kemajuan teknologi. Ditambah lagi dengan banyaknya sosial media dan platform musik yang bermunculan seperti youtube, tiktok, spotify, joox, aple music, dan lain lain. Di tahun 2019 menuju 2020 musik POP dangdut sedang naik naiknya di awali dari karya sang maestro alm. Didi Kempot dengan judul lagu kalung emas, stasiun balapan, cidro dan yaing paling populer adalah lagu pamer bojo sehingga beliau di juluki sebagai “THE GODFATHER OF BROKEN HEART”. Namun puncak karirnya terhenti   karena beliau meninggal pada tanggal 5 Mei 2020 di saat sedang naik naiknya nama beliau di kalangan musik indonesia. Setelah kepergian sang maestro muncul pemusik asal kabupaten Ngawi yaitu Deny Caknan dengan judul lagu kartonyono medot janji yang menambah warna baru dalam musik POP dangdut.. Mulai dari situ banyak artis artis pendatang dari daerah yang juga merilis single dengan genre POP dangdut.

Pada rilisan lagu akhir akhir ini lirik lirik yang digunakan pada musik POP dangdut sudah mulai moderen karna tidak hanya menggunakan bahasa jawa saja namun dicampur juga dengan bahasa Indonesia. Sehingga orang diluar pulau jawa yang tidak begitu mengerti bisa mudah memahami maksut dari lirik lagu tersebut. Contoh seperti lagu Widodari, sugeng dalu, dan masih banyak lagi lagu lagu lainya.

Sekarang tinggal para generasi muda yang memilih apakah tetap berdampingan dengan musik pop atau musik pop dangdut. Semua kembali kepada pribadi masing masing. Apapun genre musik yang kalian sukai yang penting tidak saling menjelek jelekan. Setiap orang mempunyai hak merka sendiri untuk suka terhadap musik dengan genre apapun. Semoga kedepanya semakin bnyakngenerasi muda yang kreatif sehingga banyak lagi  genre genre baru yang bermunculan dan menambah warna baru dalam industri musik Indonesia

 

Sumber refernsi : https://dikom.fisipol.ugm.ac.id/tren-musik-dangdut-di-masa-kini-bertahan-tak-ingin-hilang-tergerus-waktu/