Di era millennial ini, siapa yang tidak tahu Visual Jockey? Instalasi di berbagai Art Exhibition? Atau gambar-gambar digital? Bukan lagi hal yang jarang. Tentu pertunjukan seni dengan instalasi-instalasi karya visual telah menjamur dimana-mana. Apalagi menjadi seorang Visual Jockey atau Visual Artist, sudah banyak diminati dan digandrungi anak-anak muda generasi millennial ini. Bagaimana tidak? Ditengah zaman yang serba teknologi ini membuat para generasi muda sangat bersahabat dengan teknologi-teknologi canggih. Dengan kreatifitas yang gila nan hebat, mereka dapat membuat karya visual dengan berbagai bentuk lewat teknologi. That’s why, menjadi VJ di era millennial seperti ini sangat diminati. Bahkan beberapa VJ muda bangsa sudah melebarkan sayapnya di kancah internasional. Apalagi saat ini karya visual telah memiliki wadah untuk mereka berkembang dan menampilkan karyanya segila mungkin, di art exhibition. Art Exhibition untuk karya visual atau bisa dibilang pameran instalasi new media art yang menampilkan karya-karya seni kontemporer dengan unsur teknologi. Dalam pameran ini Pengunjung dapat menikmati berbagai ekspresi seni melalui media teknologi dan cahaya yang imersif. Hebatnya, antusiasme generasi muda untuk pameran-pameran seperti ini luar biasa tinggi. Salah satu pameran new media art yang sudah ada yaitu Wave Of Tomorrow.

Di waktu dulu, seorang Visual jockey adalah job yang hanya mengiringi seorang Disc jockey (DJ) didalam jalan nya sebuah acara pertunjukan musik. Melakukan simulasi visual yang bergerak dibelakang seorang Disc jockey yang di applikasikan dengan layar LED, seiring berjalan nya waktu kebutuhan visual art tidak hanya dibutuhkan di acara-acara musik saja, sudah mulai banyak art exhibition, showcase, dan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia sudah banyak yang mulai mencari seorang visual artist untuk mengerjakan motion graphic, photo shoot dan instalasi.

“Visual itu tidak semudah itu kaya lo masukin video ke laptop terus lo stok gambar aja, sama aja kaya Dj yang cuman replay lagu orang aja. Dia akan sangat lebih berkualitas ketika dia produce karya sendiri.”, ujar Adi Blak dari Vulture Studio. Seorang VJ atau Visual Artist harus mampu memproduksi karya visual nya sendiri. Dari apa yang mereka produksi yang mana merupakan hasil dari ide-ide gila mereka dan membuat karya yang belum pernah di buat oleh orang lain, akan menghasilkan suatu karya visual yang khas dengan gaya signature mereka sendiri. Khususnya dalam acara art exhibition yang menuntut adanya orisinalitas sebuah karya visual dalam instalasinya. Bukan hanya ide-ide rumit nan gila, dalam proses penciptaannya pun begitu rumit dan melalui proses panjang yang memakan waktu cukup lama.

Profesi seperti seorang Visual jockey atau Visual Artist memang tidak umum di ketahui orang orang banyak. Mungkin orang pada umum nya jika mendengar kata Visual Artist, mereka akan berfikir itu adalah pekerjaan seni seperti pelukis, padahal di era yang sudah serba digital ini pengaplikasian seni sudah tidak hanya di selembar kertas atau kanvas yang dilukis dengan tinta dan cat.

Buat jadi seorang Visual Jockey atau Visual Artist di zaman yang sudah serba digital ini kita tidak diwajibkan untuk jago menggambar walaupun kemampuan menggambar memang dapat membantu pekerjaan dibidang ini. Dan untuk yang mau belajar tentang digital art  sekarang juga sudah lumayan banyak tempat kursusnya. Beberapa diantaranya seperti Enspire School of Digital Art, Hellomotion Academy, Digital Studio, S.A.E Institute dan Karisma Academy. Buat anak-anak yang sangat menyukai film dan video games mungkin cocok banget nih untuk lebih eksplor mengenai profesi sebagai Visual Jockey atau Visual Artist dan tentu nya harus rajin untuk menggali hal-hal baru yang dapat menembus batas kreatifitas hingga bisa membuat orang-orang menggeleng geleng kan kepala.

Visual Artist atau Visual Jockey sebagai mata pencaharian, merupakan sebuah pekerjaan yang dapat dicoba. Karena kalau dilihat dari penghasilan seorang Visual Artist atau Visual Jockey, penghasilan yang mereka dapatkan bisa dibilang cukup tinggi. Karena dengan ide-ide hebat serta kemampuan yang hebat pula akan dihargai dengan bayaran yang tinggi juga. Dari modal jutaan sampai miliyaran rupiah per proyek yang bisa diraih. Tapi proyek dengan harga yang tinggi juga melewati proses yang sangat panjang dan membutuhkan banyak nya skill untuk bisa mendapatkan nya. mulai dari memproduksi  proyek visual dikantor hingga mengikuti show artis-artis keberbagai kota dan negara.

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa Video jockey sudah merintis karir nya hingga di ranah Internasional. Salah satunya yang sudah berhasil adalah Isha hening. VJ Isha Hening sudah berkolaborasi dengan para DJ international di acara Djakarta Warehouse Project setiap tahun nya seperti Kaskade, Dj snake, Armin Van Buuren, Showtek sampai Steve Aoki. Bahkan selain Isha Hening yang sudah menjadi senior didunia Visual Jockey Indonesia atau dari era yang lebih muda sudah ada juga yang sudah go international dan sudah menjadi andalan DJ luar negri seperti Yellow claw, yaitu adalah IZZY dengan nama panggung VGNC. Seorang anak muda Indonesia yang sudah menjadi official Visual dari Yellow claw.

‘Seni itu tentang ekspresi dan bahasa rasa. Karena murni rasa gak pernah bisa dihadirkan atau diwakilkan secara utuh secara verbal words dan tulisan!’

(Raditya Cahya Otentio /2101704003)