Strategi Marketing di Tengah Pandemi
Di tengah pandemi seperti saat ini, hampir setiap jenis usaha merasa dirugikan karena mengalami penurunan dari sisi keuntungan ataupun profit. Hal tersebut terjadi karena banyaknya faktor yang menyebabkan perubahan dari setiap aspek kehidupan masyarakat, yang tentunya mempengaruhi pola dan kebiasaan yang telah terbentuk berubah menjadi satu lembaran kosong yang pelan-pelan terisi dengan coretan abstrak, dan setiap elemen yang ada di dalamnya harus kembali mengisi lembaran tersebut dengan pola yang baru, salah satunya adalah perusahaan yang harus berpikir keras untuk mempertahankan kelancaran usahanya. Di sisi lain, internet sebagai media yang melampaui batas-batas ruang dan waktu nampaknya menjadi pelipur lara bagi perusahaan untuk dapat tetap melaju melalui sinyal satelit, banyak perusahaan yang memanfaatkan momen pandemi ini sebagai momen untuk memperkuat branding perusahaan. Situasi pandemi yang memaksa masyarakat untuk #dirumahaja dan work from home memaksa masyarakat untuk lebih aktif menggunakan internet, baik untuk pekerjaan ataupun sekedar menonton #videocallhalu yang dibuat oleh Aurelie.
Bagi perusahaan, hal ini adalah kesempatan yang baik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap brand dari perusahaan tersebut, seperti yang Asteria Elanda katakan saat menjadi pembicara di seminar online “Making The Business Case in Social Media” yang diselenggarakan oleh Binus University pada tanggal 18 Mei 2020 kemarin. “Kalau orang di masa covid ini diam saja, itu salah besar, yang harus dilakukan adalah bergerak.” Asteria Elanda adalah seorangPublic Relationsdan Business Communication Manager di MRA Media, perusahaan media raksasa yang memiliki lebih dari 20 media, terdiri dari radio dan magazine. Asteria memberikan edukasi tentang betapa pentingnya branding di masa-masa pandemi saat ini, ia juga menceritakan tentang perjuangannya dalam mem-brandinganak-anak perusahaannya, salah satunya adalah Harper’s Bazaar yang beberapa kali mengadakan program live Instagram berkolaborasi dengan orang yang memiliki pengaruh, contohnya Luna Maya yang membicarakan pengalamannya berjuang di dunia hiburan.
Hal yang harus dilakukan perusahaan di masa pandemi ini adalah membuat media sosialnya sibuk dengan berbagai macam konten, program, kegiatan, atau apapun yang dapat meningkatkan engagement, terlebih lagi salesatau penjualan. Membuat konten ataupun program dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti yang dilakukan oleh Harper’s Bazaar yaitu kolaborasi. Asteria mengatakan dengan berkolaborasi kita dapat menaikkan awarenessmasyarakat terhadap brand yang kita miliki, ditambah lagi, dengan berkolaborasi kita dapat menghemat anggaran branding. Perusahaan dan pihak lain hanya perlu bertukar nilai dalam kegiatan kolaborasi tersebut, nilai-nilai itu bisa berupa informasi, pengikut, awareness, dan lain sebagainya. Atau bahkan bekerja sama dengan influencer untuk membuat konten, seperti yang dilakukan oleh Chocolatos dalam konten serial #videocallhalu yang dibuat oleh Aurelie. Walaupun memakan biaya yang tinggi, kerjasama seperti ini dapat menaikkan awareness dalam waktu yang singkat, jika konten yang dibuat cukup menarik dan menghibur. Asteria mengutip kalimat Andrew Davis yaitu “Content builds relationship. Relationship are built on trust. Trust drives revenue.” Membuat konten tanpa melakukan penilaian dan analisis audiens hanyalah kesia-siaan, seperti memancing ikan tanpa mengetahui ikan apa yang sedang dipancing. Mengenal audiens berarti mengetahui apa yang harus dilakukan, agar strategi marketing untuk mem-branding perusahaan dapat maksimal serta mencapai tujuan. Asteria mengatakan, “branding yang bagus bukan hanya memenangkan customer, tapi juga memenangkan karyawan.” Terima kasih Asteria Elanda!
By: M. Chairul Bari
Comments :