Indonesia merupakan negara dengan sekumpulan beragam jenis keindahan alam dengan daya tarik budaya yang amat mempesona, keberagaman budaya tersebut presentasikan melalui keberagaman pentas kesenian. Kesenian merupakan bentuk pengungkapan perasaan serta pikiran maupun gagasan manusia, semakin berkembangnya era, seiring juga dengan berkembangnya keberagaman hasil kesenian yang diciptakan oleh manusia, demikian juga dengan bentuk-bentuk jenis karya seni. Hal ini tentunya merupakan salah satu tanggung jawab bangsa Indonesia selaku negara yang besar untuk dapat memelihara kekayaan budaya yang terdapat di daerah-daerah serta menjaga kearifan lokal dengan baik.

Dengan keanekaragaman budaya serta kearifan lokal yang dimiliki oleh Indonesia, maka tak khayal jika hal ini memberikan nilai tambah bagi bangsa Indonesia di mata dunia terhadap sektor pariwisata. Sehingga kemudian pembangunan pada sektor pariwisata lalu menjadi aspek yang diprioritaskan dalam program pembangunan nasional disebabkan oleh kontribusinya yang telah mengambil peranan besar dalam menyumbang pendapatan pada aspek ekonomi melalui pendapatan devisa, penyerapan tenaga kerja dan masih banyak lagi. Tidak hanya mengandalkan pariwisata yang menyuguhkan keindahan alam, namun Indonesia juga berhasil menyajikan pariwisata budaya kepada para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Suatu seni yang terdapat di bidang kebudayaan dapat dikatakan demikian apabila memiliki keterkaitan yang erat dengan nilai-nilai budaya seperti adat istiadat ataupun kepercayaan setempat. Selain itu yang lain budaya yang terdapat dalam suatu kesenian juga dapat meliputi tingkah laku masyarakat setempat, sehingga dengan demikian sistem nilai budaya umumnya memiliki fungsi sebagai pedoman tertinggi dalam mengatur segala bentuk tingkah laku masyarakat pendukung kebudayaan.

Bangsa Indonesia sendiri sudah sejak dahulu dikenal sebagai bangsa yang memiliki keindahan maupun kekayaan alam serta keragaman etnik, sehingga hal ini menjadikan bangsa-bangsa lain memiliki ketertarikan terhadap bangsa Indonesia. Maka dari itu beberapa dari bangsa asing tersebut pernah menuliskan literatur literatur mengenai Indonesia dan menggambarkan keelokan serta keindahan Indonesia. Sekarang ini kita selaku warga milenial seharusnya lebih memahami dan menyadari bahwa Indonesia mempunyai begitu banyak peluang maupun potensi yang dapat dijadikan sebagai destinasi wisata budaya tanda kamu tentunya hal ini merupakan peluang sebab tidak semua negara diberkati oleh keragaman budaya maupun kearifan lokal sebagaimana yang dimiliki oleh Indonesia.

Di era globalisasi seperti sekarang ini sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa perkembangan teknologi maju dari waktu ke waktu hal ini tentunya dapat dilihat melalui banyaknya inovasi yang telah hadir dan dikembangkan saat ini. Perkembangan teknologi terus mengalami revolusi hingga saat ini dan berkembang dengan drastis, sehingga sudah seyogyanya dengan kehadiran globalisasi pemerintah pusat maupun daerah harus lebih tangga dan dapat dengan mudah untuk mempromosikan keunikan budaya serta kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia sebagai destinasi wisata budaya.

Sayangnya keberadaan pariwisata kerap di nilai sebagai faktor yang dapat merusak kebudayaan, pihak-pihak yang menentang keberadaan pariwisata berbasis budaya beranggapan bahwa dengan datangnya wisatawan atau pengunjung ke suatu daerah dapat memberikan kerusakan terhadap keutuhan hayati serta keaslian dari sebuah produk budaya. Dengan adanya kegiatan pariwisata maka hal ini mengakibatkan adanya pergeseran atau modifikasi terhadap kebudayaan lokal yang dianggap sebagai kebutuhan pariwisata. Kebudayaan lokal dapat dimodifikasi agar memiliki nilai jual kepada para pengunjung sehingga kemudian mengakibatkan lunturnya kemurnian nilai-nilai budaya.

Melalui pengangkatan keunikan budaya serta kearifan lokal dengan cara yang bijak tentunya hal yang diharapkan ialah terjadinya penguatan terhadap kebudayaan serta kearifan lokal itu sendiri karena, bukan justru malah merusak atau melunturkan. Suatu kegiatan pariwisata akan mengalami perkembangan dan kemajuan apabila pengelolaannya dilakukan dengan baik dan berkelanjutan, dalam mengelola sebuah pariwisata maka sudah semestinya terdapat kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian penyelenggaraan, serta pengawasan. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya diatur oleh pemerintah setempat.

