STOP SEXUAL HARRASMENT: LAWAN SEGALA BENTUK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
Di Indonesia, kasus pelecehan seksual selalu terjadi dan pastinya meresahkan, hal ini diakibatkan dengan kuranganya kesadaran dan juga edukasi menjadi salah satu penyebab terjadinya pelecehan seksual ini terjadi di indonesia.
Pelecehan seksual terjadi dengan tindakan yang bermacam – macam dari tindakan pemerkosaan, intimidasi, catcalling, prostitusi paksa, perbudakan seksual dan masih banyak tindakan lainnya yang sering terjadi kepada perempuan. Terlebih juga dengan adanya budaya menyalakan korban yang membuat penyintas tindak pelecehan seksual memilih untuk diam dan memendam pengalaman pahitnya itu sendirian.
Menyadari hal ini #Perempuan berdikari berupaya mengedukasi dan juga mensosialisasikan kepada masyarakat tentang solusi terhadap pelecehan seksual karena adanyabudaya menyalahkan korban membuat korban hanya diam dan tanpa bisa berbuat apa – apa.
Perempuan Berdikari adalah sebuah social campaign dari mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang merangkum tentang kesadaran masyarakat terhadap kekerasan seksual di kalangan wanita dan anak.
Tujuan utama campaign adalah membangun rasa percaya diri kepada setiap wanita agar tidak takut lagi melawan kekerasan yang sering terjadi di mana saja dan berani untuk mengungkapkan, Event ini juga diharapkan untuk membuka wawasan para peserta terkait hal – hal seputar bahaya dari kasus pelecehan tersebut.
Kelas Event Management LA 51 yang diampuh Dosen Dr. Lidya Wati Evelina, MM berkolaborasi dengan Elsa Yulianti LMND-DN Perempuan Feminis dan Adinda Yasmin Founder Layanakama mengusung Tagline Stop Sexual Harrasment Socializing and Educating, #PerempuanBerdikari mengadakan webinar pada Sabtu, 8 Januari 2021.
Acara yang diketuai Raynaldo Setiawan yang merangkap sebagai moderator ini berlangsung selama 1,5 jam. Dihadiri hampir 200 peserta dari Dosen dan mahasiswa Binus, dosen dan mahasiswa luar Binus, diantaranya dari Univ. Kristen Petra Surabaya, Univ. Pancasila, Univ. Indonesia, Univ. Diponegoro Semarang, Univ. Padjajaran Bandung, Univ. Bandar Lampung, Univ. Institut Teknologi Sumatera.
Mereka sangat antusias dibuktikan banyaknya pertanyaan peserta. Dalam acara tersebut diberikan juga quiz yang berhubungan dengan edukasi sexual harassment yang dibawakan oleh Christabel Nauli sebagai MC.
Sumber: Dokumen Panitia Webinar Perempuan Berdikari (2022)
Dalam Kampanye ini juga membicarakan tentang kasus pelecehan yang terus meningkat di setiap tahun, menurut Elsa Yulianti “Komnas Perempuan mencatat sekitar ada 299.911 kasus tentang kekerasan terhadap perempuan pada tahun 2020”, jenis kekerasan yang paling sering terjadi ialah kasus KDRT dan relasi personal yaitu sebanyak 79% (6.480 Kasus).
Diantaranya terdapat kekerasan terhadap istri (KTI) menempati peringkat pertama 3.221 Kasus (49%), disusul dengan kekerasan dalam pacaran 1.309 kasus (20%) yang menempati posisi kedua. Posisi ketiga adalah kekerasan terhadap anak perempuan sebanyak 954 kasus (14%). Sisanya adalah kekerasan oleh mantan suami, mantan pacar, serta kekerasan terhadap pekerja rumah tangga.
“Kasus–kasus tertinggi dalam kekerasan seksual ada pola yang baru, diantaranya meningkatnya angka dispensasi pernikahan (Perkawinan Anak) sebesar 3 kali lipat yang tidak terpengaruh oleh situasi pandemic, yaitu dari 23.126 kasus di tahun 2019, naik menjadi 64.211 kasus di tahun 2020, sehingga ada kenaikan 3x lipat, “ungkap Elsa Yulianti salah satu pembicara webinar ini.
Salah satu cara menghindari kekerasan sexual tersebut menurut Elsa Yulianti sebagai aktivis perempuan diharapkan negara memberikan fasilitas yang aman dan nyaman bagi para perempuan. Begitupun juga penerapan sosialisasi edukasi mengenai kekerasan Seksual.
Dari sudut pandangan psikolog Adinda Yasmin, kekerasan seksual juga menyakiti seseorang secara mental. Akibatnya sama fatal dengan kekerasan fisik. Cara mengatasinya mencari support system dan jika diperlukan menggunakan professional help seperti psikolog dan psikiater. Dari data di atas bisa dikatakan tindakan kekerasan seksual tidak hanya sering terjadi kepada perempuan saja tetapi juga terjadi kepada anak anak. Dan mirisnya lagi di tahun 2020 semakin lebih banyak.
Tujuan webinar ini ialah ingin memberikan edukasi dan juga kesadaran kepada kita semua untuk bisa berani melawan kekerasan dan juga membantu orang yang pernah mengalami kekerasan. Dengan adanya webinar ini, diharapkan masyarakat lebih sadar dan berani melawan kekerasan seksual dan juga membela hak hak perempuan serta merangkul orang – orang yang telah mengalami pelecehan seksual (Delvin/Lidya Wati Evelina).
Hidup Perempuan, Hidup Perempuan, Hidup perempuan.