Satu tahun terakhir wabah Covid-19 di Indonesia membuat kita semua harus beraktifitas lebih banyak dari rumah. Tentunya hal tersebut membuat banyak orang menjadi resah karena mereka merasa hak kebebasannya seakan di renggut. Perasaan seperti itulah yang dirasakan oleh kaum wanita Indonesia pada jaman dahulu. Perempuan selalu diidentikan dengan dapur, pendidikan yang tinggi dan jenjang karier hanyalah tabu.

Lalu pada tanggal 21 April 1879 lahirlah salah seorang wanita hebat di Indonesia bernama Kartini. Seorang keturunan bangsawan bergelar Raden Ajeng yang membuatnya berhak memperoleh pendidikan pada zamannya. Ketertarikannya dalam membaca kemudian mengantarkannya menjadi seorang wanita dengan pengetahuan yang luas dan memiliki pemikiran yang lebih maju. Berbicara tentang Kartini, kita selalu terngiang akan perjuanganya dalam menjunjung tinggi hak wanita dalam kesetaraan gender Perjuangan R.A Kartini membuahkan hasil yang kerap kita sebut “Emansipasi Wanita”. Untuk menghormati jasa beliau yang begitu berdampak besar dalam perubahan kehidupan wanita Indonesia, maka tanggal lahir beliau yaitu 21 April menjadi hari Kartini yang kita peringati setiap tahunnya.

Sebagai generasi milenial hari Kartini mempunyai makna tersendiri, salah satunya adalah perempuan bebas kerkreasi dan berekspresi di media sosial. Di era yang sudah serba digital ini media sosial merupakan asupan hiburan sehari-hari di tengah penatnya aktifitas. Bahkan saat ini tak sedikit wanita menjadikan sosial media sebagai ladang mata pencaharian mereka melalui konten-konten menarik dan kreatif yang mereka buat. Dari konten-konten tersebut munculah audien yang membuat engagement sosial media mereka meningkat sehingga menimbulkan brand awareness. Berbagai brand kecil hingga besar tertarik membuat kerjasama marketing atau yang lebih sering kita sebut endorsement. Dari hasil penghasilan endorsement inilah yang menjadi sumber mata pencaharian mereka. Tak jarang perempuan muda Indonesia saat ini banyak yang sudah dapat menghidupi finansial dirinya sendiri. Berawal dari kreatifitas menciptakan konten berubah menjadi sebuah pekerjaan yang sesuai dengan minat. Kebebasan bukan hanya sebatas fisik melainkan emosional, pemikiran, dan juga kreatifitas yang berpotensi kita kembangkan.