Penerapan kegiatan pariwisata dengan berbasis budaya di Indonesia telah dilakukan oleh sekian provinsi, apabila disebutkan daerah destinasi wisata budaya yang terdapat di Indonesia maka nama yang sudah tidak asing dan seringkali tersebut ialah provinsi Bali. Dimana provinsi ini telah sukses melakukan usaha konservasi kebudayaan tradisional pada sektor pariwisata mereka serta berhasil dalam melakukan penguatan terhadap konservasi, reformasi dan penciptaan kembali berbagai tradisi mereka dan tentunya semua hal tersebut dilakukan dengan selaras.

Bali tidak hanya memikat para wisatawan melalui penampakan alamnya yang menawan, namun juga melalui wisata berbasis budaya yang menjadi unsur penting untuk dikenalkan dan dinikmati oleh wisatawan, unsur-unsur budaya yang melekat pada wisata budaya di Bali ialah terkait kesenian, tempat-tempat bersejarah, kerajinan tangan, arsitektur, religi, serta hal-hal yang berbau tradisional dan menjadi ciri khas bagi Bali sekaligus daya tarik utama yang menjadi alasan bagi para wisatawan untuk datang ke Bali. Apabila diamati dengan saksama, maka wisata berbasis kebudayaan di Bali tentunya tidak hanya berorientasi pada kegiatan rekreasi semata, namun juga sangat diperkenankan bagi para wisatawan untuk mempelajari lebih lanjut mengenai berbagai jenis kebudayaan yang terdapat di Bali, selain itu para wisatawan juga diperkenankan untuk mempraktekkan kesenian lokal seperti memainkan gamelan dan kesenian tari.

Dari berbagai jenis kebudayaan yang ditawarkan oleh wisata berbasis budaya di Bali, terdapat beberapa tempat wisata budaya yang namanya populer dan tentunya seringkali dimasukkan ke dalam daftar agenda kunjungan oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara. Beberapa tujuan wisata budaya tersebut antara lain Pura Ulun Danu Beratan yang menjadi tempat peribadatan bagi umat Hindu Bali, Pura luhur Uluwatu yang terletak di ujung bukit karang pada ketinggian kurang lebih 100 meter dan tepat berbatasan dengan laut, kampung langit yang menonjolkan kebudayaan kebudayaan serta kesenian lokal dan memperkenankan para wisatawan atau pengunjung yang hadir untuk turut menjelajah serta mencoba dan belajar kebudayaan Bali secara langsung sehingga tempat ini inilah yang sangat mengedukasi para pengunjungnya, dan yang terakhir ialah tari kecak Bali yang sudah mendunia dan merupakan salah satu ikon dari Bali itu sendiri.

Meskipun keunikan budaya serta kearifan lokal tidak hanya terdapat di Bali namun juga terdapat di berbagai wilayah di Indonesia, namun nahasnya seringkali wisatawan asing justru sering menganggap bahwa Bali bukanlah bagian wilayah dari negara Indonesia namun sebuah negara yang berdiri sendiri. Hal ini dapat dilihat dari sisi negatif maupun positif, apabila ditilik dari sisi positif maka sudah tidak diragukan lagi bahwa pemerintah daerah Bali telah sukses dan berhasil dalam membangun brand awareness terhadap provinsi Bali melalui sektor pariwisata mereka, khususnya wisata berbasis budaya yang dimiliki oleh Bali.

Namun apabila meninjau dari sisi negatifnya, maka dapat dikatakan bahwa pemerintah pusat masih belum optimal dalam memperhatikan potensi-potensi wisata yang terdapat di daerah lain, sehingga menjadikan Bali sebagai satu-satunya daerah yang memiliki daya tarik wisata yang cukup menarik bagi para wisatawan asing. Maka dari itu diperlukan perhatian lebih terhadap potensi dari destinasi-destinasi wisata budaya lain, tidak hanya Bali. Strategi yang perlu dilakukan agar kita tidak selalu berada dalam kebudayaan yang terombang-ambing disebabkan oleh proses globalisasi adalah dengan meningkatkan kemampuan dalam melestarikan serta memaksimalkan nilai-nilai budaya dalam proses kreatif yang kemudian dapat menjadi cara untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa melalui bidang pariwisata.

 

 

REFERENSI

Netrirosa, Arifni. 2005. Pemeliharaan Kehidupan Budaya Kesenian Tradisional Dalam Pembangunan Nasional. Jurnal USU Repository, hal 1-8.

Maulida, Annisa. 2017. Pengembangan Media Monopoli Peta Budaya Berbasis Pengetahuan Budaya Banyumasan Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah Dasar. SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Ranjabar, Jacobus. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia : Suatu Pengantar. Bogor: PT. Ghalia Indonesia.